Tragedi Wartawan Tribrata TV: Mengungkap Tiga Berita Sebelum Terbakar di Rumah
TKP kebakaran rumah wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu di Karo, Sumatra Utara. Foto: Polda Sumut.
D'On, Karo - Wartawan Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu, menulis tiga berita penting sebelum akhirnya meninggal dunia dalam peristiwa kebakaran yang tragis. Rico bersama istri, anak, dan cucunya menghembuskan napas terakhir mereka setelah rumah mereka dibakar. Berikut adalah detail dari ketiga berita tersebut:
Berita Pertama: 21 Juni 2024
Judul: "Meresahkan Warga, Tokoh Pemuda Sawa Sembiring Minta Lokasi Perjudian Milik Oknum TNI Segera Tutup"
Dalam berita ini, Rico mengungkapkan keresahan warga terkait keberadaan rumah judi di Jalan Kapten Bom Ginting, Kelurahan Padang Mas, Kecamatan Kabanjahe. Berbagai jenis perjudian seperti tembak ikan-ikan, judi dadu, serta tebak angka putaran Hongkong, Singapura, dan Sydney beroperasi di lokasi tersebut.
"Lokasi perjudian itu sudah meresahkan warga, saya minta harus segera ditutup," tegas Sawa Sembiring, tokoh pemuda yang menjadi narasumber dalam berita ini.
Selain itu, berita ini juga mengulas bahwa lokasi judi tersebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya kriminalitas di Kabupaten Karo, khususnya Kabanjahe. Menurut Sawa Sembiring, prajurit TNI yang memiliki rumah judi itu seharusnya mengabdi di Papua, bukan membuat ekonomi warga terpuruk.
Berita Kedua: 23 Juni 2024
Judul: "Lokasi Perjudian di Jalan Kapten Bom Ginting Ternyata Milik Oknum TNI Berpangkat Koptu Anggota Batalyon 125 Sim'bisa"
Berita kedua ini mengungkap identitas pemilik rumah judi tersebut, yaitu Koptu Herman Bukit, anggota kesatuan Infanteri Batalyon 125 Sim'bisa, Kabanjahe. Rico menyatakan bahwa Herman Bukit merupakan pemain lama dalam dunia perjudian sejak tahun 2016 dan sudah berstatus bandar di 17 kecamatan. Herman telah memperoleh banyak harta dari operasi perjudian tersebut.
Berita Ketiga: Tanpa Narasumber
Dalam berita ketiga, Rico tidak menyertakan narasumber namun tetap mengulas bahwa rumah judi tersebut menjadi buah simalakama bagi Polres Karo yang seharusnya melakukan pemberantasan. Rico juga menyebutkan bahwa ia telah menanyakan mengenai penutupan rumah judi tersebut kepada PLH Kapolres Karo, AKBP Oloan Siahaan, namun tidak mendapatkan tanggapan.
Perwakilan Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), Ade Wahyudin, menyatakan bahwa penuntasan kasus ini membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Ia memastikan bahwa pihaknya akan turun memberikan pendampingan kepada korban.
"Dari Komnas HAM, LPSK bahkan kita juga libatkan, Pus Pompomat, kemudian Polri. Kenapa? Karena kita membutuhkan motifnya apa. Akuntabilitas dari proses ini penting," kata Ade di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Senin (15/7/2024).
Ade menegaskan bahwa jika peristiwa ini memang terkait dengan pemberitaan, maka ini menjadi pertanda bahwa keselamatan jurnalis mulai terancam.
"Sehingga saya pikir ini salah satu proses menuju akuntabilitas proses, akuntabilitas proses kasus ini. Dan dilanjutkan dengan nanti ke KPAI, saya pikir kita membutuhkan kawan-kawan untuk juga mengawal kasus ini," tutup Ade.
Tragedi yang menimpa Rico Sempurna Pasaribu dan keluarganya adalah sebuah panggilan untuk melindungi keselamatan jurnalis yang berjuang untuk mengungkap kebenaran. Dengan keterlibatan berbagai pihak, diharapkan kasus ini dapat diusut tuntas dan memberikan keadilan bagi korban.
(Mond)
#Peristiwa #RumahWartawanDibakar #RicoSempurna