Breaking News

Jusuf Hamka Mundur dari Partai Golkar: “Politik Terlalu Keras dan Kasar"

Jusuf Hamka alias Babah Alun

D'On, Jakarta -
Dalam perkembangan politik yang mengejutkan, Jusuf Hamka, salah satu tokoh terkemuka yang juga merupakan Anggota Dewan Penasihat Partai Golkar, secara resmi menyatakan pengunduran dirinya dari kepengurusan partai. Keputusan ini, yang diambil dengan pertimbangan mendalam, bukan hanya menandai akhir perannya di Golkar, tetapi juga sekaligus mengakhiri ambisinya dalam pencalonan Pilkada.

"Saya mundur dari pencalonan (Pilkada) dan saya juga mundur dari pengurus DPP Golkar," ujar Jusuf ketika dihubungi pada hari Minggu, 11 Agustus. Pernyataannya ini mengejutkan banyak pihak, terutama para pengamat politik yang selama ini melihat Jusuf sebagai salah satu figur penting dalam tubuh partai.

Belum Resmi, Namun Mantap

Meski sudah mengumumkan keputusannya, Jusuf mengungkapkan bahwa dirinya belum secara resmi memberitahukan kemundurannya kepada pihak partai. "Saya belum menginformasikan (kepada partai) rencananya besok hari Senin saya masukan surat," jelasnya. Jusuf juga menambahkan bahwa ia akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal DPP Golkar untuk menyerahkan surat pengunduran dirinya secara langsung. Langkah ini menjadi sinyal tegas bahwa niatnya untuk mundur bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba, melainkan sudah dipikirkan dengan matang.

Dalam keterangannya, Jusuf menyatakan akan mengembalikan semua pencalonannya, baik di Jakarta maupun di Jawa Barat. Langkah ini menunjukkan bahwa dirinya tidak ingin meninggalkan ruang abu-abu terkait posisinya di dunia politik.

Alasan di Balik Pengunduran Diri

Keputusan mundur dari dunia politik ini bukan tanpa alasan. Jusuf dengan jujur mengakui bahwa dunia politik yang keras dan kasar tidak sesuai dengan kepribadian dan anatomi karakternya. "Alasannya (mundur) saya kira terlalu keras, dan terlalu kasar politik itu buat saya. Dan tidak pantas dengan apa anatomi karakter saya," katanya.

Selain itu, Jusuf juga menyinggung soal mundurnya Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Golkar, yang kebetulan bertepatan dengan keputusannya untuk mundur. Jusuf menilai bahwa pengunduran Airlangga pasti memiliki alasan besar di baliknya, meskipun ia tidak mengetahui detailnya. "Saya lihat dengan Pak Airlangga mundur, ini satu momentum karena pasti Pak Airlangga mundur pasti ada satu alasan besar, yang kita nggak tau," ujarnya.

Tekanan Keluarga dan Niat Lama

Keputusan Jusuf Hamka untuk mundur sebenarnya sudah mulai dipertimbangkan sejak bulan Juli lalu. Saran dari istri dan anak-anaknya menjadi pendorong utama bagi Jusuf untuk meninggalkan dunia politik. "Momentumnya saya pas bersamaan (mundurnya Airlangga). Tapi kalau mundurnya niatnya udah mulai dari bulan Juli kemarin," kata Jusuf sambil menegaskan bahwa keputusan ini diambil demi kedamaian dan kesejahteraan keluarganya.

Jusuf juga menyampaikan bahwa setelah mundur dari politik, dirinya akan fokus pada kegiatan sosial, khususnya pembangunan masjid di berbagai provinsi di Indonesia. "Kembali bikin mesjid di 38 provinsi, terus jadi pekerja sosial aja untuk seluruh wilayah," tambahnya.

Airlangga Hartarto Turun dari Tahta Golkar

Menariknya, pengunduran diri Jusuf Hamka ini bertepatan dengan pengumuman mundurnya Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024, Airlangga menyebutkan bahwa keputusannya diambil demi menjaga stabilitas partai dalam menghadapi transisi pemerintahan yang akan datang.

"Setelah mempertimbangkan dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dalam rangka memastikan stabilitas transisi pemerintahan yang akan terjadi dalam waktu dekat, maka dengan mengucapkan Bismillahirahmanirrahim serta atas petunjuk Tuhan Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai Ketua Umum DPP Golkar," ujar Airlangga dalam pernyataan resminya.

Airlangga juga menyatakan bahwa Partai Golkar, sebagai partai besar yang matang dan dewasa, akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART yang berlaku untuk menghadapi perubahan ini. Pengunduran dirinya secara resmi berlaku sejak Sabtu malam, 10 Agustus 2024.

Keputusan Jusuf Hamka dan Airlangga Hartarto untuk mundur secara bersamaan ini menandai babak baru dalam dinamika politik Partai Golkar. Langkah ini tentunya akan membawa dampak besar bagi partai dan juga peta politik nasional ke depan. Dengan fokus baru Jusuf Hamka pada kegiatan sosial, masyarakat akan menantikan kiprah baru sang tokoh dalam membangun Indonesia melalui jalur yang berbeda.

(Mond/CNN)

#Politik #JusufHamka #PartaiGolkar