Breaking News

Konflik Memanas: Serangan Israel di Lebanon Tewaskan Pemimpin Senior Hizbullah

Serangan terbaru Israel menewaskan empat anggota Hizbullah di Naqoura, Lebanon selatan. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

D'On, Lebanon,-
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah semakin membara. Serangan udara Israel pada Selasa malam menewaskan Taleb Abdallah, seorang komandan senior Hizbullah, dalam sebuah pertemuan di Desa Jouya, Lebanon selatan. Abdallah, yang dikenal dengan nama alias Abu Taleb, adalah pemimpin lapangan yang berpengaruh di sepanjang perbatasan selatan. Tiga anggota Hizbullah lainnya juga tewas dalam serangan tersebut.

Eskalasi Kekerasan

Menurut laporan dari Australian Associated Press, serangan ini merupakan bagian dari kampanye militer Israel yang lebih luas terhadap Hizbullah, yang telah berlangsung selama delapan bulan terakhir. Kematian Abu Taleb menambah daftar panjang korban Hizbullah, dengan lebih dari 300 pejuang tewas akibat serangan udara Israel sejak Oktober 2023.

Hizbullah, yang dikenal sebagai sekutu utama Iran, mengonfirmasi kematian Abu Taleb dalam sebuah pernyataan resmi. Ia disebut sebagai penerus Wissam Tawil, komandan Hizbullah lainnya yang tewas pada Januari lalu. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari militer Israel mengenai insiden ini.

Serangan Fosfor Putih

Sebelumnya, pada Sabtu (8 Juni), serangan udara Israel yang menggunakan fosfor putih di selatan Lebanon mengakibatkan kebakaran hutan yang meluas dan menewaskan dua orang di Aitarun. Fosfor putih, meskipun diizinkan untuk keperluan militer seperti penerangan dan tabir asap, dilarang penggunaannya sebagai senjata kimia karena sifatnya yang sangat berbahaya.

Badan Berita Nasional Lebanon (NNA) melaporkan bahwa serangan tersebut menargetkan sebuah kafe dan mengakibatkan tewasnya pemilik kafe Ali Khalil Hamad (37) dan Mustafa A. Issa, seorang pemuda setempat. Hizbullah membalas dengan menembakkan roket Katyusha ke wilayah Israel, menyebabkan kerusakan di kota-kota perbatasan.

Serangan Balasan dan Korban Jiwa

Pada Rabu (17 April), Hizbullah melancarkan serangan besar ke pusat komando pengintaian militer Israel di Arab Al-Aramshe, menggunakan pesawat tak berawak dan peluru kendali. Serangan ini melukai 14 tentara Israel, termasuk enam yang mengalami cedera parah. Militer Israel merespons dengan serangan udara di Lebanon selatan, yang terus memicu kebakaran dan korban jiwa di kedua sisi perbatasan.

Konflik yang telah berlangsung lebih dari delapan bulan ini menyebabkan 458 korban jiwa di Lebanon, termasuk sekitar 90 warga sipil. Di pihak Israel, jumlah korban mencapai 26 orang, termasuk 15 tentara dan 11 warga sipil.

Krisis Kemanusiaan dan Politik

Eskalasi kekerasan ini tidak hanya memperparah situasi kemanusiaan di wilayah tersebut, tetapi juga memperburuk ketegangan politik antara Israel dan Lebanon. Kedua negara saling menuduh menggunakan taktik yang melanggar hukum internasional dan melibatkan warga sipil dalam konflik mereka.

Sebagai konflik berlanjut, dunia internasional memandang dengan keprihatinan mendalam, berharap untuk penyelesaian yang dapat mengurangi penderitaan dan menghindari krisis kemanusiaan yang lebih besar di kawasan tersebut.

(*)

#Hizbullah #KonflikIsraelHizbullah #Internasional #Lebanon