Breaking News

Jalan di Komplek Rindang Alam Amblas, Tiga Rumah Warga Terancam Longsor Akibat Hujan Deras Tanpa Henti

Kalaksa BPBD Kota Padang Hendri Zulviton

D'On, Padang -
Pada Minggu (8/9/2024) malam yang tenang berubah menjadi malam yang mencekam bagi warga Komplek Rindang Alam, RT 01 RW 03, Kelurahan Kotolua, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Sekitar pukul 20.45 WIB, jalan utama di komplek tersebut tiba-tiba amblas, memutus akses dan menimbulkan kekhawatiran besar bagi penduduk setempat. Hujan deras yang terus mengguyur kawasan ini sejak sore hari menjadi penyebab utama terjadinya peristiwa yang mengancam keselamatan warga ini.

Menurut Hendri Zulviton, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, intensitas hujan yang tinggi dan berlangsung lama mengakibatkan jalanan di Komplek Rindang Alam terkikis secara perlahan. Air hujan yang tidak bisa mengalir dengan baik menggerus lapisan tanah di bawah permukaan jalan, hingga akhirnya menyebabkan amblas. "Longsor terjadi akibat hujan deras yang terus mengguyur kawasan ini, menyebabkan jalanan di Komplek Rindang Alam amblas,” jelas Hendri ketika ditemui di lokasi kejadian.

Kondisi geografis yang berbukit dan struktur tanah yang labil di kawasan tersebut memperparah situasi. Ketika hujan dengan intensitas tinggi turun dalam waktu lama, tanah yang sudah tergerus air tidak mampu lagi menopang beban di atasnya. Hal ini menjadi ancaman serius bagi tiga rumah warga yang berada di sekitar lokasi amblasnya jalan. Jika hujan deras kembali mengguyur, bukan hanya jalan yang akan amblas lebih parah, tetapi rumah-rumah yang berada di tepi jurang juga berisiko terkena longsor.

Menanggapi situasi darurat ini, BPBD Kota Padang bergerak cepat untuk melakukan koordinasi dengan Ketua RW setempat dan warga yang terkena dampak. Hendri Zulviton memberikan peringatan keras kepada warga agar tetap waspada dan bersiap untuk melakukan evakuasi jika kondisi hujan tidak membaik. "Kami sudah koordinasi dengan pak RW dan warga sekitar. Kalau hujan deras datang lagi, lebih baik segera mengungsi untuk jaga-jaga,” tambah Hendri dengan nada serius.

BPBD telah mendirikan posko darurat dan menyediakan tempat evakuasi sementara bagi warga yang rumahnya terancam. Tim SAR dan relawan disiagakan di lokasi untuk membantu proses evakuasi jika diperlukan. Mobil-mobil tangki air juga dikerahkan untuk menyedot air yang menggenangi beberapa titik di komplek tersebut, guna mengurangi risiko tambahan longsor.

Warga Komplek Rindang Alam kini dihantui rasa takut akan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Banyak di antara mereka yang sudah bersiap-siap dengan mengemas barang-barang penting dan bersiaga untuk evakuasi. Suasana mencekam masih terasa, terutama di area sekitar tiga rumah yang berada paling dekat dengan lokasi longsor.

"Saya khawatir banget kalau hujan turun lagi. Rasanya enggak tenang, apalagi sama anak-anak di rumah," ujar Andi, salah satu warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi amblas. Warga lainnya juga berharap agar pemerintah kota segera mengambil langkah-langkah pencegahan yang lebih konkret, seperti perbaikan drainase dan penguatan struktur tanah di sekitar pemukiman mereka.

Ke depan, BPBD dan Pemerintah Kota Padang berencana untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan tata kelola air di kawasan-kawasan rawan longsor. Edukasi kepada masyarakat juga menjadi prioritas, mengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam yang bisa datang kapan saja.

“Ini bukan kali pertama kejadian seperti ini terjadi. Kita harus lebih siap dan waspada. Tidak hanya menunggu hujan reda, tapi juga menyiapkan langkah-langkah pencegahan yang lebih baik,” tutup Hendri Zulviton.

Hingga kini, kondisi di Komplek Rindang Alam masih dalam status siaga. Warga diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas terkait guna memastikan keselamatan bersama. Dengan cuaca yang masih belum menentu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi ancaman longsor yang mungkin terjadi sewaktu-waktu.

(Mond)

#Peristiwa #TanahLongsor #Padang