Breaking News

Ketua MUI Padang: Isu Gempa Megathrust, Ujian Akidah yang Harus Kita Sikapi dengan Bijak

Ilustrasi 

D'On, Padang, Sumatera Barat –
Isu tentang potensi gempa besar atau megathrust di wilayah Sumatera dan Jawa kembali mengemuka, menebar keresahan di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal di sepanjang pesisir. Di Kota Padang, yang terkenal dengan posisi geografisnya yang dekat dengan zona rawan gempa, kabar ini menjadi pembicaraan hangat di antara warga.

Menanggapi situasi ini, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padang, Japeri Jarab, mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu yang beredar. Dalam wawancara yang dilakukan pada Minggu (22/9/2024), Japeri mengingatkan bahwa gempa dan bencana alam lainnya adalah bagian dari ketetapan Allah yang harus disikapi dengan keimanan yang kokoh.

“Kami sebagai Ketua MUI Kota Padang ingin menyampaikan kepada masyarakat agar tidak terpancing dengan isu-isu yang berkembang. Isu megathrust ini harus disikapi secara bijak, tidak dengan rasa takut yang berlebihan. Ini merupakan ujian akidah, dan sebagai umat beragama kita harus menghadapi setiap peristiwa dengan keyakinan kepada Allah,” tegasnya.

Ujian Akidah di Tengah Ancaman Bencana

Japeri menjelaskan, peringatan terkait potensi gempa besar memang berlandaskan penelitian ilmiah dan perhitungan yang dilakukan oleh para ahli. Namun, ia menekankan bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, termasuk bencana alam, sudah menjadi bagian dari kehendak Allah.

"Setiap kejadian, baik itu gempa atau bencana lainnya, merupakan bagian dari takdir Allah. Tidak ada satu pun yang terjadi di luar kehendak-Nya. Sebagai umat yang beriman, kita harus menyerahkan segalanya kepada Allah. Takutlah hanya kepada-Nya, karena Dialah yang mengatur segala sesuatu di langit dan di bumi," kata Japeri dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, ia mendorong masyarakat untuk memanfaatkan momentum ini sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Menurutnya, ancaman bencana harus menjadi pengingat untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mempertebal iman. “Ini saat yang tepat bagi kita untuk semakin mendekat kepada Allah. Laksanakanlah ibadah dengan sungguh-sungguh, perkuat akidah kita, dan jangan biarkan rasa takut mengalahkan keyakinan kita,” tambahnya.

Menghadapi Ancaman Megathrust dengan Persiapan yang Matang

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Komunitas Siaga Tsunami (Kogami) Sumatera Barat, Tommy Susanto, memberikan perspektif berbeda. Menurutnya, isu tentang potensi gempa megathrust sudah lama menjadi perhatian di wilayah Sumatera, khususnya di kawasan pesisir seperti Padang. Ia menyebutkan bahwa informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bukanlah untuk menakut-nakuti masyarakat, melainkan sebagai pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana.

“Apa yang disampaikan BMKG itu lebih kepada peringatan dini agar kita siap menghadapi kemungkinan terburuk. Potensi gempa megathrust di Mentawai bukan hal baru, dan kita harus belajar dari sejarah bahwa daerah kita memang rawan gempa. Oleh karena itu, persiapan yang matang sangat diperlukan,” ungkap Tommy.

Tommy menekankan bahwa kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami. Masyarakat diimbau untuk tidak panik jika terjadi gempa, melainkan segera menerapkan langkah-langkah penyelamatan yang telah dipelajari.

“Saat gempa terjadi, yang paling penting adalah jangan panik. Kita harus belajar mengenali karakter ancaman, misalnya memahami ciri-ciri gempa yang berpotensi memicu tsunami, dan memiliki tahapan-tahapan penyelamatan diri. Ini semua bisa dipelajari melalui pelatihan atau sosialisasi yang sering diadakan,” jelasnya.

Pentingnya Perencanaan Evakuasi Keluarga

Lebih jauh, Tommy juga menyarankan agar setiap keluarga di wilayah rawan gempa memiliki rencana evakuasi yang jelas. Rencana ini mencakup titik berkumpul setelah bencana, sehingga anggota keluarga tidak perlu mencari satu sama lain di tengah situasi darurat.

“Siapkan rencana evakuasi untuk keluarga. Ketika gempa terjadi, pastikan setiap anggota keluarga sudah tahu di mana harus berkumpul setelah situasi aman. Ini akan mengurangi kepanikan dan mempercepat proses evakuasi,” ujarnya.

Selain itu, Tommy menyarankan agar setiap keluarga menyiapkan tas siaga bencana yang berisi dokumen penting, makanan, air, pakaian, dan obat-obatan. Tas ini akan sangat berguna jika warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman dan harus bertahan selama beberapa waktu hingga bantuan tiba.

"Pastikan juga untuk menyiapkan tas siaga bencana. Di dalamnya harus ada hal-hal penting seperti identitas, makanan dan minuman, serta pakaian secukupnya. Ini akan sangat membantu ketika kita berada di pengungsian dan menunggu bantuan dari pihak berwenang," pungkasnya.

Menghadapi Masa Depan dengan Keimanan dan Kesiapsiagaan

Isu tentang potensi gempa megathrust memang menimbulkan kecemasan, namun dengan kesiapsiagaan yang tepat dan keimanan yang kokoh, masyarakat dapat menghadapi ancaman ini dengan lebih tenang. Ketua MUI Padang dan Komunitas Siaga Tsunami sama-sama mengajak warga untuk tetap waspada, namun tidak larut dalam ketakutan. Keduanya menekankan pentingnya menghadapi ujian ini dengan akidah yang kuat dan persiapan yang matang, sehingga apapun yang terjadi, masyarakat Padang siap menghadapinya.

(Mond)

#MUI #Padang #Megathrust #Akidah