Misteri Kematian Tragis Gadis Penjual Gorengan di Sumatera Barat: Fakta dan Penyelidikan yang Belum Terungkap
Polisi Temukan TKP Gadis Penjual Gorengan yang Dikubur di Padang Pariaman
D'On, Padang Pariaman – Dalam tragedi yang menggemparkan, Nia Kurnia Sari, seorang gadis berusia 18 tahun, ditemukan tewas dalam kondisi yang sangat mengenaskan di sebuah lahan perkebunan di Korong Pasa Gelombang, Nagari Kayu Tanam, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Penemuan jasadnya pada Minggu (8/9) memunculkan duka mendalam dan serangkaian pertanyaan tak terjawab tentang apa yang sebenarnya terjadi.
Menghilang Sejak Jumat: Perjuangan Keluarga yang Tak Pernah Terbayar
Nia dilaporkan menghilang sejak Jumat (6/9) ketika ia meninggalkan rumah dengan baki nampan berisi gorengan, berjalan kaki seperti biasa untuk menjajakan dagangannya. Keluarga dan warga setempat telah berupaya keras mencari Nia setelah ia tidak kembali hingga malam hari. Namun, semua pencarian itu berakhir tragis ketika seorang anak kecil yang bermain di area perkebunan menemukan tali rafia mencuat dari tanah. Tak disangka, ketika tali itu ditarik, tangan Nia muncul dari dalam tanah, menandai berakhirnya harapan untuk menemukannya dalam keadaan selamat.
“Awalnya ada anak kecil menemukan tali rafia, lalu anak ini menariknya. Ternyata, keluar tangan dari tanah,” cerita Safril (56), tetangga Nia, dengan mata berkaca-kaca di Rumah Sakit Bhayangkara Padang, Senin (9/9).
Ditemukan dalam Kondisi Mengenaskan: Luka Batin yang Tak Terhapuskan
Saat ditemukan, Nia berada di dalam lubang galian sedalam kurang dari satu meter, tanpa busana dan dengan tangan terikat. Posisi tubuhnya tertelungkup, seolah menggambarkan penderitaan yang dialaminya sebelum ajal menjemput. Bagi keluarga dan masyarakat sekitar, kondisi tersebut tidak hanya mengungkap kematian yang keji, tetapi juga meninggalkan luka batin yang tak terhapuskan.
“Kami telah lelah mencari selama tiga hari, ternyata Nia dikubur. Tangan diikat dan tanpa busana. Posisi di dalam lobang, tertelungkup,” ungkap Safril, menggambarkan kesedihan mendalam yang melanda seluruh kampung. Ia juga menambahkan seruan keras agar pelaku segera menyerahkan diri. “Kami masyarakat dan tetangga Nia ini, kami minta pelaku menyerahkan diri saja. Anak ini berasal dari keluarga kurang mampu, dia hanya penjual gorengan memakai baki nampan."
Dugaan Perkosaan: Polisi Terus Dalami Kasus
Pihak kepolisian, yang dipimpin oleh Kapolres Padang Pariaman AKBP Faisol Amir, saat ini tengah mendalami dugaan perkosaan yang mungkin terjadi sebelum Nia meregang nyawa. “Sampai saat ini anggota Reskrim melakukan penyelidikan. Kami menggali keterangan-keterangan saksi,” kata Faisol, Senin (9/9).
Faisol mengonfirmasi kondisi tragis jenazah Nia yang ditemukan hanya 500 meter dari rumahnya sendiri. Penemuan ini menambah tragis cerita kematian Nia, yang mengakhiri hidupnya dengan begitu dekat namun tak terselamatkan. “Ditemukan dalam kondisi tanpa busana. TKP-nya berjarak sekitar 500 meter dari rumah korban. Kami terus melakukan penyelidikan,” tambahnya.
Petunjuk di TKP: Jejak Terakhir Seorang Penjual Gorengan
Lokasi penemuan jasad Nia juga menyimpan sejumlah barang yang diyakini milik korban. Di sekitar TKP, ditemukan gorengan yang berserakan di semak-semak, paper bowl, botol plastik berisi saus, dan barang-barang pribadi seperti jilbab, kain sarung, sandal, serta nampan dagangannya. “Ditemukan beberapa barang dekat TKP. Ada jilbab, kain sarung, sendal dan tempat gorengan,” ujar Faisol.
Barang-barang yang berserakan ini menjadi saksi bisu dari detik-detik terakhir Nia, seorang gadis sederhana yang sehari-harinya berjuang mengais rezeki dengan menjual gorengan keliling kampung. Hingga kini, masyarakat Padang Pariaman masih dirundung pertanyaan besar: siapa pelaku di balik kejahatan ini, dan apa motif yang melatarbelakanginya?
Autopsi Menanti Jawaban: Apakah Keadilan Akan Ditegakkan?
Jasad Nia saat ini telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang untuk dilakukan autopsi. Proses ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai penyebab pasti kematiannya dan membantu mengungkap misteri di balik kekejian yang menimpa gadis muda ini.
Tragedi ini tidak hanya mengguncang keluarga Nia, tetapi juga seluruh warga Nagari Kayu Tanam yang berharap keadilan segera ditegakkan. Di tengah upaya penyelidikan yang masih berlangsung, masyarakat mendesak aparat penegak hukum untuk bekerja lebih keras dalam menangkap pelaku dan memastikan bahwa kejahatan serupa tak akan terulang kembali.
Kasus kematian Nia adalah pengingat yang memilukan tentang bahaya yang masih mengintai di sekitar kita, terutama bagi perempuan muda yang rentan terhadap tindak kekerasan. Hingga keadilan terwujud, nama Nia Kurnia Sari akan terus menjadi simbol dari perjuangan melawan kejahatan dan ketidakadilan di negeri ini.
(Mond)
#Peristiwa #GadisPenjualGorenganTewas #Pembunuhan #PadangPariaman