Serangan Mematikan di Gaza Tengah: Puluhan Tewas dalam Serangan Israel terhadap Sekolah PBB
Darah terlihat pascaserangan Israel terhadap sekolah PBB yang menewaskan puluhan warga Palestina di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, Kamis, 6 Juni 2024. (AP)
D'On, Gaza Tengah,- Sebuah tragedi besar melanda Gaza tengah ketika sebuah serangan udara Israel pada Kamis (6//6/2024) menghantam sebuah sekolah yang dikelola oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebabkan sedikitnya 37 orang tewas. Rumah Sakit Martir Al Aqsa di Deir al Balah melaporkan, jumlah korban tewas ini meningkat dari laporan awal yang menyebutkan 27 orang meninggal.
Kronologi Kejadian
Serangan ini dilaporkan terjadi di sebuah sekolah yang dikelola oleh UNRWA, badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang berlokasi di daerah Nuseirat, Gaza tengah. Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut diarahkan pada kompleks milisi Hamas yang berada di dalam sekolah tersebut. Menurut mereka, langkah-langkah telah diambil untuk meminimalisir risiko terhadap warga sipil sebelum serangan dilancarkan.
Bantahan dari Pihak Palestina
Namun, klaim Israel ini ditolak keras oleh Ismail Al Thawabta, direktur kantor media pemerintah yang dikelola Hamas. "Penjajah menggunakan kebohongan terhadap opini publik melalui cerita palsu untuk membenarkan kejahatan brutal yang dilakukan terhadap puluhan pengungsi," tegas Thawabta. Ia menambahkan bahwa sekolah PBB di Nuseirat bukanlah pos komando Hamas seperti yang dituduhkan Israel.
Tuduhan Penggunaan Infrastruktur Sipil
Tuduhan bahwa Hamas dan sekutunya menggunakan infrastruktur sipil seperti sekolah dan rumah sakit sebagai pusat operasional bukanlah hal baru. Israel berpendapat bahwa fasilitas yang dikelola oleh UNRWA seringkali disalahgunakan oleh milisi Palestina untuk kegiatan militer. Hamas, di sisi lain, terus membantah tuduhan ini dan menyebutnya sebagai propaganda untuk membenarkan serangan terhadap warga sipil.
Dampak Serangan
Serangan terhadap sekolah ini bukanlah satu-satunya aksi militer Israel pada hari itu. Seorang petugas medis di rumah sakit Al Aqsa melaporkan bahwa serangan lain terjadi menjelang fajar, menewaskan enam orang di sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat. Saksi mata juga melaporkan adanya penembakan artileri yang intens di kamp Bureij dan Al Maghazi di daerah yang sama. Selain itu, pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan di kawasan timur dan tengah Rafah, kota paling selatan Gaza.
Strategi Militer Baru Israel
Serangan terhadap sekolah tersebut terjadi setelah Israel mengumumkan strategi militer baru di Gaza tengah untuk menghadapi kelompok pejuang yang menggunakan taktik gerilya, serang dan lari. Israel menyatakan bahwa tidak akan ada penghentian pertempuran meskipun perundingan gencatan senjata sedang berlangsung.
Reaksi Internasional
Kejadian ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak internasional. Banyak yang mengecam tindakan Israel sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional, mengingat serangan dilakukan terhadap fasilitas pendidikan yang seharusnya dilindungi. Namun, pihak Israel tetap berdalih bahwa tindakan mereka adalah respons terhadap ancaman militer yang nyata dan berusaha meminimalisir korban sipil.
Tragedi ini menambah panjang daftar korban konflik berkepanjangan di Gaza, yang terus memakan banyak korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil. Komunitas internasional kembali dihadapkan pada kenyataan pahit bahwa konflik ini masih jauh dari penyelesaian damai, sementara warga Gaza terus hidup dalam ketidakpastian dan bahaya.
(*)
#KonflikPalestinaIsrael #Internasional #AgresiIsrael