Breaking News

Kesepian: Ancaman yang Lebih Berbahaya dari Kebiasaan Buruk

Ilustrasi Kesepian 

Dirgantaraonline -
Menurut Vivek Murthy dalam bukunya Our Epidemic of Loneliness and Isolation (2023), kesepian memiliki dampak yang jauh lebih merusak dibandingkan dengan merokok 15 batang sehari, mengonsumsi 6 minuman beralkohol dalam sehari, jarang berolahraga, obesitas, serta terpapar polusi udara. Bahkan, World Health Organization (WHO) pada akhir 2023 membentuk komite internasional yang diketuai oleh Murthy dan Chido Mpemba dari Uni Afrika untuk memerangi wabah kesepian global.

Dampak Kesepian Terhadap Kesehatan

Murthy menulis bahwa dampak kematian akibat terganggunya hubungan sosial setara dengan efek negatif dari merokok 15 batang sehari, dan bahkan lebih buruk dari obesitas serta kurangnya aktivitas fisik. Mpemba menambahkan bahwa kesepian tidak mengenal batas negara dan menjadi ancaman kesehatan global yang mempengaruhi setiap aspek kesehatan, kebahagiaan, dan perkembangan manusia. Kesepian dan isolasi sosial tidak memandang usia atau batas apa pun, menyerang siapa saja dari segala latar belakang.

Statistik Kesepian di Jabodetabek

Health Collaborative Center (HCC) di Jabodetabek melakukan survei pada akhir 2023 yang melibatkan 1.299 responden, dan menemukan bahwa 6 persen merasakan kesepian parah, sementara 44 persen merasakan kesepian tingkat sedang. Survei ini menggunakan Skala Kesepian UCLA, yang menilai tingkat kesepian berdasarkan frekuensi perasaan kesepian yang dirasakan oleh responden. Hasil survei juga menunjukkan bahwa status pernikahan tidak banyak membantu mengurangi kesepian. Sebanyak 47,9 persen responden yang sudah menikah tetap merasa kesepian, sementara 60 persen responden yang belum menikah merasakan kesepian tingkat sedang.

Faktor Risiko Kesepian

Perantau lebih rentan merasa kesepian daripada warga lokal, dengan 56 persen perantau merasakan kesepian. Selain itu, 51 persen orang di bawah 40 tahun merasa kesepian tingkat sedang, dan mereka berisiko 1,5 kali lebih besar mengalami kesepian dibandingkan kelompok umur lainnya. Temuan ini sejalan dengan penelitian Gallup dan Meta dalam laporan *Global State of Social Connections* (2023), yang menemukan bahwa semakin muda seseorang, semakin kesepian mereka. Hanya 17 persen orang berusia 65 tahun ke atas yang merasa kesepian, sementara 27 persen kalangan usia 19-29 tahun merasa kesepian.

Penyebab Kesepian

Kesepian pada anak muda sering kali disebabkan oleh kesehatan mental dan penggunaan media sosial yang berlebihan. Studi University of Edinburgh pada 2020 menemukan bahwa hidup sendirian menjadi penyebab utama kesepian pada orang tua. Pensiun dari pekerjaan juga menyebabkan kesepian bagi mereka yang terbiasa dikelilingi oleh rekan kerja. Pandemi COVID-19 memperlihatkan betapa pentingnya interaksi sosial bagi manusia, dengan kesadaran akan bahaya kesepian meningkat saat banyak orang bekerja dari rumah (WFH).

Selain itu, kondisi sakit berkepanjangan atau disabilitas membuat seseorang sering terputus dari dunia luar, kehilangan interaksi dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk sering mengecek kondisi orang terdekat yang sakit atau memiliki disabilitas, karena interaksi sekecil apapun sangat berarti bagi mereka.

Cara Mengatasi Kesepian

Mengatasi kesepian bukanlah hal yang mudah dan memerlukan usaha berkelanjutan. Langkah pertama adalah bercerita kepada orang terdekat atau tenaga kesehatan mental profesional seperti psikolog. Konsultasi psikologis kini lebih mudah diakses, salah satunya lewat platform telemedicine atau langsung ke fasilitas kesehatan terdekat dengan dukungan BPJS.

Meningkatkan kualitas hidup dengan mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga, menekuni hobi, atau sering menghubungi teman dan kerabat juga dapat membantu mengurangi kesepian. Namun, proses memerangi kesepian bukanlah proses singkat. Ini adalah perjalanan panjang yang memerlukan ketelatenan dan kesabaran.

Pada akhirnya, ingatlah bahwa hidup Anda sangat berharga dan perjuangan melawan kesepian adalah investasi penting untuk kesehatan dan kebahagiaan jangka panjang.

(Rini)

#Kesepian #Gayahidup #Lifestyle