Siswi SMK Kesehatan Rajawali Meninggal Dunia Diduga Akibat Bullying
D'On, Bandung Barat (Jabar),- Kasus dugaan bullying yang dialami Nabila Fitri Nuraini (18), siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kesehatan Rajawali di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, menghebohkan publik setelah viral di media sosial. Tragedi ini mencuat setelah Nabila, yang tinggal di Kampung Centeng, RT 05/RW 07 Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, KBB, diduga mengalami gangguan kejiwaan dan meninggal dunia pada 8 Mei 2024.
Nabila, menurut pengakuan ibunya, Siti Aminah (42), adalah pribadi yang pendiam dan tak pernah menceritakan masalah yang ia hadapi. Namun, sejak kelas 2 SMK, keluarga Nabila mencurigai adanya tindakan bullying setelah menerima laporan dari seorang teman sekelasnya. Teman tersebut menginformasikan adanya perundungan yang menimpa Nabila, yang berupa hinaan, cacian, hingga perlakuan kasar seperti dipaksa mengerjakan tugas sekolah teman-temannya dan diminta menggendong mereka dari toilet ke ruang kelas.
"Anak saya pendiam, enggak pernah cerita sama sekali misalkan ada yang memperlakukan seperti itu," ungkap Siti Aminah pada Selasa (11/6/2024).
Meskipun Siti telah berusaha mengonfirmasi perundungan tersebut ke pihak sekolah, Nabila meminta ibunya untuk tidak mempermasalahkannya lebih lanjut. Siti menjelaskan bahwa Nabila kerap mengalami perlakuan yang oleh pelaku mungkin dianggap bercanda, tetapi bagi Nabila sangat menyakitkan dan berlangsung sering, bukan hanya sekali dua kali.
Keadaan Nabila mulai memburuk pada awal Mei 2024. Tanpa menunjukkan gejala sakit fisik seperti demam, Nabila mendadak drop, mengeluarkan emosi yang tak terkendali, dan akhirnya meninggal dunia. Kejadian ini mengejutkan keluarga dan teman-temannya, yang tidak melihat tanda-tanda serius sebelum kondisinya memburuk dengan cepat.
"Saya lihat langsung ngedrop aja, jadi enggak ada demam, enggak ada apa-apa. Seperti meluapkan emosi, tetapi tak terkendali," tutur Siti.
Rizki Zaskia Hilmi, Kepala SMK Kesehatan Rajawali, menyatakan bahwa pihak sekolah tidak pernah menerima laporan kasus bullying terhadap Nabila dari siswa maupun orang tua selama Nabila bersekolah di sana. Kasus ini baru diketahui oleh sekolah setelah Nabila jatuh sakit. Rizki menambahkan bahwa upaya mediasi antara pihak sekolah, keluarga Nabila, dan pihak Satreskrim Polres Cimahi telah dilakukan untuk menggali informasi lebih lanjut mengenai kasus yang sedang berkembang ini.
"Dari pihak Satreskrim Polres Cimahi, alhamdulillah sudah bertemu. Kami sudah menyampaikan dan meminta informasi (kasus) yang sedang bergulir ini," jelas Rizki.
Tragedi yang menimpa Nabila menyoroti pentingnya kesadaran akan dampak bullying dan perlunya tindakan preventif di lingkungan sekolah. Kasus ini diharapkan dapat membuka mata banyak pihak terhadap dampak serius bullying terhadap kesehatan mental dan fisik korban, serta mendorong penanganan lebih baik dalam menghadapi kasus serupa di masa depan.
(*)
#Peristiwa #Bullying #Perundungan #SMKKesehatanRajawali