Pemanfaatan Biochar dari Tandan Kosong Kelapa Sawit untuk Peningkatan Efisiensi Pemupukan dan Kesuburan Tanah
IPB Bogor Workshop Tentang Manfaat Kelapa Sawit
D'On, Padang (Sumbar),- Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, Institut Pertanian Bogor (IPB), bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), menggelar kegiatan sosialisasi di Padang, Sumatera Barat, pada hari Kamis dan Jumat (4-5/7/2024), di salah satu hotel Kota Padang.
Acara ini menyoroti inovasi terbaru dalam pengolahan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi biochar, produk yang mampu meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesuburan tanah di perkebunan kelapa sawit.
Transformasi TKKS: Dari Limbah Menjadi Sumber Daya Bernilai Tinggi
Indonesia, sebagai salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, menghasilkan sekitar 47 juta ton TKKS per tahun dari luas areal perkebunan sawit hampir 15,38 juta hektar pada 2022. TKKS, yang dihasilkan dari pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi crude palm oil (CPO), sejauh ini lebih banyak ditimbun atau dibakar, meskipun potensinya sebagai sumber daya bernilai tinggi sudah mulai dilirik.
Melalui proses karbonisasi, TKKS dapat diubah menjadi biochar, sebuah bahan yang berfungsi sebagai kondisioner tanah (soil conditioner). Biochar ini terbukti mampu meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi penggunaan pupuk kimia. Penggunaan biochar ini dapat mereduksi biaya pemupukan yang saat ini menyumbang sekitar 80% dari total biaya operasional perkebunan kelapa sawit.
Efisiensi dan Keunggulan Biochar: Mengurangi Ketergantungan pada Pupuk Kimia
Hingga kini, perkebunan kelapa sawit masih sangat bergantung pada pupuk kimia, yang sering kali mahal dan terbatas ketersediaannya. Dalam kondisi di mana harga pupuk kimia cenderung naik, inovasi penggunaan biochar menjadi sangat relevan. Biochar dari TKKS mengandung nutrisi penting seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), dan magnesium (Mg), serta berbagai mineral yang esensial bagi pertumbuhan kelapa sawit.
Pengembalian bahan organik berupa biochar ke tanah di lahan perkebunan tidak hanya meningkatkan kandungan hara tanah tetapi juga mendukung populasi mikroba tanah, yang secara jangka panjang akan memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah. Berdasarkan analisis PT BGA, penggunaan biochar dapat mengurangi kebutuhan pupuk NPK hingga 20%.
Proses Produksi Biochar: Cepat dan Efisien
Dengan teknologi karbonisasi modern, proses pembuatan biochar dari TKKS membutuhkan waktu hanya 15-20 menit dengan rendemen sekitar 30%, di mana TKKS yang diolah memiliki kadar air di bawah 15%. Selain biochar, proses ini juga menghasilkan produk sampingan seperti liquid smoke dan tar. Liquid smoke dapat digunakan untuk berbagai keperluan industri seperti pengawetan ikan dan bio-disinfektan, sementara tar dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Apabila seluruh TKKS yang ada di Indonesia, yang mencapai 47,21 juta ton, diolah melalui proses karbonisasi, maka akan dihasilkan sekitar 3,2 juta ton biochar setiap tahunnya. Ini cukup untuk diaplikasikan pada 483.000 hektar lahan kelapa sawit setiap tahun, dengan asumsi setiap hektar memerlukan 2,9 ton biochar selama lima tahun.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan: Pengurangan Biaya dan Emisi
Penggunaan biochar sebagai kondisioner tanah tidak hanya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, tetapi juga memiliki potensi untuk menurunkan emisi CO2, membuka peluang untuk memperoleh carbon credit melalui perdagangan karbon yang kini semakin populer.
Dalam jangka panjang, implementasi biochar secara luas dapat berkontribusi pada keberlanjutan industri kelapa sawit di Indonesia. Dengan mengembalikan bahan organik ke tanah, program ini memperkuat strategi keberlanjutan dengan dampak positif baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Menuju Perkebunan Sawit Berkelanjutan
Melalui rangkaian workshop yang diadakan di berbagai kota sepanjang tahun 2024, termasuk di Padang, Pekanbaru, Medan, Palangkaraya, Palembang, Jambi, Pontianak, Samarinda, dan Palu, IPB dan BPDPKS berupaya menyebarkan pengetahuan dan mempromosikan pemanfaatan biochar dari TKKS.
Diharapkan, inisiatif ini dapat meningkatkan pemahaman petani kelapa sawit dan pelaku industri terkait manfaat ekonomi dan lingkungan dari teknologi ini, sekaligus mendorong adopsi praktik pengolahan TKKS yang lebih bernilai tambah tinggi di seluruh Indonesia.
(Mond)
#Workshop #IPBBogor #Sawit