Breaking News

Sumatera Barat Terdampak Terparah, Deflasi Melanda 32 Provinsi di Indonesia pada Juli 2024

Ilustrasi 

D'On, Jakarta -
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa deflasi telah terjadi hampir merata di 32 provinsi Indonesia pada Juli 2024. Sementara itu, inflasi hanya tercatat di 6 provinsi. Hal ini diungkapkan oleh Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers yang berlangsung pada Kamis, 1 Agustus 2024.

"Sebanyak 32 dari 38 provinsi mengalami deflasi, sedangkan 6 lainnya mengalami inflasi," ujar Amalia. Deflasi tertinggi terjadi di Sumatera Barat dengan penurunan harga mencapai 1,07% secara bulanan. Sementara itu, inflasi tertinggi tercatat di Papua Barat Daya dengan kenaikan harga sebesar 0,25% month-to-month (mtm).

Selain Papua Barat Daya, lima provinsi lainnya yang mengalami inflasi adalah Papua Barat, Papua Tengah, Bali, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Sedangkan di luar keenam provinsi tersebut, seluruh wilayah Indonesia mengalami deflasi secara bulanan.

Secara umum, Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,18% mtm pada Juli 2024. Namun, jika dilihat secara tahunan, Indonesia masih mencatat inflasi sebesar 2,13%. Deflasi yang terjadi pada Juli ini menandai bulan ketiga berturut-turut Indonesia mengalami penurunan harga.

Penurunan harga yang signifikan ini terutama dipengaruhi oleh turunnya harga-harga komoditas volatile food. Amalia mengungkapkan bahwa komoditas yang paling berkontribusi terhadap deflasi adalah bawang merah, cabai merah, tomat, dan daging ayam. Harga-harga bahan makanan tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga mendorong deflasi di berbagai provinsi.

Deflasi yang terjadi selama tiga bulan berturut-turut ini menimbulkan berbagai implikasi ekonomi. Di satu sisi, penurunan harga bahan makanan dapat membantu meringankan beban biaya hidup masyarakat. Namun, di sisi lain, penurunan harga yang terlalu lama dapat menjadi indikasi melemahnya permintaan dan aktivitas ekonomi.

Para ekonom memperingatkan bahwa jika deflasi terus berlanjut, hal ini bisa mengindikasikan adanya masalah struktural dalam perekonomian, seperti lemahnya daya beli masyarakat atau ketidakstabilan pasokan bahan makanan. Oleh karena itu, pemerintah dan pelaku usaha perlu memantau perkembangan ini dengan seksama dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Data terbaru dari BPS menunjukkan bahwa deflasi masih menjadi fenomena yang dominan di Indonesia, dengan 32 provinsi mengalami penurunan harga pada Juli 2024. Sementara itu, hanya 6 provinsi yang mengalami inflasi. Penurunan harga bahan makanan menjadi penyumbang utama deflasi, yang telah berlangsung selama tiga bulan berturut-turut. Dengan demikian, pemantauan dan tindakan yang tepat sangat diperlukan untuk mengatasi potensi dampak negatif dari tren deflasi ini.

(Mond/CNBC)

#SumateraBarat #Deflasi #Ekonomi #BPS