Perserikatan Bangsa-Bangsa Pertimbangkan Masukkan Israel ke Daftar Hitam Negara Pembunuh Anak-Anak
Sedikitnya 30 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan Israel di kamp pengungsi di Kota Rafah, Gaza selatan. (AP Photo/Jehad Alshrafi)
D'On, Gaza,- Hebrew Media Ungkap Kabar Menggemparkan. Menurut laporan yang dikutip dari media Hebrew, Channel 13, oleh The New Arab pada Minggu (2/6/2024), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sedang mempertimbangkan untuk memasukkan Israel ke dalam daftar hitam negara-negara yang terlibat dalam kejahatan perang, khususnya pembunuhan anak-anak. Informasi ini memicu diskusi intensif di kalangan pejabat tinggi Israel menjelang kemungkinan keputusan tersebut.
Diskusi Intensif di Kalangan Pejabat Israel
“Diskusi maraton saat ini sedang berlangsung di Israel,” lapor Channel 13. Keputusan dramatis yang diantisipasi dalam beberapa hari ke depan akan menentukan apakah Israel akan dimasukkan ke dalam daftar hitam negara-negara yang dianggap membunuh anak-anak. Tentara Israel diduga kuat akan dinyatakan sebagai entitas yang melanggar hak-hak anak, yang dapat memperburuk citra Israel di kancah internasional.
Kekhawatiran atas Reaksi Dunia Internasional
Kekhawatiran besar meliputi pejabat senior Israel, karena jika keputusan ini resmi dikeluarkan, kemarahan dunia terhadap perang Israel di Gaza dapat meningkat tajam. Selain itu, status ini bisa membahayakan pasokan senjata ke negara tersebut. Channel 13 juga melaporkan bahwa pejabat Israel sudah mulai merumuskan tanggapan mereka jika pengumuman tersebut dibuat.
Sekretaris Jenderal PBB Penerbit "Daftar Memalukan"
Daftar hitam ini, yang diterbitkan oleh Sekretaris Jenderal PBB, merupakan "daftar memalukan tahunan" yang mencakup pelanggar serius hak-hak anak dan berlaku selama empat tahun. Fokus utama daftar ini adalah mereka yang terlibat dalam perekrutan anak, eksploitasi seksual, dan pembunuhan anak. Selain itu, serangan terhadap sekolah atau rumah sakit serta pelanggaran lainnya juga menjadi perhatian.
Serangan Berulang Israel di Rafah
Laporan ini muncul di tengah serangan berulang kali Israel ke Rafah, yang menjadi tempat perlindungan bagi ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi. Pada Minggu, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 45 warga Palestina, sementara serangan pada Selasa menewaskan 21 orang. Hal ini terjadi meskipun Mahkamah Internasional (ICJ) telah memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya terhadap kota Rafah.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan akan terus berperang sampai memperoleh kemenangan mutlak dalam membasmi pejuang Palestina, Hamas. Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA, mengungkapkan bahwa jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober lebih banyak daripada gabungan jumlah anak-anak yang terbunuh dalam empat tahun perang di seluruh dunia. Lazzarini menyebutnya sebagai "perang terhadap anak-anak, masa kecil mereka, dan masa depan mereka."
Korban dan Kerusakan di Gaza
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan tewasnya sedikitnya 36.171 warga Palestina dan melukai 81.420 lainnya. Kru pertahanan sipil memperkirakan ribuan korban masih terjebak di bawah reruntuhan, sementara seluruh lingkungan hancur rata dengan tanah akibat pemboman.
Keputusan PBB ini berpotensi menjadi momen kritis dalam sejarah konflik Israel-Palestina, membawa dampak signifikan bagi hubungan internasional dan kebijakan luar negeri Israel di masa mendatang.
(*)
#Internasional #AgresiIsrael #Palestina #PBB