Polisi Tangkap Tiga Pelaku Penembakan Remaja di Medan Belawan, Dua Masih Buron
Tampang para pelaku penembakan terhadap Riski Pohan di Medan Belawan. Foto: Dok. Polres Pelabuhan Belawan
D'On, Belawan Sumatera Utara - Keheningan dini hari di kawasan Medan Belawan pecah oleh suara rentetan tembakan yang menghujani sekelompok remaja yang tengah memasang baliho organisasi masyarakat. Insiden ini mengakibatkan seorang remaja bernama Riski Pohan (18) mengalami luka tembak serius yang menembus paru-parunya. Peristiwa tragis ini terjadi pada Kamis (8/8) sekitar pukul 02.30 WIB di Jalan Pulo Irian, Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara.
Pada malam yang sepi itu, Riski dan empat rekannya tengah menjalankan tugas yang diberikan oleh salah satu ormas untuk memasang baliho guna menyambut perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah tugas selesai, mereka memutuskan untuk beristirahat di depan Kantor Pos Belawan. Tak ada firasat buruk yang menghantui para remaja ini, hingga tiba-tiba sebuah mobil Avanza putih melaju kencang dari arah Belawan menuju Medan dan berhenti mendadak di depan mereka.
Tanpa peringatan, penumpang di dalam mobil tersebut mulai melepaskan tembakan bertubi-tubi ke arah Riski dan teman-temannya. Total ada sekitar tujuh hingga delapan tembakan yang dilepaskan. Satu peluru malang mengenai tubuh Riski, menembus pundaknya dan merusak paru-parunya. Dalam sekejap, suasana berubah menjadi mencekam. Rekan-rekan Riski berteriak histeris melihat darah yang mengucur dari tubuh temannya.
Tak butuh waktu lama bagi polisi untuk menelusuri jejak para pelaku. Berbekal keterangan saksi dan bukti-bukti di lapangan, pihak Kepolisian Pelabuhan Belawan bergerak cepat. Pada Kamis malam, hanya beberapa jam setelah insiden, polisi berhasil menangkap tiga dari lima pelaku yang diduga terlibat dalam aksi penembakan brutal tersebut. Penangkapan berlangsung di Jalan Veteran Pasar 4, Helvetia, Kecamatan Labuhan Deli.
Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban, mengungkapkan identitas ketiga pelaku yang berhasil diamankan. Mereka adalah Chandra (26 tahun), yang berperan sebagai sopir mobil; Wahyu Ardinata (21 tahun), yang bertindak sebagai eksekutor atau pelaku penembakan; dan Muhammad Rizki Ananda (19 tahun), yang bertugas memantau situasi di lokasi kejadian. Ketiga pelaku merupakan warga Medan Belawan.
Dua Pelaku Masih Buron
Meski sudah menangkap tiga pelaku, kasus ini masih belum tuntas. Polisi kini memburu dua pelaku lainnya yang hingga saat ini masih berstatus buron. Mereka adalah Difa dan Ali Badok. Berdasarkan keterangan yang diperoleh polisi, Difa berperan sebagai pemantau situasi bersama Muhammad Rizki Ananda, sementara Ali Badok diduga mengambil senjata airsoft gun dari bagasi mobil dan menyerahkannya kepada Wahyu Ardinata yang kemudian digunakan untuk menembak Riski.
Polisi telah menetapkan kedua buron tersebut dalam daftar pencarian orang (DPO) dan meminta masyarakat yang memiliki informasi tentang keberadaan mereka untuk segera melapor ke pihak berwajib.
AKBP Janton Silaban menegaskan bahwa para pelaku akan dikenakan Pasal 170 Ayat 2 KUHP, yang mengatur tentang tindak pidana kekerasan terhadap orang secara bersama-sama, dengan ancaman hukuman maksimal sembilan tahun penjara. Janton menambahkan bahwa pihaknya akan bekerja keras untuk menangkap dua pelaku yang masih buron dan memastikan semua pihak yang terlibat dalam kejahatan ini mendapatkan hukuman yang setimpal.
Kondisi Korban
Sementara itu, Riski Pohan kini masih menjalani perawatan intensif di RS Adam Malik. Luka tembak yang menembus paru-parunya membuat kondisi Riski sangat kritis. Tim medis bekerja keras untuk menyelamatkan nyawa Riski yang masih muda dan memiliki masa depan panjang di depannya.
Insiden penembakan ini menyisakan luka mendalam bagi keluarga dan teman-teman Riski. Mereka berharap para pelaku segera tertangkap dan mendapatkan hukuman yang setimpal atas tindakan keji yang mereka lakukan. Masyarakat pun mengutuk keras aksi brutal ini, menuntut agar keamanan di kawasan Medan Belawan dapat ditingkatkan demi mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Kasus penembakan ini menyoroti pentingnya keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya di daerah-daerah yang rawan kejahatan. Kejadian tragis yang menimpa Riski Pohan menjadi pengingat bagi kita semua bahwa kejahatan dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Diharapkan, dengan tertangkapnya para pelaku, keadilan dapat ditegakkan dan rasa aman di tengah masyarakat kembali pulih.
(Mond)
#Penembakan #Kriminal