Breaking News

Konflik Berkobar di Perbatasan Selatan Lebanon: Hizbullah dan Israel Saling Serang dengan Intensitas Terbesar

Hizbullah bombardir situs militer Israel dengan roket dan drone. (Reuters)

D'On, Lebanon Selatan,-
Ketegangan di perbatasan selatan Lebanon meningkat drastis setelah Hizbullah meluncurkan serangan besar-besaran ke sembilan lokasi militer Israel pada Kamis, 13 Juni 2024. Serangan ini, yang melibatkan roket dan drone bersenjata, terjadi sebagai pembalasan atas serangan Israel yang menewaskan seorang komandan senior Hizbullah pada hari Selasa sebelumnya.

Menurut laporan dari Reuters, serangan Hizbullah ini dianggap sebagai yang terbesar sejak Oktober 2023, ketika kelompok militan tersebut pertama kali terlibat baku tembak dengan Israel bersamaan dengan pecahnya konflik di Gaza. Sumber keamanan Lebanon mengungkapkan bahwa serangan tersebut melibatkan lebih dari 100 roket Katyusha dan Falaq yang ditembakkan secara bersamaan ke enam lokasi militer Israel.

Tidak hanya itu, Hizbullah juga mengerahkan setidaknya 30 drone penyerang dalam operasi yang menyasar markas komando utara Israel, markas intelijen, dan barak militer. Serangan drone ini merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan Hizbullah dalam konflik yang telah berlangsung selama delapan bulan terakhir.

Dampak dari serangan Hizbullah sangat dirasakan di sisi Israel. Sirene serangan udara meraung di kota-kota utara Israel, termasuk Safed, sekitar 12 km dari perbatasan. Tayangan langsung dari stasiun penyiaran nasional Kan menunjukkan intersepsi roket di udara. Dua orang dilaporkan terluka akibat pecahan peluru dari serangan tersebut, menurut layanan ambulans nasional Israel.

Serangan balasan dari Israel juga tidak kalah sengit. Dalam serangan udara yang dilancarkan pada Jumat, 14 Juni 2024, sebuah bangunan di sebelah timur kota pelabuhan Tyr menjadi sasaran, menyebabkan seorang perempuan sipil tewas dan melukai lebih dari selusin orang, termasuk anak-anak. Data ini dikonfirmasi oleh dua sumber keamanan Lebanon.

Konflik yang telah memanas sejak Oktober tahun lalu kini mencapai titik kritis, dengan Israel menyatakan bahwa mereka telah menewaskan lebih dari 300 pejuang Hizbullah dalam serangan udara di Lebanon. Jumlah ini melebihi korban yang jatuh selama perang besar antara kedua pihak pada tahun 2006. Korban sipil juga meningkat, dengan sekitar 80 orang tewas di Lebanon, sementara serangan dari Lebanon telah menewaskan 18 tentara dan 10 warga sipil Israel.

Ketegangan yang terus memburuk telah menyebabkan puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan mengungsi dari rumah mereka, mencari perlindungan dari kekerasan yang kian membara.

Juru bicara pemerintah Israel, David Mencer, menegaskan posisi negaranya dalam pernyataan terbaru, "Secara diplomatis atau militer, perdamaian akan kembali terjadi di wilayah utara kami. Israel akan mempertahankan diri. Tidak boleh ada keraguan apa pun mengenai hal ini. Situasi ini tidak dapat menjadi kenyataan yang berkelanjutan."

Dengan eskalasi terbaru ini, prospek untuk meredakan ketegangan antara Hizbullah dan Israel tampaknya semakin suram. Para pengamat internasional memperingatkan bahwa jika tidak ada upaya serius untuk menengahi konflik, wilayah ini dapat segera terjerumus ke dalam perang besar lainnya, mengingat sejarah panjang permusuhan antara kedua pihak.

(*)

#Hizbullah #Lebanon #Internasional