Tahanan Polres Polman Tewas: Kesaksian Sang Ibu Ungkap Dugaan Penganiayaan Brutal
Ilustrasi
D'On, Polman, Sulawesi Barat - Tragedi memilukan menimpa Randi, seorang tahanan Polres Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat, yang tewas dengan luka-luka serius di dalam sel tahanan. Randi, yang ditangkap atas dugaan pencurian buah kakao beberapa waktu lalu, dilaporkan mengalami perlakuan tidak manusiawi yang melibatkan oknum kepolisian. Kematian Randi kini menjadi sorotan publik, memicu kemarahan dan tuntutan keadilan dari masyarakat.
Kesaksian Ibu: "Anak Saya Diseret dan Dipukuli"
Nasriah, ibu Randi, menyaksikan sendiri detik-detik terakhir hidup anaknya. Dalam keterangan yang disampaikan kepada media, Nasriah menyatakan bahwa Randi diseret dari dalam sel tahanannya oleh sejumlah oknum polisi dan dipukuli dengan brutal hingga keluar. "Saya melihat anak saya diseret dan dipukuli dari dalam sel hingga ke luar," ujar Nasriah dengan suara bergetar.
Yang membuat peristiwa ini semakin memilukan adalah kenyataan bahwa Nasriah sendiri berada di dalam sel tahanan Polres Polman, meski di ruang yang berbeda. Ia ditahan sebagai jaminan atas kasus yang melibatkan suaminya. "Saya di sel juga, tapi beda sel," tuturnya lirih, menceritakan kepedihan yang harus ditanggung sebagai seorang ibu yang tak berdaya menyaksikan anaknya diperlakukan dengan kejam.
Permohonan Pengampunan yang Tak Digubris
Lebih lanjut, Nasriah mengungkapkan bahwa Randi sempat memohon ampun kepada polisi beberapa kali. Namun, permohonan tersebut tidak digubris oleh para petugas. "Anak saya sempat meminta minum, namun tetap diseret keluar," sambung Nasriah, menahan air mata yang berlinang.
Randi bukan sekadar tahanan, ia adalah seorang anak yang memiliki hak untuk diperlakukan secara manusiawi. Tragedi ini bukan hanya menyisakan duka bagi keluarga, tetapi juga mengusik rasa keadilan masyarakat.
Propam Polda Sulbar Turun Tangan: Kasus Sedang Diselidiki
Menanggapi insiden ini, Kapolres Polewali Mandar, AKBP Anjar Purwoko, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan mendalam terkait kematian Randi. "Untuk saat ini, kasus ini sedang diproses oleh Propam Polda Sulbar dan masih dalam tahap penyelidikan untuk memastikan penyebab kematiannya," jelas Anjar.
Anjar meminta masyarakat untuk bersabar dan memberikan waktu bagi Propam Polda Sulbar untuk menyelesaikan penyelidikan dengan tuntas. "Jika dalam penyelidikan Propam ditemukan adanya pelanggaran oleh anggota, kami pastikan akan memberikan sanksi tegas bagi anggota yang terlibat,” tegasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi dan tetap mempercayakan proses hukum kepada pihak kepolisian. "Kami meminta masyarakat untuk tetap tenang dan menunggu hasil penyelidikan resmi dari Propam Polda Sulbar," ujarnya, berusaha meredam gejolak yang muncul di tengah masyarakat.
Seruan Keadilan dan Harapan Akan Transparansi
Kematian Randi menambah daftar panjang kasus dugaan kekerasan dalam tahanan yang terjadi di Indonesia. Kasus ini menjadi alarm bagi institusi kepolisian untuk melakukan evaluasi dan memastikan bahwa hak asasi manusia tetap dijunjung tinggi, terutama bagi mereka yang berada dalam tahanan. Masyarakat kini menunggu dengan harap-harap cemas, menanti keadilan bagi Randi dan keluarganya.
Pengawasan ketat dan transparansi dalam proses penyelidikan sangat diharapkan untuk mengungkap kebenaran yang sesungguhnya. Apakah Randi benar-benar meninggal akibat perlakuan brutal oleh oknum polisi, atau ada faktor lain yang berperan? Jawaban atas pertanyaan ini sangat dinantikan oleh publik yang mendambakan keadilan bagi setiap jiwa yang hilang di balik jeruji besi.
(Mond)
#Peristiwa #TahananTewas