Breaking News

Dinas Pariwisata Padang Dorong Desainer Lokal untuk Hadirkan Karya Berbudaya Khas Minang

Workshop Desainer Kota Padang 

D'On, Padang -
Dalam upaya memperkuat identitas budaya lokal dan mengembangkan industri kreatif, Dinas Pariwisata Kota Padang bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) menggelar sebuah workshop mode yang didedikasikan untuk memadukan unsur tradisi Minangkabau ke dalam dunia fashion. Workshop ini berlangsung selama tiga hari, mulai Rabu (18/9) hingga Jumat (20/9), bertempat di Mini Teater Youth Center Bagindo Aziz Chan, dan mengundang sejumlah desainer serta pelaku industri mode ternama.

Tidak hanya sekadar workshop biasa, acara ini membawa misi besar: mendorong para desainer muda dan pelaku industri kreatif untuk menghasilkan karya-karya fashion yang mempromosikan budaya Minangkabau, yang kaya akan simbolisme dan keindahan etnik. Dalam pembukaan acara, Wirdanis, Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Padang, menekankan pentingnya mempertahankan akar budaya di tengah laju globalisasi.

“Melalui workshop ini, kami ingin memberikan dorongan bagi para pelaku ekonomi kreatif di bidang fashion untuk tidak hanya berfokus pada estetika semata, tetapi juga menjadikan budaya lokal sebagai sumber inspirasi utama. Kami melihat potensi besar di sini, di mana desain-desain fashion yang dihasilkan dari tangan-tangan berbakat ini bisa menjadi representasi visual budaya Minang, sekaligus memperkenalkan kekayaan daerah kita ke kancah nasional maupun internasional,” ungkap Wirdanis di sela-sela acara pembukaan.

Sinergi Budaya dan Fashion dalam Industri Kreatif

Dalam workshop ini, sebanyak 50 peserta yang terdiri dari desainer muda, pengrajin, dan pengusaha kreatif hadir untuk menimba ilmu langsung dari para ahli. Beberapa nama besar di dunia fashion Indonesia turut berperan sebagai narasumber dan mentor, di antaranya Fomalhaut Zahmel, desainer yang dikenal dengan karya-karyanya yang modern namun tetap menonjolkan sentuhan lokal; Fitri Majid, desainer yang piawai dalam mengolah kain tradisional menjadi busana kontemporer; serta Ike Seroja, Rihendra, Yonk Richardo, dan Hj. Haslinda, yang masing-masing memiliki spesialisasi dalam bidang mode dan desain yang mengakar pada budaya Indonesia.

Para narasumber ini tidak hanya memberikan panduan teknis, tetapi juga berbagi filosofi di balik setiap karya yang mereka ciptakan. Fomalhaut Zahmel, misalnya, menekankan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai budaya dalam setiap desain yang dibuat. “Kita tidak hanya menjahit kain, kita menganyam cerita,” ujarnya di hadapan peserta, menggambarkan bahwa busana dapat menjadi media untuk menceritakan sejarah dan kearifan lokal.

Ekonomi Kreatif Sebagai Pilar Utama

Wirdanis menambahkan bahwa industri kreatif, termasuk subsektor fashion, memiliki peran strategis dalam menggerakkan ekonomi Kota Padang. Hingga saat ini, Dinas Pariwisata membina 17 subsektor ekonomi kreatif, dengan fashion menjadi salah satu subsektor unggulan. “Kami menyadari bahwa industri fashion bukan sekadar tren gaya hidup, tetapi merupakan sektor ekonomi yang mampu menciptakan peluang usaha baru, membuka lapangan kerja, dan pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah,” tambahnya.

Selain workshop ini, berbagai program lain juga telah diluncurkan oleh Dinas Pariwisata untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif. Beberapa di antaranya adalah penyelenggaraan festival seni, pameran karya kreatif, hingga pembukaan ruang publik untuk pertunjukan seni budaya. Semua ini dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada para kreator lokal agar bisa menunjukkan bakat dan karya mereka kepada masyarakat luas.

“Kami ingin menciptakan ekosistem yang mendukung, di mana para pelaku industri kreatif merasa didukung oleh pemerintah dan memiliki ruang untuk mengekspresikan ide-ide mereka,” lanjut Wirdanis.

Harapan dan Langkah ke Depan

Tidak berhenti pada pelaksanaan workshop, Wirdanis berharap bahwa para peserta dapat terus mengembangkan keterampilan mereka serta melanjutkan proyek-proyek yang sudah dimulai selama pelatihan ini. “Kami berharap, para peserta dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat di sini dengan melahirkan karya-karya yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki nilai budaya yang mendalam. Kami sangat mendukung jika ke depannya mereka bisa mengadakan pameran, membuka galeri, atau bahkan menampilkan karya mereka di panggung mode yang lebih besar,” tutup Wirdanis penuh optimisme.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat kreatif ini, Kota Padang berpotensi menjadi pusat industri fashion yang mengedepankan nilai budaya lokal. Selain itu, langkah ini juga diharapkan mampu memperkuat posisi budaya Minangkabau dalam percaturan dunia fashion modern yang semakin kompetitif.

(Mond)

#Fashion #Padang #DinasPariwisata