Sorong Kembali Memanas: TNI-Polri Bubarkan Massa yang Blokade Jalan Terkait Keputusan KPU Papua Barat Daya
D'On, Sorong, Papua Barat Daya – Suasana mencekam kembali melanda Kota Sorong. Ketegangan di wilayah ini pecah setelah massa yang marah atas keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Papua Barat Daya terkait penetapan calon gubernur dan wakil gubernur mulai memblokade sejumlah jalan penting. Aksi protes ini berlangsung sejak Minggu malam, 22 September 2024, dan terus berlanjut hingga Senin dini hari, 23 September 2024.
Situasi semakin tak terkendali saat massa mulai bertindak anarkis, memaksa aparat gabungan TNI-Polri untuk mengambil tindakan tegas. Dalam upaya untuk mengembalikan ketertiban, pasukan keamanan terpaksa menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang mengamuk dan tidak mengindahkan seruan damai dari pihak berwenang.
Aksi Blokade Memicu Ketegangan
Blokade jalan oleh massa bukan sekadar protes biasa. Mereka merasa keputusan KPU mengenai calon pemimpin daerah mereka tidak mencerminkan aspirasi rakyat, sehingga memunculkan gelombang kekecewaan yang meluas di masyarakat. Blokade terjadi di beberapa titik vital, melumpuhkan akses transportasi dan memicu kepanikan di kalangan warga Sorong.
"Kami hanya menuntut keadilan. Keputusan KPU ini tidak bisa diterima," teriak salah seorang demonstran yang memilih bertahan di tengah aksi, meski situasi semakin memanas.
Kota Sorong, yang biasanya tenang, berubah menjadi medan ketegangan ketika kelompok massa yang jumlahnya semakin besar mulai memblokir jalur-jalur utama. Hal ini menyebabkan aktivitas warga lumpuh total. Kendaraan roda dua dan empat terjebak di tengah kemacetan panjang, sementara kepanikan menyebar di antara penduduk setempat yang hanya bisa menunggu situasi reda.
Respons Tegas Aparat Keamanan
Menghadapi situasi yang semakin tidak terkendali, aparat keamanan bergerak cepat. Kombes Happy Perdana Yudianto, Kapolresta Sorong Kota, menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan sejumlah orang yang dianggap sebagai provokator dalam aksi ini. Namun, ia menegaskan bahwa proses hukum akan dilakukan sesuai prosedur, tanpa perlakuan kasar terhadap mereka yang ditahan.
"Kami telah mengamankan beberapa orang. Mereka saat ini dalam pemeriksaan. Saya pastikan tidak ada tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap para tersangka. Kami hanya ingin memastikan siapa yang bertanggung jawab atas kekacauan ini," ungkap Kombes Happy saat memberikan keterangan kepada awak media, Senin (23/9/2024).
TNI-Polri terus melakukan patroli skala besar di seluruh penjuru kota, guna memastikan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) tetap terkendali. Aparat juga melakukan sweeping terhadap kendaraan yang melintas, baik roda dua maupun roda empat, demi mengantisipasi adanya pihak-pihak yang mencoba memperkeruh suasana.
Tindakan Preventif dan Patroli Masif
Meski sudah menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa, aparat tetap mengedepankan pendekatan persuasif. Sebelum mengambil langkah tegas, mereka telah beberapa kali memberikan imbauan agar massa membubarkan diri secara damai. Namun, himbauan tersebut diabaikan, bahkan massa menjadi semakin agresif.
"Dalam setiap aksi, kami selalu mengedepankan dialog. Namun, jika cara tersebut tidak berhasil dan situasi semakin membahayakan, kami harus bertindak tegas," ujar seorang personel TNI yang ikut dalam operasi pengamanan.
Patroli gabungan TNI-Polri dilakukan sepanjang malam, memastikan tidak ada titik panas baru yang bisa memicu kerusuhan lebih lanjut. Jalanan kota yang sebelumnya dipenuhi oleh demonstran, secara perlahan mulai dibersihkan dari sisa-sisa aksi massa. Suasana tetap tegang, meskipun aparat telah berhasil mengendalikan situasi di beberapa titik strategis.
Dampak Bagi Warga Kota
Kerusuhan yang terjadi tentu berdampak pada kehidupan warga Sorong. Aktivitas ekonomi yang biasanya berjalan lancar mendadak berhenti. Para pedagang memilih menutup toko mereka lebih awal, khawatir menjadi korban kerusuhan. Sementara itu, warga yang terjebak dalam blokade jalan terpaksa harus menunggu berjam-jam hingga situasi kondusif.
Seorang warga Sorong, Andi, menyampaikan kekhawatirannya terhadap situasi yang semakin tidak menentu. "Kami hanya ingin hidup damai. Tetapi kalau terus seperti ini, bagaimana kami bisa merasa aman? Kami berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah ini dengan adil," ujarnya.
Menanti Solusi yang Damai
Hingga kini, ketegangan di Sorong belum sepenuhnya mereda. Meski aparat keamanan telah mengambil langkah-langkah tegas, suasana masih penuh kewaspadaan. Publik menantikan langkah lanjutan dari pemerintah dan KPU dalam menyikapi tuntutan massa, dengan harapan bahwa dialog dapat menjadi solusi utama tanpa harus ada lagi korban dan kerusuhan.
Situasi di Sorong mencerminkan betapa pentingnya proses demokrasi yang transparan dan diterima oleh semua pihak. Penetapan calon pemimpin daerah yang dipermasalahkan ini diharapkan bisa segera diselesaikan melalui jalur hukum dan musyawarah, agar ketenangan dapat kembali menyelimuti kota tersebut.
Mata seluruh warga Papua Barat Daya kini tertuju pada perkembangan situasi di Sorong, sembari berharap bahwa penyelesaian damai akan segera tercapai.
(Mond/okz)
#Peristiwa #Kerusuhan #Sorong #KPU