Breaking News

PKS Putus Dukungan untuk Anies di Pilgub DKI Jakarta

Anies Baswedan 

D'On, Jakarta -
Dalam dinamika politik yang semakin memanas menuju Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan strategi. Muhammad Kholid, Juru Bicara PKS, mengungkapkan bahwa dukungan partainya kepada Anies Baswedan dalam Pilgub DKI Jakarta sudah dianggap kedaluwarsa. Pernyataan ini memberikan sinyal kuat bahwa PKS sedang mempertimbangkan langkah baru dalam strategi politiknya.

Sejak awal, PKS telah menempatkan diri sebagai salah satu partai yang paling vokal mendukung pencalonan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Pada 25 Juni 2024, PKS bersama Sohibul Iman telah secara resmi mencalonkan Anies sebagai bakal calon gubernur, dengan Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur. Namun, dalam perkembangan terakhir, PKS memberikan tenggat waktu 40 hari, hingga 4 Agustus 2024, kepada Anies untuk mendapatkan dukungan tambahan dari partai-partai lain yang berpartisipasi dalam Pilkada Jakarta.

Meskipun Anies telah mendapatkan dukungan dari beberapa partai dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya, termasuk Nasdem dan PKB, tampaknya dukungan tersebut tidak berlanjut sepenuhnya. Beberapa partai pendukung ini terlihat masih setengah hati dalam memberikan dukungan, dengan mempertimbangkan berbagai alasan strategis dan politik masing-masing.

Kholid menjelaskan bahwa PKS telah melakukan segala upaya untuk mendukung Anies, namun dengan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu, partainya kini mulai mengeksplorasi opsi lain, termasuk kemungkinan berkoalisi dengan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). KIM sendiri dipimpin oleh Gerindra, Golkar, PAN, dan Demokrat, dan telah menjadi kekuatan yang signifikan dalam peta politik nasional.

"Sehingga kalau opsi yang pertama sudah kita lakukan dalam tempo yang cukup lama kita sekarang memperdalam, mengkaji, mengeksplorasi opsi yang kedua yakni dengan pimpinan dari KIM," jelas dia di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2024).

Kholid menekankan bahwa opsi untuk berkomunikasi dengan partai lain bukanlah keputusan yang diambil secara tiba-tiba. Hal ini telah dibahas secara mendalam dalam musyawarah Majelis Syuro PKS, di mana DPP PKS dimandatkan untuk melanjutkan komunikasi dengan sejumlah partai politik, termasuk dengan Prabowo Subianto, Ketua Umum Gerindra.

Isu bahwa PKS mungkin akan merapat ke KIM menjadi pembicaraan hangat di kalangan pengamat politik. Jika PKS benar-benar bergabung dengan koalisi ini, hal tersebut dapat mengubah peta politik di Pilkada DKI Jakarta dan juga di tingkat nasional.

Langkah PKS ini menunjukkan betapa dinamisnya politik di Indonesia, di mana tidak ada yang pasti hingga detik terakhir. Sikap pragmatis yang ditunjukkan PKS menjadi cermin dari kondisi politik yang selalu berubah, di mana partai-partai harus terus beradaptasi dengan situasi untuk mempertahankan relevansi dan kekuatannya.

Meski demikian, Kholid masih enggan membeberkan secara rinci siapa calon yang akan didukung PKS di masa depan. Hal ini menunjukkan bahwa PKS masih mempertimbangkan berbagai kemungkinan, sambil terus menjaga komunikasi dengan berbagai pihak yang mungkin menjadi mitra strategisnya.

Dalam politik, strategi yang fleksibel dan responsif terhadap perubahan adalah kunci untuk tetap bertahan. PKS tampaknya memahami hal ini dan sedang mempersiapkan langkah-langkah berikutnya untuk menghadapi tantangan yang ada di depan. Dengan demikian, langkah PKS ke depan akan menjadi salah satu yang paling dinantikan dalam peta politik Pilkada DKI Jakarta 2024.

(Mond/Tirto)

#PKS #AniesBaswedan #PilkadaJakarta #Politik