Basuki Hadimuljono: Rencana Menjadi Dosen Setelah Purna Tugas sebagai Menteri PUPR
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono
D'On, Jakarta - Setelah lebih dari satu dekade mengabdi di kabinet, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersiap untuk babak baru dalam hidupnya. Sosok yang kerap dikenal dengan kepiawaiannya dalam urusan infrastruktur ini telah merancang masa depan yang tak kalah penting—menjadi seorang dosen.
Dalam sebuah wawancara usai acara Water Warriors Assemble: Indonesia Wave After The 10th World Water Forum di Kementerian PUPR, Sabtu (21/9/2024), Basuki mengungkapkan rencananya setelah masa jabatannya sebagai Menteri PUPR berakhir pada Oktober mendatang. Ia mengatakan bahwa dirinya akan terjun ke dunia pendidikan, membagikan ilmu dan pengalamannya, terutama dalam bidang yang jarang diekspos namun krusial bagi kelangsungan hidup manusia—hidrogeologi.
"Saya ingin mengajar satu mata pelajaran saja, yaitu ilmu hidrogeologi," ujarnya singkat namun penuh makna.
Mengapa Hidrogeologi?
Hidrogeologi, sebuah cabang ilmu yang mungkin belum banyak dikenal luas oleh masyarakat awam, ternyata memegang peranan vital dalam pengelolaan sumber daya alam, terutama air. Disiplin ini secara khusus mempelajari penyebaran, pergerakan, dan sifat air tanah yang tersimpan di lapisan bawah permukaan bumi, terutama di akuifer, atau lapisan batuan yang mampu menyimpan air.
Pemahaman yang mendalam tentang hidrogeologi bukan hanya penting untuk perencanaan sumber daya air, tetapi juga untuk menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata. Dalam konteks ini, Basuki ingin menjadi penghubung antara ilmu pengetahuan dan praktik di lapangan, menyiapkan generasi baru yang mampu menghadapi tantangan tersebut.
Namun, Basuki masih enggan membocorkan detail lebih lanjut tentang rencana akademisnya, termasuk institusi pendidikan mana yang akan menjadi tempatnya mengabdi. "Soal di mana saya akan mengajar, belum bisa saya sampaikan sekarang," jawabnya diplomatis.
Peran di Pemerintahan: Sebuah Akhir atau Awal Baru?
Sebagai salah satu menteri paling lama dalam pemerintahan Presiden Jokowi, Basuki telah berperan dalam transformasi infrastruktur Indonesia secara masif. Mulai dari pembangunan jalan tol hingga penyediaan sarana air bersih, langkah-langkah yang diambilnya membawa perubahan besar. Namun, apakah tugas sebagai birokrat sudah benar-benar selesai? Saat ditanya mengenai kemungkinan ia kembali diminta untuk menjabat dalam posisi strategis setelah masa jabatannya berakhir, Basuki memilih untuk tidak berspekulasi.
"Saya tidak tahu itu, jangan tanya saya soal itu," ujarnya sambil tersenyum, saat disinggung tentang posisinya sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) yang masih ia emban hingga kini.
Meskipun demikian, tidak sedikit yang menilai bahwa sosok Basuki akan tetap dibutuhkan, baik dalam kapasitas formal maupun sebagai penasihat non-struktural, terutama di tengah dinamika pembangunan yang sedang berlangsung, termasuk proyek ambisius pembangunan Ibu Kota Nusantara.
Menghadapi Tantangan Air di Masa Depan
Selama menjabat sebagai Menteri PUPR, Basuki kerap kali menekankan pentingnya air sebagai kebutuhan pokok yang menyentuh hajat hidup orang banyak. Dari pengalaman panjangnya, ia menyadari betul bahwa permasalahan air, baik dari sisi ketersediaan maupun pengelolaannya, merupakan isu yang tidak bisa diabaikan, terutama di tengah ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.
"Sumber daya air harus dikelola dengan baik, melibatkan semua unsur—pemerintah, akademisi, hingga masyarakat. Ini bukan hanya masalah pemerintah saja, tapi tanggung jawab kita bersama," tegasnya.
Basuki berpendapat bahwa krisis air global akibat perubahan iklim akan menjadi tantangan utama di masa depan. Pemanasan global yang memicu perubahan cuaca ekstrem dapat mengganggu siklus air, menyebabkan kelangkaan di beberapa daerah dan banjir di daerah lainnya. Dalam konteks ini, ilmu hidrogeologi menjadi salah satu kunci untuk memahami dan mengantisipasi dampak-dampak tersebut.
Basuki dan Legacy-nya
Dengan perjalanan karier yang telah menorehkan banyak prestasi, Basuki Hadimuljono akan selalu dikenang sebagai salah satu tokoh penting di balik modernisasi infrastruktur Indonesia. Namun, niatnya untuk menjadi seorang pengajar menunjukkan bahwa ia masih memiliki visi jangka panjang—untuk membentuk generasi baru yang mampu meneruskan pekerjaan besar yang telah dimulainya.
Bagi Basuki, karier sebagai seorang dosen adalah sebuah bentuk pengabdian baru. Bukan lagi melalui kebijakan, tetapi dengan menanamkan ilmu dan pengalaman hidup yang telah ditempanya selama puluhan tahun kepada mahasiswa yang kelak akan menjadi ahli di bidangnya. Ini adalah cara lain untuk memastikan bahwa jejaknya terus berlanjut, melalui generasi penerus yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Sebagaimana pepatah mengatakan, seorang guru tidak pernah benar-benar berhenti berjuang—karena perjuangannya akan selalu hidup dalam murid-muridnya.
(Mond)
#BasukiHadimuljono #MenteriPUPR