Breaking News

Kimberly Cheatle Mundur sebagai Direktur Dinas Rahasia AS Setelah Kegagalan Pengamanan Terhadap Donald Trump

"Kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump, dengan wajah berlumuran darah, mendapat bantuan dari personel Dinas Rahasia AS setelah ditembak di telinga kanan saat kampanye di Butler Farm Show, Butler, Pennsylvania, 13 Juli 2024. REUTERS/Brendan McDermid"

D'On, Amerika Serikat -
Direktur Dinas Rahasia Amerika Serikat, Kimberly Cheatle, telah mengumumkan pengunduran dirinya setelah gagal dalam menjaga keselamatan mantan Presiden Donald Trump dari percobaan pembunuhan yang terjadi pada 13 Juli 2024 di Butler, Pennsylvania. Cheatle mengambil keputusan ini setelah insiden tersebut memicu gelombang kecaman terhadap lembaga yang bertanggung jawab atas perlindungan presiden dan mantan presiden Amerika Serikat.

Percobaan pembunuhan tersebut melibatkan seorang penembak jitu yang menembaki Trump selama kampanye terbuka. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran serius mengenai efektivitas pengamanan oleh Dinas Rahasia, yang seharusnya menjadi benteng pertahanan utama bagi keamanan para pejabat tinggi negara.

Kimberly Cheatle, dalam pernyataannya, mengakui tanggung jawab penuh atas kegagalan dalam menjaga keamanan. "Saya bertanggung jawab sepenuhnya atas kegagalan pengamanan. Mengingat peristiwa baru-baru ini, dengan berat hati saya telah membuat keputusan sulit untuk mengundurkan diri dari posisi direktur," kata Cheatle dalam konferensi pers yang dikutip dari VOA Indonesia pada 24 Juli 2024.

Sebelum pengunduran dirinya, Cheatle menghadapi tekanan hebat dari para pejabat parlemen Amerika Serikat pada 22 Juli 2024. Dalam sebuah sidang yang berlangsung penuh ketegangan, anggota parlemen dari kedua belah pihak, baik Partai Demokrat maupun Partai Republik, mengecam lembaga di bawah kepemimpinannya. Dalam forum dengar pendapat tersebut, Cheatle menjanjikan bahwa lembaga tersebut akan memperbaiki sistem pengamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

Cheatle juga mengungkapkan bahwa laporan lengkap mengenai pertanggungjawaban atas kegagalan ini diperkirakan baru akan tersedia dalam waktu sekitar 50 hari. Selama sidang, Cheatle sering kali menolak untuk menjawab pertanyaan mendetail dengan alasan bahwa penyelidikan internal masih berlangsung.

Kritikan tajam juga datang dari Perwakilan Partai Republik, Mike Turner, yang memimpin Komite Intelijen parlemen Amerika Serikat. Turner mengungkapkan kekhawatirannya dan menyatakan rasa syukurnya bahwa Trump masih hidup. "Jika Donald Trump terbunuh, Anda akan terlihat bersalah. Anda tidak hanya harus mengundurkan diri, tetapi jika Anda menolak untuk melakukannya, Presiden Biden harus memecat Anda," kata Turner dengan tegas.

Insiden ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh Dinas Rahasia Amerika Serikat dalam melindungi tokoh-tokoh penting negara dan menimbulkan pertanyaan mendalam mengenai bagaimana lembaga tersebut akan memperbaiki sistem pengamanannya untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.

(*)

#Internasional #DonaldTrump