Breaking News

Panduan Lengkap Hubungan Suami Istri yang Bernilai Pahala Menurut Islam

Ilustrasi 

Dirgantaraonline -
Dalam Islam, hubungan suami istri bukan hanya dipandang sebagai pemenuhan hasrat biologis semata, tetapi juga sebagai ibadah yang mendatangkan pahala. Islam mengajarkan bahwa naluri seksual adalah fitrah atau kodrat manusia yang normal, namun pemenuhannya harus dilakukan sesuai dengan syariat yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Tidak hanya mengatur hubungan sosial dan spiritual, Islam juga memberikan panduan yang jelas mengenai tata cara hubungan intim antara suami dan istri. Hubungan yang dilakukan dalam koridor yang diizinkan, yaitu setelah menikah secara sah, akan mendatangkan pahala dan keberkahan. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, "‘Hubungan badan antara kalian (dengan istri atau hamba sahaya) adalah sedekah.’ Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?’ Rasul menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa? Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.’" (HR. Muslim).

Pertanyaannya kemudian, bagaimana seharusnya hubungan suami istri yang benar menurut Islam sehingga dapat bernilai pahala? Berikut adalah penjelasan lebih lanjut.

Tata Cara Hubungan Suami Istri dalam Islam

Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk bagaimana seharusnya hubungan intim antara suami dan istri. Mengikuti tata cara yang sesuai dengan syariat tidak hanya akan membawa ketenangan, tetapi juga pahala.

Berikut adalah tahapan dan anjuran yang perlu diperhatikan sebelum, selama, dan setelah melakukan hubungan intim dalam Islam:

1. Menjaga Kebersihan Diri dan Kemaluan

Sebelum memulai hubungan suami istri, kebersihan tubuh sangat dianjurkan. Suami dan istri wajib membersihkan diri dari hadas, najis, dan hal-hal yang berbau tidak sedap. Hal ini mencakup mandi besar (ghusl) untuk menyucikan tubuh dan memastikan bahwa alat kelamin juga dibersihkan secara menyeluruh. Selain itu, dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemih atau buang air kecil agar tubuh lebih siap untuk memulai hubungan.

2. Berwudhu

Setelah mandi besar, dianjurkan untuk berwudhu sebagai salah satu cara membersihkan anggota tubuh dan menyucikan diri. Wudhu tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik, tetapi juga sebagai simbol kesiapan spiritual dalam melakukan ibadah. Hal ini akan menambah kesucian dalam hubungan yang akan dilakukan, mengingat bahwa hubungan suami istri dalam Islam juga bernilai ibadah.

3. Atur Pencahayaan Kamar

Suasana kamar turut berperan dalam meningkatkan keintiman antara suami dan istri. Dalam Islam, dianjurkan untuk mengatur pencahayaan kamar agar tidak terlalu terang, melainkan remang-remang. Cahaya yang lembut ini membantu menciptakan suasana yang lebih intim, sehingga pasangan bisa lebih fokus dan tenang. Suasana yang tenang juga membuat hubungan lebih khusyuk dan bermakna.

4. Berdoa Sebelum Memulai Hubungan Intim

Sebagaimana dalam setiap aktivitas yang bernilai ibadah, berdoa sebelum memulai hubungan intim sangat dianjurkan. Rasulullah SAW mengajarkan doa yang sebaiknya dibaca sebelum hubungan suami istri:

“Bismillah, Allahumma jannibnaa syaithaanaa wajannibi al-syaithaanaa maa razaqtanaa”

Artinya: “Dengan nama Allah, ya Allah hindarilah kami dari setan dan jagalah apa yang Engkau rizkikan kepada kami dari setan.” (HR. Bukhari).

Doa ini memiliki makna yang mendalam. Selain meminta perlindungan dari gangguan setan, doa ini juga bermakna agar hubungan tersebut membawa keberkahan, terutama jika nantinya pasangan dianugerahi anak. Dengan doa ini, anak yang lahir akan terhindar dari pengaruh buruk setan.

5. Memilih Waktu yang Tepat

Islam memberikan panduan tentang waktu yang baik untuk melakukan hubungan suami istri. Dalam surat An-Nur ayat 58, Allah SWT berfirman bahwa ada tiga waktu yang dianjurkan untuk menjaga privasi dalam rumah tangga, yaitu sebelum salat subuh, tengah hari ketika melepas pakaian luar, dan setelah salat isya.

Waktu-waktu ini dianggap ideal karena memberikan keleluasaan bagi pasangan untuk beristirahat dan berkonsentrasi dalam membangun keintiman. Selain itu, memilih waktu yang tepat juga membantu pasangan mendapatkan energi positif dari hubungan tersebut.

6. Melakukan Foreplay dan Ucapan Romantis

Islam sangat menganjurkan foreplay atau pemanasan sebelum melakukan hubungan intim. Ucapan-ucapan romantis, kelembutan, dan sentuhan-sentuhan penuh kasih sayang akan mempererat hubungan emosional suami istri. Ini penting untuk memastikan bahwa hubungan bukan hanya sekadar pemenuhan hasrat fisik, tetapi juga sebuah ekspresi cinta dan kasih sayang yang tulus.

Namun, dalam menjalankan hubungan intim, Islam juga melarang beberapa hal. Hubungan suami istri tidak diperbolehkan dilakukan melalui dubur (anal), sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Terkutuklah siapa saja yang menggauli istrinya melalui duburnya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Al-Nasa’i). Selain itu, seks oral yang melibatkan mulut dalam kontak langsung dengan alat kelamin juga tidak dianjurkan dalam ajaran Islam.

7. Berdoa Setelah Berhubungan

Setelah selesai melakukan hubungan intim, dianjurkan bagi suami istri untuk berdoa sebagai bentuk syukur atas kebersamaan yang diberikan Allah. Doa yang diajarkan adalah sebagai berikut:

“Wa huwallażī khalaqa minal-mā`i basyaran fa ja'alahụ nasabaw wa ṣihrā, wa kāna rabbuka qadīrā”

Artinya: “Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu Dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.” (QS. Al-Furqan: 54).

Doa ini mengingatkan kita bahwa hubungan suami istri adalah salah satu cara Allah menciptakan keturunan. Dengan mengingat kebesaran Allah setelah berhubungan, pasangan suami istri diharapkan selalu bersyukur atas nikmat dan keberkahan yang diberikan.

Melalui panduan yang telah dijelaskan, Islam memberikan ruang bagi pasangan suami istri untuk menikmati hubungan yang sehat, penuh berkah, dan bernilai ibadah. Dengan mematuhi tata cara yang sesuai dengan ajaran syariat, hubungan intim dapat menjadi salah satu jalan bagi pasangan untuk mendapatkan pahala, menjaga keharmonisan rumah tangga, dan membangun cinta yang abadi dalam lindungan Allah SWT.

(Rini)

#Islami #Religi #HubunganSuamiIstri