PDIP Belum Tentukan Sikap: Bergabung atau Menjadi Oposisi di Era Prabowo-Gibran
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
D'On, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyampaikan bahwa partainya belum mengambil keputusan final mengenai apakah akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming atau memilih jalan oposisi untuk lima tahun ke depan. Keputusan penting ini, menurut Hasto, masih menunggu arahan dan keputusan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, yang rencananya akan dibahas dalam Kongres PDIP mendatang.
Dalam pernyataannya kepada awak media di Jakarta Pusat, Minggu (18/8/2024), Hasto menegaskan bahwa PDIP selalu berpijak pada "jalan kerakyatan." Prinsip ini menuntun partai dalam setiap langkah politiknya, terutama dalam menghadapi dinamika politik nasional yang sedang berkembang. “Kita menunggu panggilan nasional, dan itu akan diputuskan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri. Kami akan memutuskan langkah strategis ini di dalam Kongres yang akan datang,” ujar Hasto.
Fokus Pada Kekuatan Moral dan Kebenaran
Dalam situasi politik yang semakin memanas, terutama setelah gelaran Pilpres 2024, Hasto menekankan bahwa PDIP tetap fokus pada penggerakan moral dan kebenaran. Hal ini menjadi penting, terutama di tengah perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia, di mana semangat kebangsaan dan keadilan sosial harus terus dijaga dan diperjuangkan.
“Sekarang ini, tugas kita adalah menggerakkan kekuatan moral, keluaran kebenaran. Tidak boleh ada yang merasa takut akan intimidasi. Mari kita kembalikan watak kekuasaan kepada rakyat, bukan untuk kepentingan keluarga atau kelompok tertentu,” tegasnya. Pernyataan Hasto ini seolah menggarisbawahi pentingnya menjaga integritas kekuasaan agar tetap berorientasi pada kepentingan rakyat, bukan dimanipulasi untuk kepentingan pribadi atau kelompok elit.
Meneladani Semangat Perjuangan Bung Karno
Hasto juga menyinggung semangat juang Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sebagai teladan yang harus diikuti. Bung Karno, kata Hasto, berjuang dengan penuh keberanian meskipun harus keluar masuk penjara. Keberanian inilah yang menurutnya harus dijadikan inspirasi oleh para kader PDIP dalam melawan penyalahgunaan kekuasaan.
“Bung Karno saja berani mendirikan republik ini dengan segala pengorbanan, keluar masuk penjara, selalu dengan kepala tegak agar rakyat bisa merdeka tanpa eksploitasi. Banyak pejuang bangsa seperti pada peristiwa 10 November 1945 dan resolusi jihad 22 Oktober 1945 yang menjadi bukti semangat perjuangan itu,” ujar Hasto.
Menurut Hasto, semangat juang ini tidak boleh pudar, terutama ketika melihat kekuasaan yang disalahgunakan, konstitusi yang dimanipulasi, dan demokrasi yang dibelokkan. “Untuk apa mereka berjuang dan mengorbankan diri jika akhirnya kekuasaan disalahgunakan dan konstitusi dimanipulasi? Jika demokrasi dibelokkan? Jika anggaran negara digunakan untuk politik elektoral? Ini yang ingin dikoreksi oleh PDIP, dan bulan Agustus ini adalah momen untuk menggelorakan kembali semangat perjuangan tersebut,” pungkasnya.
Dengan demikian, PDIP tengah berada di persimpangan jalan politik yang krusial. Sikap yang akan diambil bukan hanya menentukan posisi partai, tetapi juga mencerminkan komitmen terhadap nilai-nilai yang telah diperjuangkan sejak era kemerdekaan. Keputusan ini, yang akan diambil di Kongres mendatang, tidak hanya akan berdampak pada PDIP, tetapi juga pada arah masa depan politik Indonesia di bawah pemerintahan Prabowo-Gibran.
(Mond)
#Politik #PDIP