Breaking News

Suhartina Bohari: Karier Politik yang Gemilang Berujung Kontroversi Narkoba

Suhartina Bohari Dok: Istimewa 

D'On, Maros -
Karier politik Suhartina Bohari yang terbilang sukses sebagai Wakil Bupati Maros mengalami guncangan besar di tengah ambisinya untuk kembali bertarung dalam Pilkada Maros 2024. Suhartina, yang semula digadang-gadang akan menjadi calon wakil bupati mendampingi Chaidir Syam, harus mundur dari pencalonannya setelah dinyatakan positif narkoba saat menjalani tes kesehatan. Pengumuman ini mengejutkan publik, terutama karena pasangan Chaidir-Suhartina sebelumnya diprediksi kuat memenangkan pemilihan.

Kabar mengejutkan ini akhirnya membuat posisi Suhartina sebagai calon wakil bupati diambil alih oleh Muetazim Mansyur. Pasangan Chaidir Syam-Muetazim Mansyur kini resmi menjadi salah satu calon dengan nomor urut 2, dan yang lebih menarik, mereka hanya akan melawan kotak kosong—situasi yang tak biasa dalam politik lokal.

Kontroversi Obat Penenang: Bantahan dari Suhartina

Menanggapi kabar terkait positif narkoba, Suhartina melalui juru bicaranya, Syafaruddin Ahmad, dengan tegas membantah bahwa dirinya pernah mengonsumsi narkoba. Menurut Syafaruddin, yang dikonsumsi Suhartina bukanlah narkoba melainkan obat penenang yang diperoleh melalui resep dokter. Obat tersebut, lanjutnya, dikonsumsi Suhartina untuk membantu mengatasi tekanan kerja yang intens menjelang pemilihan.

"Itu adalah obat yang diresepkan oleh dokter. Ibu Suhartina mengonsumsi obat penenang karena beberapa hari terakhir ini beliau memang memiliki beban kerja yang cukup berat," ujar Syafaruddin kepada media.

Untuk membuktikan bahwa dirinya tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, Suhartina bahkan telah melakukan tes narkoba secara mandiri di Badan Narkotika Nasional (BNN) Jakarta. Hasil dari tes tersebut, menurut Suhartina, menunjukkan bahwa dirinya negatif dari narkoba, membantah hasil tes kesehatan sebelumnya.

Suhartina Bohari: Perjalanan Karier dan Kehidupan Pribadi

Lahir di Maros pada 13 Juli 1981, Suhartina Bohari tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan nilai-nilai lokal dan kesederhanaan. Ia merupakan anak dari pasangan H. Bohari dan Hj. Salmiah, dua figur yang sangat dihormati di komunitas lokal. Suhartina menghabiskan masa kecil dan remajanya di Maros, menyelesaikan pendidikan dari SD hingga SMA di kota kelahirannya tersebut. Setelah menamatkan pendidikan dasar, ia melanjutkan studi di Universitas Hasanuddin, salah satu perguruan tinggi terkemuka di Makassar, dengan mengambil program studi Manajemen di Fakultas Ekonomi. Ia berhasil menyelesaikan kuliahnya pada tahun 2006.

Namun, di luar aktivitas akademik, Suhartina telah mulai menunjukkan ketertarikannya dalam dunia politik sejak usia muda. Bahkan, saat masih berstatus sebagai mahasiswi, ia terjun ke politik pada tahun 2003 dengan bergabung bersama Partai Bintang Reformasi (PBR) Kabupaten Maros. Jabatan pertamanya sebagai Wakil Bendahara di PBR Maros menjadi pijakan awal karier politiknya yang terus melesat.

Tak lama setelah itu, pada tahun 2013, Suhartina memutuskan untuk pindah ke Partai Amanat Nasional (PAN), dan dengan bendera PAN, ia berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Maros untuk periode 2014-2019. Kepopulerannya di panggung politik semakin menanjak, hingga pada Pilkada Maros 2020, ia maju sebagai calon wakil bupati dan berhasil memenangkan hati rakyat, mendampingi Chaidir Syam sebagai Wakil Bupati Maros periode 2021-2024.

Tidak hanya mengabdi sebagai Wakil Bupati, Suhartina juga menduduki jabatan strategis sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Maros hingga 2026. Kiprahnya di partai ini menunjukkan bagaimana Suhartina menjadi salah satu tokoh sentral dalam perpolitikan lokal Maros.

Kehidupan Pribadi yang Penuh Dinamika

Di balik kesuksesannya dalam dunia politik, kehidupan pribadi Suhartina tak kalah menarik perhatian publik. Pada tahun 2023, Suhartina menikah dengan Andi Baso Arman, seorang birokrat yang menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Maros. Pernikahan ini menjadi sorotan, terutama karena ini merupakan pernikahan ketiganya setelah dua kali mengalami perceraian. Dari dua pernikahan sebelumnya, Suhartina telah dikaruniai tujuh orang anak, yang turut menjadi bagian dari kehidupannya yang penuh warna.

Di tengah kesibukan mengurus keluarga besar dan tanggung jawab sebagai pejabat publik, Suhartina terus menghadapi berbagai tantangan politik. Namun, kasus positif narkoba ini menjadi titik balik yang mengancam citra politiknya. Meskipun sudah melakukan tes ulang dengan hasil negatif, persepsi publik tentu menjadi hal yang sulit dikendalikan.

Masa Depan Politik Suhartina: Bangkit atau Terpuruk?

Terlepas dari segala kontroversi, perjalanan politik Suhartina belum berakhir. Dengan pengalaman panjang dan jaringan yang kuat, masa depan karier politiknya akan sangat bergantung pada bagaimana ia bisa mengelola krisis yang tengah dihadapinya. Pertarungan dalam Pilkada Maros 2024 mungkin tidak lagi menjadi bagiannya, namun peluang untuk kembali bersinar di panggung politik tetap terbuka, terutama jika ia mampu memulihkan citra dan memperbaiki persepsi publik.

Di saat yang sama, isu terkait konsumsi obat penenang dan hasil tes kesehatan yang kontroversial ini akan terus menjadi sorotan, dan bagaimana Suhartina menavigasi situasi ini akan menjadi penentu apakah ia bisa kembali meraih kepercayaan publik atau justru terjerumus dalam jurang politik yang lebih dalam.

Pilkada Maros 2024 mungkin akan tetap berlangsung tanpa dirinya, namun kisah Suhartina Bohari, baik sebagai politisi yang ambisius maupun seorang ibu dari tujuh anak, masih akan terus mewarnai dinamika politik lokal di tahun-tahun mendatang.

(Kmp)

#Politik #SuhartinaBohari #Kontroversi #Narkoba #PilkadaMaros