Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu Dilempar Granat Asap
Para demonstran menuntut agar pemerintah Israel segera memulangkan sandera yang ditawan di Gaza. (Foto/REUTERS)
D'On, Caesarea, Israel,- Ketegangan meningkat di Israel setelah sebuah granat asap dilemparkan ke rumah pribadi Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu di Caesarea, menurut keterangan Kepolisian Israel. Insiden ini terjadi pada Jumat, 28 Juni 2024, dan segera memicu kekhawatiran tentang keamanan di sekitar kediaman pemimpin negara tersebut.
Kronologi Insiden
Pada Kamis malam, 27 Juni 2024, berbagai daerah di Israel, terutama Tel Aviv, menjadi saksi demonstrasi besar-besaran. Para pengunjuk rasa menuntut pengembalian tawanan perang yang ditahan di Gaza dan mendesak pemerintah untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang akan menjamin keselamatan para sandera. Mereka juga mengorganisir demonstrasi di depan rumah para menteri dan anggota Knesset dari Partai Likud, termasuk di rumah pribadi PM Netanyahu di Yerusalem dan Caesarea.
Sekitar pukul 22.30 waktu setempat, petugas dari Kantor Polisi Hadera yang sedang melakukan survei di lokasi demonstrasi di Caesarea menemukan sebuah benda mencurigakan di sekitar rumah PM Netanyahu. Tim penjinak bom segera dipanggil untuk menangani situasi tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan, alat tersebut dikonfirmasi sebagai granat asap yang siap digunakan.
Motivasi dan Dampak
Menurut keterangan polisi, granat asap itu diduga dilemparkan oleh kelompok pengunjuk rasa. Motif utama di balik tindakan ini tampaknya adalah untuk menarik perhatian terhadap tuntutan para pengunjuk rasa. Saluran Hebrew 14 menggambarkan insiden ini sebagai "berbahaya" karena meskipun granat tersebut hanya granat asap, potensi ancaman yang ditimbulkannya tetap signifikan dalam konteks ketegangan politik dan sosial yang sedang berlangsung.
Para pengunjuk rasa telah menuntut tindakan konkret dari pemerintah terkait masalah tawanan perang yang ditahan di Gaza, serta perlindungan bagi para sandera. Insiden ini mencerminkan meningkatnya frustrasi di kalangan publik terhadap kebijakan pemerintah Netanyahu dalam menangani konflik dengan Gaza. Tuntutan tersebut datang di tengah laporan bahwa militer Israel telah menyebabkan kematian lebih dari 37.000 warga Palestina di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Kekerasan ini juga telah menelan korban jiwa sejumlah warga Israel yang disandera di Gaza.
Respon Pemerintah
Menanggapi insiden ini, keamanan di sekitar rumah PM Netanyahu di Caesarea dan Yerusalem diperketat. Otoritas Israel mengutuk keras tindakan tersebut dan berjanji untuk mengambil langkah-langkah lebih lanjut untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang. PM Netanyahu sendiri, yang tidak berada di rumah saat insiden terjadi, menyatakan keprihatinannya atas keamanan publik dan menekankan bahwa pemerintah akan terus bekerja untuk mencapai solusi yang damai dan aman bagi semua pihak yang terlibat.
Insiden pelemparan granat asap di rumah PM Netanyahu mencerminkan ketegangan yang semakin meningkat di Israel, baik terkait konflik di Gaza maupun ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah. Dengan meningkatnya demonstrasi dan aksi protes, tantangan bagi pemerintah Netanyahu untuk menangani krisis ini dengan bijaksana semakin besar. Penguatan keamanan dan dialog yang konstruktif diharapkan dapat meredakan situasi dan mencegah eskalasi lebih lanjut.
Insiden ini menambah dimensi baru dalam dinamika politik dan keamanan di Israel, yang sudah kompleks dan penuh tantangan. Kejadian ini bukan hanya sekadar ancaman terhadap pribadi pemimpin negara, tetapi juga sinyal dari keresahan sosial yang perlu ditangani dengan hati-hati oleh pemerintah dan masyarakat internasional.
(Reuters)
#Internasional #Peristiwa #Israel #BenjaminNetanyahu