Salat Sunah: Memaknai 5 Amalan Utama dalam Ibadah Harian
Ilustrasi Berdoa
Dirgantaraonline - Dalam Islam, selain salat wajib yang menjadi tiang agama, terdapat juga berbagai jenis salat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan sebagai pelengkap dan penyempurna ibadah seorang Muslim. Salat sunah memiliki banyak manfaat, mulai dari mendekatkan diri kepada Allah hingga mendapatkan ketenangan jiwa. Kitab Fikih Minhaji karya Imam Syafi’i menyebutkan beberapa salat sunah yang sangat dianjurkan, di antaranya adalah salat tahajud, salat tahiyatul masjid, salat duha, salat witir, dan salat istikharah. Berikut penjabarannya secara mendalam.
1. Salat Tahajud: Menghidupkan Malam dengan Ibadah
Salat tahajud merupakan salah satu bentuk ibadah malam yang sangat dianjurkan dalam Islam. Salat ini hanya bisa dilakukan setelah seseorang terbangun dari tidur. Keutamaan salat tahajud sangat besar, hingga Allah sendiri menyebutkannya dalam Al-Qur’an, tepatnya dalam Surat Al-Isra ayat 79:
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji."
Salat ini dikenal sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah di waktu-waktu sunyi malam, ketika kebanyakan manusia terlelap. Bagi mereka yang melaksanakannya, salat tahajud menjadi bukti cinta dan penghambaan yang mendalam kepada Sang Pencipta. Rasulullah SAW sendiri tidak pernah meninggalkan salat tahajud sepanjang hidupnya, bahkan menganjurkan umatnya untuk melaksanakannya dengan rakaat yang tidak terbatas, asalkan dilaksanakan dengan ikhlas dan penuh khusyu’.
2. Salat Tahiyatul Masjid: Menghormati Rumah Allah
Setiap kali seorang Muslim memasuki masjid, ia dianjurkan untuk melaksanakan salat tahiyatul masjid sebelum duduk. Salat ini terdiri dari dua rakaat dan dimaksudkan sebagai bentuk penghormatan kepada rumah Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim:
"Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka jangan duduk sebelum salat dua rakaat."
Salat tahiyatul masjid bisa digabung dengan niat salat fardu atau salat sunah lainnya, sehingga memudahkan bagi orang yang mungkin sudah dekat dengan waktu salat wajib atau sedang ingin melaksanakan salat sunah yang lain. Intinya adalah agar seseorang tidak langsung duduk ketika masuk masjid, melainkan terlebih dahulu menunjukkan adab kepada tempat yang disucikan oleh Allah.
3. Salat Duha: Meraih Keberkahan di Pagi Hari
Salat duha adalah salah satu amalan yang memiliki keutamaan besar, terutama dalam memperoleh keberkahan rezeki. Dilaksanakan pada pagi hari, setelah matahari mulai meninggi hingga sebelum waktu zuhur, salat duha minimal dikerjakan dua rakaat dan maksimal delapan rakaat. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
"Kekasihku (Nabi SAW) berpesan kepadaku soal tiga hal; puasa tiga hari tiap bulan, salat duha dua rakaat, dan salat witir sebelum tidur."
Waktu terbaik untuk melaksanakan salat duha adalah setelah seperempat siang, di mana sinar matahari sudah mulai menyinari bumi secara merata. Bagi mereka yang rajin melaksanakan salat duha, Allah menjanjikan kecukupan rezeki dan ketenangan jiwa sepanjang hari.
4. Salat Witir: Penyempurna Malam yang Mustahab
Salat witir merupakan salat sunah yang sangat dianjurkan (sunah muakad), dan menjadi penutup dari seluruh rangkaian ibadah malam. Disebut witir karena salat ini diakhiri dengan satu rakaat yang menjadikannya ganjil, berbeda dari salat-salat lain yang biasanya dilakukan dalam jumlah rakaat genap. Sayyidina Ali meriwayatkan:
"Salat witir tidak harus seperti salat wajib yang kalian lakukan, tapi Rasulullah SAW mensunahkannya."
Waktu pelaksanaan salat witir adalah setelah salat Isya hingga menjelang terbit fajar. Namun, yang paling utama adalah melakukannya sebagai penutup dari seluruh salat malam. Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Allah Swt menganugerahi kalian sebuah salat yang lebih baik daripada unta merah. Salat itu adalah salat witir yang waktunya Dia sediakan untuk kalian antara salat Isya dengan terbitnya fajar."
Imam Syafi’i menjelaskan bahwa salat witir bisa dikerjakan dalam satu rakaat, namun lebih baik jika dilakukan dalam tiga rakaat: dua rakaat pertama diakhiri dengan salam, dan satu rakaat terakhir dikerjakan terpisah. Bagi yang ingin mencapai kesempurnaan, salat witir bisa dilakukan hingga sebelas rakaat, di mana setiap dua rakaat ditutup dengan salam dan diakhiri dengan satu rakaat witir.
5. Salat Istikharah: Meminta Petunjuk dalam Keraguan
Salat istikharah adalah salat dua rakaat yang dilaksanakan ketika seseorang dihadapkan pada suatu pilihan dan tidak yakin mana yang terbaik baginya. Salat ini dilakukan di luar waktu-waktu yang dilarang untuk salat, seperti setelah subuh atau setelah asar. Setelah melaksanakan salat, dianjurkan untuk membaca doa istikharah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam doa tersebut, seorang Muslim memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk mengenai keputusan yang hendak diambil.
Salat istikharah bukan hanya sekedar formalitas, melainkan merupakan bentuk penyerahan diri kepada kehendak Allah. Ketika seseorang merasa bingung atau ragu, salat istikharah menjadi jalan untuk memohon bimbingan dari Yang Maha Mengetahui. Jika setelah melaksanakan salat istikharah seseorang merasa mantap dengan pilihannya, maka itu adalah tanda bahwa Allah telah memberikan petunjuk. Namun, jika keraguan masih ada, dianjurkan untuk menunda keputusan hingga mendapatkan kejelasan.
Salat-salat sunah seperti tahajud, tahiyatul masjid, duha, witir, dan istikharah bukan hanya sekadar amalan tambahan, tetapi juga merupakan sarana penting untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperoleh keberkahan dalam hidup. Dengan melaksanakan salat-salat ini, seorang Muslim tidak hanya memperkuat hubungannya dengan Sang Pencipta, tetapi juga memperkaya jiwa dan memperkuat keimanan dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan. Setiap salat sunah memiliki keutamaan dan makna tersendiri, yang jika diamalkan dengan konsisten, akan menjadi ladang pahala yang melimpah di akhirat nanti.
(Rini)
#SalatSunah #Religi #Islami