Breaking News

Perseteruan Makin Memanas: PKB dan PBNU Saling Serang

Kolase Logo PKB dan PBNU

D'On, Jakarta -
Hubungan antara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) semakin memanas dalam beberapa bulan terakhir. Konflik ini menjadi perhatian publik setelah kedua pihak saling melontarkan kritik tajam di media. Perseteruan bermula ketika Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, mengkritik pelaksanaan ibadah haji yang dipimpin oleh Kementerian Agama, yang dikepalai oleh Yaqut Cholil Qoumas.

Cak Imin dan Kritik Terhadap Pelaksanaan Haji

Cak Imin, yang memimpin Tim Pengawasan Haji DPR, menyoroti berbagai masalah dalam penyelenggaraan haji. Kritik yang dia lontarkan mencakup kondisi tempat bermalam yang sempit dan keterlambatan layanan transportasi. Untuk menindaklanjuti temuannya, Cak Imin membentuk Panitia Khusus Haji di DPR guna memeriksa kinerja Kementerian Agama.

PBNU Merespons dengan Keras

Respons keras datang dari PBNU yang dipimpin oleh Yahya Cholil Staquf, yang juga kakak dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Gus Yahya mengumumkan pembentukan tim khusus untuk mengkaji ulang hubungan PBNU dengan PKB. Dia menggunakan analogi bahwa PBNU adalah pabrik mobil dan PKB adalah produk mobil yang mengalami cacat sistem sehingga perlu di-recall untuk diperbaiki.

“Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku,” kata Gus Yahya, Sabtu (3/8). “Ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. [Maka] ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya,” lanjutnya.

Balasan Pedas dari PKB

Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar atau Gus Halim, yang juga Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi, merespons dengan keras pernyataan Gus Yahya. "Saya tidak ingin terjebak dengan orang yang suka ngomong jelek. Saya enggak ingin mulut saya rusak seperti mulut-mulut yang rusak-rusak itu," ucapnya pada Selasa (6/8).

Sekjen PKB Menolak Panggilan PBNU

Sekretaris Jenderal PKB, Hasanuddin Wahid, menolak undangan dari PBNU untuk hadir dan memberikan keterangan terkait hubungan antara kedua organisasi. Hasanuddin mempertanyakan alasan di balik pemanggilan tersebut dan menegaskan bahwa PKB adalah entitas yang berbeda dari PBNU. “Tiba-tiba bikin tim mengundang saya. Kayak dagelan aja. Untuk apa? Mana mungkin saya memenuhi undangan mereka?” katanya pada Senin (5/8).

Respons PBNU terhadap Penolakan PKB

Sekretaris Jenderal PBNU, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menanggapi penolakan Hasanuddin dengan tenang. Ia menyatakan bahwa pemanggilan tersebut adalah bagian dari upaya untuk mencari keterangan dari kedua belah pihak dan menghormati keputusan Hasanuddin yang tidak mau hadir. “Ya enggak apa, ya kita menghormati aja kalau enggak mau hadir kan,” kata Gus Ipul, Selasa (6/8).

Polemik Kader PKB dan Hubungan Sejarah

Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, menyatakan bahwa Gus Yahya dan Gus Ipul bukan lagi kader PKB karena tidak memiliki kartu tanda anggota (KTA) PKB. Sebaliknya, Jazilul mengklaim dirinya masih aktif dalam organisasi NU. “Ayo ditegakkan. Ini organisasi ulama. Bukan organisasi pasar Induk. Di situ ada adab, ada tata krama, ada kesantunan, ada semuanya,” kata Jazilul.

Gus Ipul merespons santai pernyataan tersebut, menegaskan bahwa KTA dapat dibuat kapan saja dan mengingatkan bahwa PKB lahir berkat upaya dari pengurus PBNU pada tahun 1998. Ia menekankan pentingnya sejarah dan hubungan erat antara PKB dan PBNU yang tercatat dalam dokumen-dokumen tertulis.

Perseteruan ini memperlihatkan adanya gesekan serius antara PKB dan PBNU, yang tampaknya semakin memperuncing ketegangan di antara kedua pihak. Bagaimana situasi ini akan berkembang, masih perlu ditunggu.

(Mond/CNN)

#PKB #Politik #PBNU