Breaking News

Bocah 5 Tahun Korban Penculikan yang Ditemukan Tewas di Pantai Lebak Dimakamkan di Padang

Suasana di rumah kontrakan korban penculikan yang ditemukan tewas di Cihara, Kabupaten Lebak tampak muram dan penuh duka.


D'On, Cilegon –
Tangis keluarga dan kerabat pecah saat jasad Aqilatunnisa Prisca Herlan, bocah lima tahun yang menjadi korban penculikan tragis, dimakamkan di kampung halaman ayahnya di Padang, Sumatera Barat. Aqilatunnisa ditemukan tewas di pesisir Pantai Cihara, Kabupaten Lebak, Banten, setelah dinyatakan hilang selama beberapa hari. Kepergian bocah yang tak bersalah ini mengguncang hati banyak orang, tidak hanya keluarganya, tetapi juga masyarakat luas yang mengikuti kasus ini dengan penuh harap.

Setelah melalui serangkaian proses penyelidikan dan autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Banten, jenazah Aqilatunnisa langsung diterbangkan ke Padang tanpa singgah di rumah duka di Cilegon. "Setelah autopsi selesai, jenazah segera dibawa ke bandara untuk penerbangan ke Padang. Kami tidak membawanya kembali ke rumah di Cilegon," ungkap Haidir, sahabat dekat ayah korban, yang tampak mendampingi keluarga dalam masa berduka ini, Jumat (20/9/2024).

Pemakaman di Padang: Sebuah Permintaan dari Orang Tua

Keputusan untuk memakamkan Aqilatunnisa di Padang datang dari keluarga ayahnya. Andre, sang ayah, diketahui merupakan warga asli Padang, dan keluarga besarnya di sana menginginkan agar cucu mereka beristirahat di tanah leluhur. "Dari informasi yang kami terima, keluarga Andre yang ada di Cilegon menyebutkan bahwa orang tua Andre berharap agar cucunya dimakamkan di Padang. Ini adalah keputusan yang berat, namun dianggap yang terbaik bagi keluarga," tambah Haidir.

Dengan segala proses yang begitu cepat, mulai dari penemuan jasad hingga autopsi, keluarga korban berada dalam duka mendalam. Masyarakat sekitar turut merasakan kepedihan atas peristiwa mengerikan ini. Bagi mereka, Aqilatunnisa bukan hanya sekadar korban penculikan, tetapi simbol dari kepedihan mendalam yang diakibatkan oleh kekejaman yang sulit dipahami.

Kronologi Tragis: Dari Penculikan Hingga Penemuan Jasad

Kisah tragis ini bermula ketika Aqilatunnisa dinyatakan hilang beberapa hari sebelumnya, setelah diduga diculik oleh pelaku yang hingga saat ini masih dalam pencarian pihak kepolisian. Kepanikan menyelimuti keluarga ketika usaha pencarian tidak segera membuahkan hasil, dan akhirnya, harapan mereka sirna ketika jasad bocah malang ini ditemukan di pinggir Pantai Cihara. Penyebab kematiannya masih terus diselidiki oleh pihak berwenang, namun indikasi awal menunjukkan adanya kekerasan fisik.

Peristiwa ini menggugah perhatian publik. Banyak pihak mempertanyakan keselamatan anak-anak di tengah masyarakat dan bagaimana pelaku kejahatan semacam ini bisa beraksi tanpa hambatan. Kepolisian masih terus menyelidiki dan berupaya menemukan pelaku di balik kejahatan biadab ini. Rasa cemas dan ketidakpercayaan menyelimuti banyak warga, terutama orang tua yang mulai khawatir dengan keamanan anak-anak mereka.

Gelombang Dukungan dan Doa dari Berbagai Kalangan

Sejak berita penemuan jasad Aqilatunnisa tersebar, dukungan dan doa untuk keluarga terus mengalir. Di media sosial, banyak warganet yang mengungkapkan rasa belasungkawa dan simpati mereka terhadap keluarga yang ditinggalkan. Para tetangga dan kerabat juga tak henti-hentinya memberikan penghiburan kepada kedua orang tua Aqilatunnisa, yang tampak sangat terpukul oleh tragedi ini.

“Ini adalah cobaan yang sangat berat bagi keluarga kami, namun kami percaya keadilan akan ditegakkan,” ucap salah satu anggota keluarga dengan suara yang penuh isak.

Bagi banyak orang, kasus ini menjadi pengingat akan betapa rapuhnya perlindungan terhadap anak-anak di tengah masyarakat. Harapan besar agar pelaku kejahatan segera tertangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku kini menjadi seruan banyak pihak.

Mengenang Aqilatunnisa: Kenangan yang Tak Terhapus

Aqilatunnisa akan selalu dikenang sebagai seorang bocah ceria yang membawa kebahagiaan bagi keluarga dan teman-temannya. Meskipun usianya masih sangat belia, kepergiannya meninggalkan bekas luka yang dalam di hati banyak orang. Di pemakaman di Padang, keluarga berkumpul, melantunkan doa, dan melepas bocah manis ini ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Tragedi ini bukan hanya soal kehilangan satu nyawa muda, tetapi juga panggilan bagi masyarakat untuk lebih waspada dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Keluarga besar, teman, dan orang-orang yang mengenal Aqilatunnisa berharap keadilan segera ditegakkan, sementara mereka terus merawat ingatan tentangnya sebagai cahaya kecil yang terlalu cepat padam.

(Mond)

#Peristiwa