Hizbullah Konfirmasi Kematian Pemimpin Karismatik Hassan Nasrallah, Tangisan dan Kepedihan Melanda Lebanon
D'On, Beirut, Lebanon – Suasana Beirut pada Sabtu (28/9) mendadak berubah mencekam. Setelah beberapa jam spekulasi beredar, kelompok Hizbullah secara resmi mengonfirmasi kabar tragis yang mengguncang Lebanon: Hassan Nasrallah, pemimpin karismatik yang telah menakhodai Hizbullah selama hampir tiga dekade, tewas dalam serangan udara yang dilancarkan oleh Israel. Pernyataan ini muncul tidak lama setelah Israel mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang menghantam pinggiran selatan Beirut pada Jumat malam (27/9).
Nasrallah, seorang figur yang begitu ikonik dalam gerakan perlawanan di Timur Tengah, dilaporkan tewas bersama beberapa anggota penting Hizbullah dalam apa yang Hizbullah sebut sebagai "serangan Zionis berbahaya". Kematian Nasrallah menandai akhir dari kepemimpinan yang telah membentuk arah politik dan militer Hizbullah selama hampir 30 tahun. Pernyataan resmi dari kelompok tersebut berbunyi, "Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah, telah bergabung dengan para syuhada yang selama ini dipimpinnya dengan kebanggaan dan kehormatan."
Beirut dalam Tangisan dan Amarah
Tangis pecah di jalan-jalan Beirut ketika berita kematian Nasrallah mulai tersebar. Dalam waktu singkat, suasana kota berubah menjadi lautan duka dan amarah. Wartawan AFP yang meliput langsung dari lokasi menggambarkan pemandangan pilu, di mana warga turun ke jalan dengan mata merah dan wajah penuh kesedihan. Sebagian lainnya melepaskan tembakan peringatan ke udara sebagai bentuk penghormatan kepada sosok pemimpin yang dihormati dan ditakuti itu.
Seorang wanita bercadar hitam terlihat histeris di tengah kerumunan, suaranya bergetar oleh emosi ketika ia berteriak, "Jangan percaya mereka, Sayyed baik-baik saja!" Suaranya mencerminkan harapan sekaligus ketidakpercayaan banyak pendukung Hizbullah, yang hingga saat-saat terakhir berharap kabar kematian Nasrallah hanyalah berita bohong.
Nasrallah dikenal sebagai pemimpin yang jarang tampil di hadapan publik sejak perang besar antara Hizbullah dan Israel pada tahun 2006. Meski begitu, pengaruhnya tidak pernah pudar, dan setiap kata yang keluar dari mulutnya menjadi panduan bagi gerakan perlawanan Hizbullah dan para pendukungnya. Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah berkembang menjadi salah satu kekuatan militer non-negara paling tangguh di dunia, memainkan peran penting dalam konflik regional dari Suriah hingga Irak.
Serangan Udara Israel: Terbesar Sejak Perang 2006
Serangan yang menewaskan Nasrallah bukanlah operasi militer biasa. Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di selatan Beirut pada Jumat malam, menargetkan berbagai instalasi milik Hizbullah. Serangan ini, yang disebut-sebut sebagai serangan udara terbesar sejak perang Israel-Hizbullah pada 2006, menambah ketegangan di wilayah yang sudah lama bergejolak.
Dalam beberapa pekan terakhir, ketegangan antara Israel dan Hizbullah terus memuncak. Serangkaian serangan balasan dan retorika keras dari kedua belah pihak menciptakan atmosfer yang semakin memburuk. Namun, serangan yang membunuh Nasrallah ini tampaknya telah mengubah lanskap geopolitik di Lebanon dan Timur Tengah secara keseluruhan. Banyak analis memprediksi bahwa kematian Nasrallah akan memicu respons keras dari Hizbullah, yang berpotensi membawa konflik lebih jauh ke tingkat yang lebih tinggi.
Nasrallah: Simbol Perlawanan dan Kontroversi
Hassan Nasrallah lahir pada 1960 di sebuah keluarga Syiah di pinggiran Beirut. Sejak muda, ia sudah aktif dalam kegiatan politik dan militer. Pada tahun 1992, setelah pendiri Hizbullah, Abbas al-Musawi, tewas dalam serangan Israel, Nasrallah diangkat sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah. Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah berkembang dari kelompok perlawanan lokal menjadi aktor utama dalam dinamika politik dan keamanan di Timur Tengah.
Nasrallah dikenal dengan gaya retorikanya yang kuat, sering menyampaikan pidato-pidato berapi-api yang membangkitkan semangat perlawanan di kalangan pendukungnya, sementara juga menjadi sasaran kecaman dari musuh-musuhnya, terutama Israel dan Amerika Serikat. Di sisi lain, ia juga menjadi simbol bagi jutaan orang yang memandangnya sebagai pejuang yang tak kenal lelah dalam melawan dominasi asing.
Meski kontroversial, kepemimpinannya diakui banyak pihak sebagai salah satu faktor kunci di balik keberhasilan Hizbullah bertahan dari serangan militer Israel dan bertumbuh menjadi kekuatan yang sangat berpengaruh.
Masa Depan yang Tak Pasti
Kematian Hassan Nasrallah menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Hizbullah dan peran Lebanon dalam konflik Timur Tengah. Siapa yang akan menggantikan Nasrallah? Bagaimana reaksi Hizbullah terhadap serangan ini? Dan, yang lebih penting, apa dampak dari peristiwa ini terhadap stabilitas Lebanon yang sudah rapuh?
Sementara dunia menanti langkah selanjutnya dari Hizbullah, satu hal yang pasti: kematian Hassan Nasrallah akan membawa perubahan besar dalam dinamika kekuatan di wilayah tersebut. Para pendukungnya mungkin berduka, tetapi semangat perlawanan yang ia wariskan pasti akan terus hidup.
Dalam suasana penuh emosi di Beirut, banyak yang masih meratap, menolak menerima kenyataan pahit ini. Namun, sejarah sudah mencatatnya: seorang pemimpin besar telah pergi, meninggalkan jejak yang mendalam di panggung politik dan militer Lebanon.
(Mond/AFP)
#Internasional #Hizbullah #Lebanon #HassanNasrallah