Kisruh PBNU dan PKB: Jazilul Fawaid Kritik PBNU Berpolitik
Waketum PKB Jazilul Fawaid
D'On, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid, melontarkan kritik tajam terhadap Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang menurutnya kini terlibat dalam aktivitas politik. Jazilul merasa heran dengan langkah PBNU yang membentuk tim lima panitia khusus (pansus) untuk mengembalikan PKB ke Nahdlatul Ulama (NU).
"Itulah yang kita hindari, kalau buat KIM-KIM PKB juga bisa bikin. Tapi kan kita baru awal PBNU itu ada istilahnya tidak berpolitik, kok sekarang berpolitik. Itulah yang dilihat alat politik. NU dijadikan alat politik hari ini oleh dua orang mungkin, orang per orang bukan NU secara nasional," kata Jazilul di Kantor DPP PKB, Jakarta, Jumat (2/8/2024).
PBNU Masuki Ranah Politik
Jazilul menegaskan bahwa PBNU saat ini telah memasuki jalur politik, terutama terkait dengan keputusan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk membentuk pansus angket haji yang dianggapnya sebagai urusan pribadi.
"Iya itu kan klaim, Pak Ace ranting engga. Yang jelas PBNU telah masuk jalur politik. Menggunakan institusi ini untuk kepentingan politik. Makanya ini masuk ke ranah politik yang tidak seharusnya. Satu, parpol ikut campur, keputusan DPR dianggap urusan pribadi. Yang begitu-begitu namanya mempolitisi NU," tegasnya.
Lebih lanjut, Jazilul menuding bahwa kekisruhan yang terjadi saat ini dibuat oleh PBNU, bukan PKB. Ia menekankan bahwa seharusnya setiap pihak berada di jalur masing-masing tanpa terlibat dalam politik praktis.
"Jadi kalau diteruskan kisruhan itu kan dibuat oleh PBNU bukan PKB. Makanya kita di jalur masing-masing saja lah. Ngomong di depan semua tidak akan berpolitik, hari ini? Itu kan namanya mencla mencle," pungkasnya.
PBNU Bentuk Pansus untuk Rebut Kembali PKB
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul, mengungkapkan bahwa PBNU sedang mendiskusikan pembentukan tim lima pansus terkait PKB. Menurutnya, langkah ini merupakan upaya untuk meluruskan sejarah dan mengembalikan PKB ke pemilik sahnya, yaitu PBNU.
"PBNU sedang berdiskusi. Jika diperlukan, pembentukan tim lima akan segera dilakukan," kata Gus Ipul dalam siaran pers, Jumat (26/5).
Gus Ipul menilai bahwa elite PKB saat ini banyak membuat pernyataan yang melenceng dari nilai-nilai awal pendirian PKB. Ia mencatat adanya upaya nyata dan sistematis dari para elite partai untuk menjauhkan PKB dari struktur NU.
"Pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris. Ada tanda-tanda mereka akan membawa lari dari sejarah berdirinya PKB," ucap Gus Ipul.
Gus Ipul menjelaskan bahwa PKB didirikan oleh struktur NU, mulai dari PBNU hingga cabang, MWC, dan ranting NU. Tanpa struktur NU, tegasnya, PKB tidak akan pernah terbentuk.
Konflik Antara PBNU dan PKB
Gus Ipul menyoroti pernyataan dari elite PKB yang menganggap bahwa PBNU tidak perlu didengarkan, dengan merujuk pada kekalahan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, yang menjadi cawapres berpasangan dengan Anies Baswedan dalam pemilihan presiden 2024, dari pasangan Prabowo-Gibran.
Menurut Gus Ipul, tim lima yang akan dibentuk ini akan serupa dengan tim lima yang dibentuk PBNU pada awal reformasi dahulu untuk mendirikan PKB. Pembentukan tim ini akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Rais Aam KH Miftachul Ahyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
"Kita akan undang bergabung seluruh tokoh, para aktivis NU untuk dimintai pendapatnya terkait hal ini," kata Gus Ipul.
Konflik antara PBNU dan PKB mencerminkan dinamika politik yang kompleks antara dua institusi yang memiliki sejarah panjang dan keterkaitan erat. Kedua belah pihak kini tampaknya berhadapan dalam upaya untuk mendefinisikan kembali peran masing-masing dalam lanskap politik Indonesia. Bagaimana kisah ini akan berkembang masih harus kita tunggu, namun satu yang pasti, publik akan terus memantau dengan seksama.
(Mond/L6)
#PKB #NahdlatulUlama #PBNU #Politik