Memahami Fenomena Kesurupan dari Perspektif Medis
Ilustrasi Kesurupan
Dirgantaraonline - Kesurupan, sering kali didefinisikan sebagai kondisi ketika tubuh seseorang dirasuki oleh hantu atau roh jahat, adalah fenomena yang sudah lama dikenal dalam berbagai budaya. Meskipun banyak orang percaya bahwa kesurupan disebabkan oleh gangguan dari makhluk tak kasat mata, ilmu medis memiliki penjelasan yang berbeda mengenai fenomena ini.
Kesurupan Menurut Ilmu Medis
Dalam dunia medis, kesurupan dikenal sebagai gangguan trance possession atau possession trance disorder. Dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5), kondisi ini termasuk dalam kategori gangguan disosiatif lainnya (Other Specified Dissociative Disorder). Gangguan ini ditandai oleh hilangnya kesadaran seseorang terhadap lingkungan sekitarnya, membuatnya tidak responsif atau tidak peka terhadap rangsangan eksternal.
Gejala dan Ciri-ciri Kesurupan
Ketika seseorang mengalami kesurupan, identitasnya seakan tergantikan oleh identitas lain yang berasal dari luar dirinya, seperti roh, hantu, atau dewa. Beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul selama kondisi ini antara lain:
- Kehilangan kontrol atas tindakan.
- Perubahan perilaku yang tidak biasa.
- Kehilangan kesadaran akan lingkungan sekitar.
- Kehilangan identitas pribadi.
- Kesulitan membedakan kenyataan dan khayalan.
- Perubahan nada suara.
- Kesulitan fokus dan berkonsentrasi.
- Kehilangan memori atau ingatan.
- Perubahan dalam penampilan fisik.
Gejala-gejala ini dapat terlihat mirip dengan gangguan mental lainnya, seperti epilepsi, demensia, skizofrenia, sindrom Tourette, dan amnesia disosiatif. Oleh karena itu, penting untuk melakukan diagnosis yang tepat agar bisa membedakan possession trance disorder dari gangguan lainnya.
Penyebab Kesurupan
Fenomena kesurupan bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk faktor spiritual, sosial, psikologis, dan fisik. Trauma psikologis dan kekerasan yang berulang dapat menyebabkan tekanan sosial dan mental yang berujung pada gangguan disosiatif. Namun, hingga kini belum ada teori yang secara pasti menjelaskan asal-usul gangguan kesurupan.
Pendekatan Medis dalam Menangani Kesurupan
Penanganan medis terhadap kesurupan mirip dengan penanganan gangguan disosiatif lainnya. Langkah pertama adalah melakukan serangkaian tes dan wawancara untuk memahami gejala, frekuensi kemunculan, perubahan perilaku, dan riwayat trauma pasien. Terapis juga mempertimbangkan faktor budaya, agama, dan lingkungan tempat pasien dibesarkan.
Beberapa pemeriksaan medis mungkin dilakukan untuk mendeteksi masalah fisik yang dapat memicu gejala kesurupan. Setelah diagnosis ditegakkan, pasien biasanya diberikan obat-obatan seperti antidepresan, antikecemasan, dan antipsikotik untuk mengendalikan gejala.
Selain pemberian obat, psikolog atau psikiater akan mengarahkan pasien untuk mengikuti psikoterapi yang meliputi konseling, terapi wicara, dan terapi psikososial. Tujuannya adalah membantu pasien memahami penyebab kondisi mereka dan menemukan cara-cara baru untuk mengatasinya.
Kesurupan, yang dalam pandangan medis dikenal sebagai possession trance disorder, merupakan gangguan mental yang melibatkan hilangnya kesadaran dan kontrol atas tindakan serta perubahan perilaku dan identitas. Meskipun dalam beberapa budaya fenomena ini dianggap sebagai gangguan dari makhluk halus, ilmu medis menganggapnya sebagai masalah psikologis yang memerlukan penanganan profesional.
Pendekatan medis terhadap kesurupan melibatkan pemberian obat-obatan untuk mengendalikan gejala dan psikoterapi untuk membantu pasien memahami dan mengatasi kondisi ini. Dengan penanganan yang tepat, individu yang mengalami kesurupan dapat kembali menjalani hidup mereka dengan normal.
(Rini)
#Kesurupan #Medis