Breaking News

Pertemuan dengan Presiden Israel, Cendekiawan NU Zainul Ma'arif Minta Maaf Kepada Masyarakat Indonesia

Pertemuan dengan Presiden Israel Bikin Heboh, Zainul Maarif Minta Maaf kepada Masyarakat Indonesia 

D'On, Jakarta -
Cendekiawan Nahdlatul Ulama (NU), Zainul Ma'arif, telah mengeluarkan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia setelah bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Pertemuan ini dilakukan bersama empat tokoh NU lainnya, namun Ma'arif menekankan bahwa kunjungan tersebut dilakukan atas nama pribadi dan bukan mewakili organisasi.

Dalam konferensi pers di Kantor PWNU Jakarta, Ma'arif menyampaikan permintaan maafnya secara terbuka. "Kepada masyarakat Indonesia, wabil khusus umat Islam, wabil khusus lagi kepada Nahdatul Ulama, dan organisasi yang di mana saya berada di sana, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan yang muncul akhir-akhir ini terkait dengan kunjungan saya ke Israel," ujar Ma'arif. 

Dia menegaskan bahwa perjalanannya ke Israel adalah atas undangan pribadi untuk tujuan penelitian dan dialog lintas iman, bukan representasi resmi dari PBNU. "Pada dasarnya, saya memang, tadi ya, undangan pribadi untuk penelitian. Untuk penelitian dan dialog lintas iman. Jadi, menurut teman saya, PBNU terlalu tinggi ya. Gitu kan? Kemudian ini, ya saya, dosen itu kan kewajiban. Kewajiban kami tidak hanya mengajar, tapi juga melakukan penelitian, pengabdian masyarakat," jelasnya.

Ma'arif mengakui bahwa kunjungannya tidak dikoordinasikan dengan PBNU, dan hal ini menjadi refleksi besar baginya. "Sekali lagi saya mohon maaf dan ini adalah suatu pelajaran besar bagi saya pribadi bahwa niat baik tindakan baik kadang efeknya belum tentu baik," katanya. Dia juga menekankan pentingnya koordinasi dan konsultasi bagi generasi muda dalam situasi serupa, agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Alasan utama Ma'arif melakukan perjalanan ini adalah untuk menjalankan misi perdamaian dan mendapatkan kesempatan langka untuk mengunjungi Masjidil Aqsa. "Kita akan, apapun asal kita dapat, ya oke gitu loh. Jadi, seolah-olah ya, ada kesempatan nih. Jadi, saya kesana. Kemudian yang kedua, saya muslim. Saya juga penceramah," ujarnya.

Ma'arif yang sudah berhaji dan berumrah, merasa belum lengkap tanpa mengunjungi Masjidil Aqsa. "Alhamdulillah, saya sudah haji dan umroh. Saya sudah ke Makkah, saya sudah ke Madinah, ke Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi. Nah, ke Masjidil aqsa belum nih. Jadi bagi saya, uh, ada kesempatan, maka saya, oke, saya berangkat," katanya dengan antusias.

Kunjungan ini, menurut Ma'arif, adalah untuk memuaskan dahaga rohani dan intelektualnya. Selain itu, dia juga berharap bisa membawa misi perdamaian melalui dialog lintas iman yang dilakukannya.

Permintaan maaf Ma'arif menunjukkan kesungguhannya dalam menanggapi respons masyarakat dan organisasi, serta niatnya untuk terus mendukung upaya perdamaian dan kerukunan antarumat beragama.

(*)

#NahdlatulUlama #ZainulMaarif