Breaking News

Pembunuhan Tragis Nia Kurnia Sari: Fakta Menyedihkan di Balik Penangkapan Tersangka Utama Setelah 11 Hari Pengejaran

Tersangka ditangkap, polisi mengungkap kronologi pembunuhan Nia Kurnia Sari, seorang gadis penjual gorengan di Padang Pariaman.


D'On, Padang Pariaman -
diguncang oleh sebuah tragedi mengerikan yang menimpa Nia Kurnia Sari, seorang gadis muda yang dikenal sebagai penjual gorengan di wilayah Kayutanam. Gadis malang ini ditemukan tewas terkubur secara mengenaskan di sebuah lokasi terpencil, hanya beberapa hari setelah ia dilaporkan hilang pada awal September 2024. Kepolisian Resort (Polres) Padang Pariaman akhirnya berhasil mengungkap kasus ini dalam sebuah operasi pencarian selama sebelas hari yang dramatis, dengan penangkapan tersangka utama IS, seorang pria yang diduga melakukan pembunuhan dan pemerkosaan.

Press Release Pengungkapan Kasus

Pada Jumat, 20 September 2024, di Markas Polres Padang Pariaman, pihak kepolisian menggelar konferensi pers yang dipimpin oleh Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol. Suharyono. Turut hadir dalam acara tersebut Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, Tim Forensik, Kajari, dan sejumlah undangan lainnya. Dalam keterangannya, Kapolda memaparkan kronologi detail pembunuhan yang mengerikan serta upaya tanpa henti pihak kepolisian dalam menangkap tersangka.

Kronologi Pembunuhan

Tragedi ini bermula pada Jumat, 6 September 2024, saat Nia Kurnia Sari, yang mengenakan pakaian serba hitam, keluar untuk menjajakan gorengannya di sekitar Pasar Gelombang, Kecamatan Kayutanam. Sore itu, sekitar pukul 17.50 WIB, ia dipanggil oleh empat orang pria yang tengah berkumpul di sebuah warung. Tiga dari mereka membeli gorengan, namun meninggalkan lokasi tak lama setelah transaksi. Tersangka IS, yang ternyata masih berada di sana, memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melancarkan aksi bejatnya.

“Sekitar pukul 18.30 WIB, tersangka memanggil korban lagi dan secara brutal membekap mulutnya selama enam menit hingga korban kehilangan kesadaran,” ungkap Kapolda Suharyono dalam keterangannya. Setelah korban tak berdaya, tersangka memperkosa Nia Kurnia Sari yang saat itu dalam kondisi tak sadarkan diri. Peristiwa ini dengan cepat berubah dari kekerasan seksual menjadi pembunuhan keji.

Dalam kondisi lemah dan tak berdaya, korban diseret oleh tersangka sejauh 300 meter. Jejak gorengan yang berserakan di sekitar tempat kejadian menjadi salah satu petunjuk penting dalam investigasi. "Nia diseret ke sebuah lokasi yang lebih sepi, di mana mulutnya kembali disekap sebelum akhirnya ia dibunuh dengan cara yang kejam," tambah Kapolda. Tubuh korban kemudian dikuburkan secara terburu-buru di dalam lubang dangkal sedalam satu meter.

Pencarian Tersangka yang Dramatis

Setelah penemuan jasad Nia Kurnia Sari pada 8 September 2024, pihak kepolisian langsung melakukan pengejaran terhadap IS, yang diketahui melarikan diri dengan membawa uang sebesar Rp200 ribu untuk bertahan selama pelarian. Selama sebelas hari, IS bermain kucing-kucingan dengan polisi, sering kali bersembunyi di hutan lebat dan rumah-rumah kosong di daerah tersebut. Pengejaran ini tidak mudah, karena pada hari pertama pencarian, hujan deras menghambat pergerakan tim. Meski demikian, polisi tidak menyerah.

"Tim kita terus melacak jejak tersangka dari hari ke hari, termasuk memasuki wilayah perkampungan dan hutan. Pada hari kesembilan, kami hampir menangkapnya, tapi tersangka berhasil kabur lagi ke dalam hutan," ujar Kapolda, menggambarkan bagaimana IS dengan cerdik menghindari penangkapan berkali-kali.

Puncaknya terjadi pada 19 September 2024, ketika warga melaporkan pergerakan mencurigakan di sebuah rumah kosong di dekat Pasar Gelombang. Tim Gagak Hitam dari Polres Padang Pariaman segera bergerak menuju lokasi. Di sinilah akhirnya IS tertangkap saat bersembunyi di loteng rumah, sekitar pukul 15.03 WIB. Tangkapannya membawa sedikit kelegaan di tengah suasana duka yang masih menyelimuti keluarga korban.

Misteri Pelaku Lain

Meskipun IS kini berada di balik jeruji besi, misteri belum sepenuhnya terpecahkan. Beredar kabar bahwa kemungkinan ada pelaku lain yang terlibat dalam pembunuhan ini. Pihak kepolisian masih mendalami apakah ada individu lain yang membantu IS dalam melancarkan aksinya. Kapolda Suharyono menegaskan bahwa penyelidikan akan terus berlanjut hingga seluruh pelaku yang terlibat di balik tragedi ini tertangkap dan diadili sesuai hukum yang berlaku.

Kasus pembunuhan Nia Kurnia Sari mengguncang masyarakat Padang Pariaman dan sekitarnya, mengingatkan kita betapa rentannya perempuan muda dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Di tengah kesedihan yang mendalam, keluarga dan warga setempat hanya berharap agar keadilan dapat ditegakkan bagi korban yang telah pergi terlalu cepat dan tragis.

Pihak kepolisian juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan selalu melaporkan hal-hal yang mencurigakan kepada pihak berwenang, agar tragedi serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.

(Mond)

#NiaKurniaSari #Pembunuhan #Kriminal #IndraSeptiarman