Breaking News

Serangan Mematikan di Kamp Pengungsi Jabalia, Gaza: Krisis Kemanusiaan Memuncak

Serangan udara Israel di sebelah barat Rafah, Gaza selatan, pada 28 Juni 2024, menyebabkan asap tebal mengepul. (Antara)

D'On, Jabalia, Gaza,-
  Serangan udara Israel di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada Sabtu (29/6/2024) telah menewaskan sedikitnya 40 warga Palestina dan melukai 224 lainnya. Pengeboman yang terjadi dalam kurun waktu 24 jam terakhir ini menargetkan rumah-rumah di area Jalan al-Hoja, sebuah kawasan padat penduduk yang menjadi pusat kamp pengungsi tersebut.

Upaya penyelamatan terus berlangsung di tengah reruntuhan bangunan. Tim medis dan sukarelawan berlomba dengan waktu untuk mengevakuasi korban yang terperangkap di bawah puing-puing. "Kami menghadapi tantangan besar dalam mengevakuasi korban karena banyaknya reruntuhan dan risiko serangan susulan," kata seorang petugas penyelamat di lokasi kejadian.

Eskalasi Serangan Mengancam Operasi Bantuan Kemanusiaan

Peningkatan intensitas serangan Israel ini telah menimbulkan dampak serius terhadap operasi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza. Pada hari yang sama, Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (Palestine Red Crescent Society/PRCS) mengumumkan evakuasi penuh dari markas administratifnya di daerah Al-Mawasi di Gaza selatan. Evakuasi ini dilakukan menyusul pengeboman Israel yang menjatuhkan pecahan bom ke gedung dan diikuti oleh penembakan langsung, sehingga membahayakan para staf yang bekerja di dalamnya.

"Keamanan staf kami berada dalam bahaya serius. Kami tidak punya pilihan selain mengosongkan markas untuk melindungi mereka," ujar PRCS dalam pernyataannya. Situasi ini menambah kesulitan dalam memberikan bantuan medis yang sangat dibutuhkan oleh penduduk Gaza, terutama mereka yang terluka dalam serangan.

Kondisi di Al-Mawasi

Al-Mawasi, daerah berpasir terbuka di tepi pantai yang membentang dari barat daya Kota Deir al-Balah di pusat Gaza melewati Khan Younis barat hingga ke bagian barat Rafah di Gaza selatan, kini menjadi saksi bisu dari kekerasan yang tak berkesudahan. Serangan terhadap markas PRCS di wilayah ini menunjukkan bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman di Gaza. 

Respons dan Reaksi

Tanggapan internasional terhadap serangan ini terus berdatangan. Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengutuk aksi kekerasan tersebut dan menyerukan gencatan senjata segera untuk memungkinkan akses bantuan kemanusiaan yang aman ke wilayah terdampak. Sementara itu, pemerintah Israel belum memberikan komentar resmi mengenai operasi militer di Jabalia dan Al-Mawasi.

Situasi di Jalur Gaza terus memburuk, dengan warga sipil yang menderita dampak langsung dari konflik yang berkepanjangan. Kebutuhan akan bantuan kemanusiaan dan upaya diplomatik untuk menghentikan kekerasan semakin mendesak di tengah meningkatnya jumlah korban dan kerusakan yang meluas.

Tragedi di Jabalia ini menambah daftar panjang penderitaan yang dialami oleh penduduk Gaza. Komunitas internasional dihadapkan pada tantangan besar untuk menavigasi kompleksitas konflik ini, sambil berupaya meringankan penderitaan mereka yang terjebak di tengah-tengah pertempuran.

Laporan ini menggambarkan kondisi kritis di Gaza, menyoroti urgensi penanganan kemanusiaan dan perlunya solusi jangka panjang untuk menghentikan kekerasan yang terus berlanjut.

(*)

#KonflikIsraelPalestina #AgresiIsrael #Perang #Internasional