Turnamen Sepak Bola HUT RI di Cianjur Berujung Mencekam: Pembacokan Antar Suporter Memicu Penghentian Kompetisi
Bentrokan suporter di turnamen sepakbola dalam rangka HUT ke-79 RI di Cianjur. Foto: Dok. Istimewa
D'On, Cianjur - Sebuah turnamen sepak bola antarkampung yang seharusnya menjadi ajang keceriaan dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 Republik Indonesia justru berujung tragis. Suasana yang semula penuh semangat di Kampung Paminggir, Desa Cibaregbeg, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, berubah mencekam pada Sabtu, 10 Agustus 2024, ketika dua kelompok suporter terlibat bentrokan yang berakhir dengan aksi kekerasan.
Adu Argumen Berujung Kekerasan
Pertandingan sepak bola yang memperebutkan tiket menuju babak semifinal dalam turnamen tersebut seketika berubah menjadi ajang kekerasan. Tidak puas dengan hasil pertandingan, suporter dari kedua tim saling bersitegang, dan situasi memanas hingga akhirnya tak terkendali. Suara sorak-sorai yang biasanya mengiringi setiap gol, berganti dengan teriakan dan kericuhan di tengah lapangan yang seharusnya menjadi tempat adu bakat para pemain.
Menurut Kapolsek Cibeber, AKP Tio, ketegangan ini memuncak ketika salah satu suporter yang tidak terima dengan keputusan wasit mulai melancarkan serangan verbal yang kemudian diikuti oleh aksi fisik. "Turnamen ini adalah bagian dari perayaan kemerdekaan. Namun, ketidakpuasan terhadap hasil pertandingan memicu bentrokan yang tidak bisa dihindari," jelas Tio saat dikonfirmasi pada Minggu, 11 Agustus 2024.
Korban Luka Parah Akibat Senjata Tajam
Dalam bentrokan tersebut, seorang penonton berinisial S (42) menjadi korban kekerasan yang tragis. S mengalami luka serius akibat dibacok dengan senjata tajam di bagian kepala, tangan, dan kakinya. Korban segera dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi korban yang kritis menggambarkan betapa seriusnya insiden yang terjadi.
AKP Tio mengungkapkan bahwa insiden ini dipicu oleh ketidakpuasan suporter atas hasil pertandingan yang dirasa tidak adil. "Korban mengalami luka berat yang cukup parah akibat senjata tajam. Saat ini, kondisi korban sedang dalam penanganan medis," lanjut Tio.
Pelaku Berhasil Diamankan
Tidak lama setelah kejadian, polisi berhasil menangkap pelaku pembacokan yang diidentifikasi sebagai E (60), warga Kampung Duren, Desa Mulyasari, Kecamatan Cilaku. Pelaku diketahui membawa sebilah golok saat menyaksikan pertandingan, yang kemudian digunakan untuk menyerang korban. "Pelaku sudah berhasil kami tangkap bersama barang bukti berupa golok yang digunakan dalam insiden tersebut. Saat ini, pelaku masih dalam pemeriksaan intensif oleh tim penyidik Satreskrim Polsek Cibeber," ujar Tio.
Turnamen Sepak Bola Dihentikan
Dampak dari insiden ini begitu besar hingga pihak kepolisian memutuskan untuk menghentikan turnamen sepak bola antarkampung tersebut. Tio menyatakan bahwa evaluasi akan dilakukan terhadap perizinan dan pelaksanaan turnamen serupa di masa mendatang. "Kami tidak ingin insiden serupa terulang kembali. Oleh karena itu, turnamen ini kami hentikan, dan perizinannya akan kami evaluasi secara menyeluruh," tegas Tio.
Turnamen yang seharusnya menjadi ajang silaturahmi dan kebersamaan antar warga justru berakhir tragis. Insiden ini menjadi pengingat bahwa sportivitas dan kedewasaan dalam menerima hasil pertandingan adalah kunci dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam setiap kompetisi.
(Mond/bubun)
#Sepakbola #Olahraga #Peristiwa #HUTRI #Pembacokan