Kewajiban Nafkah terhadap Anak Tiri: Perspektif Hukum Islam dan Tanggung Jawab Moral
Ilustrasi Keluarga
Dirgantaraonline,- Mengurus anak tiri merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh banyak orang tua. Peran sebagai orang tua tiri tidak hanya melibatkan penyediaan materi, tetapi juga memerlukan perhatian, kasih sayang, dan waktu untuk anak tiri, setara dengan anak biologis. Dalam pandangan hukum Islam, memberikan nafkah kepada anak tiri adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh orang tua, terutama bagi mereka yang memiliki kewenangan untuk mengurus anak tersebut.
Tanggung Jawab Nafkah dalam Hukum Islam
Hukum Islam menggarisbawahi bahwa kewajiban nafkah tidak hanya berlaku bagi anak biologis, tetapi juga mencakup anak tiri dalam keluarga. Prinsip ini tercermin dalam berbagai ayat Alquran dan hadis. Salah satu ayat yang menegaskan kewajiban ini adalah dalam Surat Al-Baqarah ayat 233:
وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ
Artinya: "Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik." (QS Al-Baqarah: 233).
Ayat ini menekankan pentingnya tanggung jawab seorang kepala keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar anak dan ibu mereka. Dalam konteks keluarga dengan anak tiri, tanggung jawab ini meluas untuk mencakup kebutuhan anak tiri juga.
Pentingnya Memberi Nafkah kepada Anak Tiri
Memberikan nafkah kepada keluarga, termasuk anak tiri, mengandung keutamaan yang besar. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam menegaskan bahwa nafkah yang diberikan kepada keluarga memiliki pahala yang sangat besar. Hal ini tercermin dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim:
دِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في سَبِيْلِ اللهِ وَ دِيْنَارٌ أنْفَتَهُ في رَقَبَةٍ وَ دِيْنَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلىَ مِسْكِيْنٍ وَدِيْنَارٌ أنْفَتَهُ على أهْلِكَ أعْظَمُهَا أجْرًا الَّذِي أنْفَتَهُ على أهْلِكَ
Artinya: "Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk membebaskan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, pahala yang paling besar adalah dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu." (HR Muslim, no. 995).
Hadis ini menggarisbawahi bahwa nafkah kepada keluarga, termasuk anak tiri, memiliki nilai pahala yang tinggi. Orang tua tiri diharapkan memberikan perhatian yang sama kepada anak tirinya sebagaimana kepada anak kandungnya.
Implementasi Nafkah yang Adil dan Layak
Kewajiban menafkahi anak tiri tidak hanya terbatas pada kebutuhan material seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal, tetapi juga mencakup pendidikan dan pengembangan potensi mereka. Seorang suami, sebagai kepala keluarga, harus memperhatikan kebiasaan masyarakat dan kemampuan finansialnya dalam menafkahi istrinya serta anak-anaknya, baik anak kandung maupun anak tiri. Kewajiban ini terutama mendesak jika anak tiri belum mampu bekerja atau tidak memiliki harta yang cukup untuk mencukupi kebutuhannya.
Penting bagi orang tua tiri untuk memastikan bahwa anak tirinya mendapatkan hak yang adil dan layak dalam keluarga. Perhatian, kasih sayang, dan dukungan moral yang diberikan kepada anak tiri dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang beriman, berakhlak, dan berguna bagi masyarakat. Dengan demikian, memenuhi kewajiban nafkah terhadap anak tiri adalah bagian integral dari tanggung jawab moral dan agama seorang kepala keluarga.
Memberikan nafkah kepada anak tiri bukan hanya tuntutan hukum dalam Islam tetapi juga tanggung jawab moral yang harus dipenuhi oleh orang tua tiri. Kewajiban ini mencakup penyediaan kebutuhan dasar dan pendidikan yang layak, serta perhatian dan kasih sayang yang sama seperti yang diberikan kepada anak kandung. Dengan memenuhi kewajiban ini, orang tua tiri dapat memastikan bahwa anak tirinya mendapatkan kesempatan yang adil untuk berkembang dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
(Rini)
#AnakTiri #Islami #Religi