Breaking News

Hamas Mengumumkan Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Baru Pasca Pembunuhan Ismail Haniyeh

Yahya al-Sinwar adalah pemimpin Hamas di Jalur Gaza.

D'On, Gaza -
Pada Rabu (7/8/2024), Gerakan Perlawanan Islam Hamas secara resmi mengumumkan pemilihan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik yang baru, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas dalam serangan di Teheran pada tanggal 31 Juli 2024. Pemilihan Sinwar terjadi dalam suasana berkabung dan ketegangan tinggi, menyusul serangkaian peristiwa yang mengguncang kawasan tersebut.

Yahya Sinwar, seorang tokoh berusia 61 tahun, telah lama dikenal sebagai salah satu pejabat tinggi di Gaza. Israel memandang Sinwar sebagai otak di balik serangan besar Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.100 orang dan menawan lebih dari 200 lainnya. Penunjukan Sinwar sebagai pemimpin baru mengisyaratkan komitmen Hamas untuk mempertahankan garis keras dalam perlawanan mereka.

Serangan militer Israel yang dilancarkan sebagai tanggapan atas serangan Hamas telah menimbulkan kerusakan yang luas di Gaza. Hampir 40.000 warga Palestina, termasuk ribuan wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan tersebut. Selain itu, sekitar 2,3 juta penduduk terpaksa mengungsi, menciptakan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut. Krisis ini ditandai oleh kelaparan yang meluas dan keadaan darurat kesehatan yang mengancam nyawa banyak orang.

Laporan pelanggaran hak asasi manusia oleh militer Israel juga telah mencuat, termasuk tuduhan penyiksaan terhadap warga Palestina yang ditahan. Hal ini menambah lapisan kompleksitas dan penderitaan dalam konflik yang sudah berkepanjangan tersebut.

Pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran, yang diduga kuat dilakukan oleh agen Israel, memicu gelombang pertanyaan dan spekulasi di seluruh kawasan. Banyak pihak melihat tindakan ini sebagai upaya pemerintah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menggagalkan negosiasi gencatan senjata yang melibatkan Haniyeh sebagai tokoh kunci. Kehilangan Haniyeh dianggap sebagai pukulan besar bagi upaya diplomasi di wilayah tersebut.

Pengangkatan Sinwar yang dikenal sebagai sosok yang jarang muncul di publik sejak serangan 7 Oktober, menunjukkan posisi sentral Gaza dalam visi politik Hamas. Analis berpendapat bahwa penunjukan Sinwar menandakan Hamas tetap berfokus pada perlawanan bersenjata dan mempertahankan garis keras dalam konflik mereka dengan Israel.

Pemilihan Sinwar dan situasi yang terus memanas di Gaza menarik perhatian dan reaksi dari berbagai pihak internasional. Banyak negara dan organisasi internasional mendesak penghentian kekerasan dan perlindungan terhadap warga sipil yang terjebak dalam konflik ini. Meskipun demikian, prospek perdamaian tampak suram dengan meningkatnya ketegangan dan terus berlangsungnya aksi-aksi militer di wilayah tersebut.

Dengan kondisi yang semakin memburuk, masa depan Gaza dan seluruh kawasan Timur Tengah semakin tidak pasti, dan dunia menyaksikan dengan cemas perkembangan selanjutnya dalam konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade ini.

(Aljazeera)

#Internasional #Hamas #YahyaSinwar