Breaking News

Ibu Gadis Penjual Gorengan Tewas di Sumbar Tuntut Hukuman Mati bagi Pelaku

Eli Malina (45), ibu dari Nia Kurnia Sari (18), gadis penjual gorengan yang ditemukan tewas di Padang Pariaman, Sumatera Barat. Foto: Dokumentasi Kumparan.


D'On, Padang Pariaman -
Duka mendalam masih menyelimuti rumah almarhumah Nia Kurnia Sari, gadis berusia 18 tahun yang berprofesi sebagai penjual gorengan keliling, yang menjadi korban pembunuhan sadis. Jasad Nia ditemukan terkubur dengan kondisi mengenaskan, tanpa busana dan tangan terikat, hanya beberapa meter dari rumahnya di Korong Pasa Surau, Nagari Guguak, Kecamatan 2X11 Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada Minggu (8/9). Penemuan ini menggemparkan warga setempat, memicu emosi dan tuntutan keadilan yang keras dari keluarga korban.

Di rumah duka yang sederhana, suasana haru dan tangis masih terdengar. Eli Malina, ibu kandung Nia, tak kuasa menahan air mata dan rasa amarah. Ia meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelaku secepat mungkin. Dalam keterangannya, Eli berharap hukuman paling berat, bahkan hukuman mati, dijatuhkan kepada pelaku yang telah merenggut nyawa putrinya. "Kami belum bisa mengikhlaskan kepergian Nia. Kami minta pelaku dihukum seberat-beratnya, kalau bisa hukuman mati," ujar Eli, yang sehari-hari juga mencari nafkah dengan berjualan gorengan keliling.

Rini Mahyuni (19), kakak kandung Nia, masih mengingat dengan jelas momen terakhir saat adiknya pamit untuk berjualan gorengan pada Jumat (6/9). Malam itu, hujan deras mengguyur wilayah tersebut, dan Nia tak kunjung pulang meski biasanya sudah berada di rumah setelah Magrib. Kekhawatiran keluarga semakin memuncak ketika Nia tak kunjung kembali hingga pukul 22.00 WIB. Rini bersama keluarganya langsung menyusuri rute yang biasa dilalui Nia, namun cuaca buruk dan minimnya penerangan membuat pencarian semakin sulit.

Informasi hilangnya Nia dengan cepat tersebar di antara warga, memicu gerakan spontan dari penduduk setempat yang ikut membantu pencarian hingga larut malam. Namun, pencarian malam itu tidak membuahkan hasil. Upaya pencarian dilanjutkan keesokan harinya, Sabtu (7/9), dengan bantuan Tim SAR gabungan. Namun, lagi-lagi hasilnya nihil.

Kabar mengejutkan datang pada Minggu (8/9) ketika jasad Nia ditemukan terkubur dalam lubang sempit. Kondisinya sangat memprihatinkan, tanpa busana dan dengan tangan terikat. Keberadaan Nia yang gigih membantu keluarga, dikenal baik dan ramah di lingkungannya, serta memiliki prestasi di sekolah, membuat kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya. Nia yang dikenal gigih dan berprestasi di bidang akademik dan bela diri itu bahkan telah mempersiapkan diri untuk memulai kuliah bulan ini. "Rencananya bulan ini dia mulai masuk kuliah, semua tes dan persyaratannya juga sudah selesai, sekarang Nia hanya mencari tambahan uang untuk beli laptop," kenang Rini sambil menangis.

Kini, keluarga hanya bisa mendoakan agar Nia tenang dan diterima di sisi Tuhan. Rini berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak dan pelaku dihukum seberat-beratnya. "Kami hanya berharap kasus ini dapat menjadi pelajaran bagi semua, dan pelaku dihukum seberat-beratnya," ucap Rini.

Penyelidikan Polisi

Kasat Reskrim Polres Padang Pariaman, AKP Reggy, menyatakan bahwa polisi masih terus mendalami penyelidikan terkait kasus ini. Sejumlah saksi, termasuk keluarga korban, tetangga, dan tiga pemuda dari Nagari Guguak, telah diperiksa. Polisi juga menerjunkan anjing pelacak untuk membantu proses penyelidikan. Namun, dari empat pemuda yang menjadi fokus penyelidikan, satu di antaranya belum dapat ditemukan dan diduga melarikan diri. "Kami telah memeriksa beberapa saksi, termasuk orang yang terakhir melihat korban, keluarganya yaitu ibu dan kakak perempuannya, serta tiga orang pemuda di Nagari tersebut," ujar Reggy.

Hingga saat ini, status hukum para saksi belum ditingkatkan menjadi tersangka. Polisi masih melakukan pengumpulan bukti dan keterangan tambahan untuk mempersempit lingkaran tersangka. "Baru hanya sebatas saksi. Belum ada tersangka, sembari itu tim masih melakukan penyelidikan lebih dalam," jelas Reggy.

Kasus tragis ini tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi perhatian serius masyarakat setempat yang berharap agar keadilan dapat ditegakkan dengan seadil-adilnya. Di tengah duka yang mendalam, keluarga dan warga Nagari Guguak hanya bisa berharap agar tragedi ini menjadi akhir dari rangkaian kekerasan yang tak berperikemanusiaan.

(Mond)

#Peristiwa #Pembunuhan #Kriminal