Breaking News

Tahapan Perkembangan Otak Manusia: Dari Bayi Hingga Lansia

Ilustrasi Otak 

Dirgantaraonline -
Otak manusia merupakan pusat dari semua fungsi dan aktivitas tubuh, meliputi kecerdasan, kreativitas, emosi, ingatan, dan gerakan. Namun, tahukah Anda bagaimana tahapan perkembangan otak manusia sejak bayi hingga lansia? Berikut adalah penjelasan mendalam mengenai prosesnya.

Pembentukan dan Perkembangan Otak Sejak Janin

Perkembangan otak manusia dimulai sejak fase embrio. Sekitar minggu ketiga hingga keempat setelah pembuahan, tabung saraf mulai terbentuk. Bagian depan tabung saraf berkembang menjadi otak, sedangkan bagian belakangnya menjadi sumsum tulang belakang. Sel-sel saraf puncak kemudian membentuk sistem saraf tepi.

Pada minggu ketujuh, tabung saraf membagi diri menjadi tiga area utama: otak belakang, otak tengah, dan otak depan. Setiap area ini kemudian berkembang lebih lanjut. Pada usia kehamilan tiga bulan, ukuran otak janin meningkat pesat, dengan bagian otak depan tumbuh lebih cepat daripada bagian lainnya.

Pada usia enam bulan, korteks serebral mulai menutupi struktur otak dan terbagi menjadi lobus-lobus. Pada akhir kehamilan, otak janin sudah mirip dengan otak manusia dewasa, dengan neuron yang terus terbentuk dan menghubungkan satu sama lain melalui dendrit dan akson.

Perkembangan Otak dari Bayi hingga Dewasa

1. Saat Bayi Lahir

Ketika lahir, bayi memiliki sekitar 100 miliar sel saraf, hampir seluruh neuron yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Otak bayi berukuran sekitar 60% dari otak orang dewasa namun mengandung sedikit mielin, zat lemak yang melapisi sel saraf. Proses mielinisasi terus berlangsung seiring pertumbuhan bayi.

2. Masa Anak-Anak

Memasuki usia tiga tahun, otak anak berkembang menjadi 80% dari ukuran otak dewasa. Pada usia ini, otak anak memiliki lebih dari 200% sinaps dibandingkan otak dewasa. Sinaps ini akan menyusut seiring waktu, menyisakan koneksi yang lebih efisien berdasarkan pengalaman anak. Pada usia lima tahun, ukuran otak anak sudah sepenuhnya menyamai orang dewasa, dan perkembangan otak dipengaruhi oleh pengalaman serta stimulasi lingkungan.

3. Usia Remaja

Di usia remaja, otak mengalami perubahan signifikan, terutama dalam perkembangan korteks prefrontal yang mengatur fungsi kognitif seperti perencanaan dan pengambilan keputusan. Meskipun ukuran otak tidak jauh berbeda dari orang dewasa, bagian ini belum sepenuhnya matang. Remaja seringkali mengandalkan amigdala, yang berhubungan dengan emosi, dalam pengambilan keputusan.

4. Beranjak Dewasa

Memasuki usia 20 tahun, perkembangan korteks prefrontal selesai, yang membantu meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan. Kecerdasan mencapai puncaknya pada usia dewasa awal hingga pertengahan (25 hingga 60 tahun). Namun, mulai usia ini, volume sel saraf dan efisiensi komunikasi antar sel saraf mulai menurun, mempengaruhi kemampuan kognitif seperti fokus dan pembelajaran.

5. Saat Lansia

Mulai usia 50 tahun ke atas, fungsi otak mengalami penurunan yang signifikan. Ingatan menjadi lebih pendek, dan otak mulai menyusut akibat kematian sel saraf dan sinapsis. Risiko penyakit otak, seperti demensia dan Alzheimer, meningkat dengan usia. Menurut National Institute on Aging, jumlah kasus Alzheimer meningkat dua kali lipat setiap lima tahun setelah usia 65 tahun. Meskipun demikian, gaya hidup sehat—seperti olahraga rutin, diet bergizi, dan menghindari kebiasaan merokok serta konsumsi alkohol—dapat membantu mencegah penurunan fungsi otak.

Dengan memahami tahapan perkembangan otak ini, kita dapat lebih menghargai kompleksitas dan perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia serta pentingnya menjaga kesehatan otak sepanjang hidup.

(Rini)

#Sains #PerkembanganOtak #Otak