Kerusuhan Berdarah di Bangladesh: 105 Tewas dalam Bentrokan Sengit
Polisi Bangladesh menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan demonstrasi mahasiswa di Dhaka pada Rabu, 17 Juli 2024. (AP/AP)
D'On, Dhaka (Bangladesh)- Bangladesh mengalami kerusuhan hebat yang dipicu oleh demonstrasi besar-besaran yang dimotori oleh kelompok mahasiswa. Pada Jumat, 19 Juli 2024, para demonstran menyerbu sebuah penjara di Distrik Narsingdi, Bangladesh bagian tengah, dan membebaskan ratusan narapidana sebelum membakar fasilitas tersebut.
Menurut laporan dari pihak rumah sakit, bentrokan yang terjadi minggu ini telah menewaskan sedikitnya 105 orang. Kerusuhan ini menjadi tantangan besar bagi pemerintahan otokratis Perdana Menteri Sheikh Hasina yang telah berkuasa selama 15 tahun. Kepala polisi Dhaka, Habibur Rahman, mengatakan bahwa langkah drastis telah diambil dengan melarang semua pertemuan publik untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
Kerusuhan dimulai dengan demonstrasi besar-besaran yang menuntut diakhirinya sistem kuota yang memberikan lebih dari separuh jabatan pegawai negeri kepada kelompok tertentu, termasuk anak-anak veteran perang pembebasan Bangladesh yang melawan Pakistan pada tahun 1971. Para demonstran berpendapat bahwa kebijakan ini hanya menguntungkan anak-anak kelompok pro-pemerintah yang mendukung Hasina, yang kini berusia 76 tahun.
"Kami telah melarang semua demonstrasi, prosesi, dan pertemuan publik di Dhaka hari ini," ujar Habibur Rahman. Namun, langkah ini tidak cukup untuk menghentikan bentrokan antara polisi dan demonstran di kota berpenduduk 20 juta orang itu. Pihak keamanan bahkan melakukan pemblokiran internet untuk menggagalkan pengorganisasian unjuk rasa. Meskipun demikian, para pengunjuk rasa berjanji untuk terus melanjutkan aksi mereka. "Protes kami akan terus berlanjut," kata Sarwar Tushar, seorang mahasiswa demonstran yang mengalami luka ringan saat aksinya dibubarkan oleh polisi.
Kepala HAM PBB, Volker Turk, menyatakan serangan terhadap pengunjuk rasa mahasiswa sebagai tindakan yang mengejutkan dan tidak dapat diterima. "Harus ada investigasi yang tidak memihak, cepat, dan menyeluruh terhadap serangan ini, dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.
Polisi Dhaka melaporkan bahwa pada hari Kamis, 18 Juli 2024, para pengunjuk rasa telah membakar dan merusak sejumlah kantor polisi dan pemerintah. Di antara bangunan yang dirusak adalah kantor pusat lembaga penyiaran negara Bangladesh Television di Dhaka. Ratusan mahasiswa yang marah menyerbu tempat tersebut dan membakar sebuah gedung.
Para demonstran menegaskan tuntutan mereka agar Perdana Menteri Sheikh Hasina segera mengundurkan diri. "Kami ingin Sheikh Hasina segera mengundurkan diri. Pemerintah bertanggung jawab atas pembunuhan ini,” jelas Sarwar Tushar. Setidaknya 52 orang tewas di ibu kota Dhaka pada Jumat, menurut laporan Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Dhaka, dengan kebanyakan korban tewas akibat tembakan polisi.
Kerusuhan ini menunjukkan ketegangan yang mendalam dan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Sheikh Hasina. Dengan bentrokan yang terus berlanjut dan tekanan internasional yang meningkat, situasi di Bangladesh tetap kritis dan memerlukan perhatian mendesak.
(*)
#Internasional #Peristiwa #Kerusuhan #Bangladesh