Breaking News

Tiga Ancaman bagi Mereka yang Memelihara Permusuhan

Ilustrasi Bermusuhan 

Dirgantaraonline -
Dalam Islam, sebagai umat muslim, kita diajarkan untuk senantiasa menjaga ukhuwah dan persaudaraan. Islam menekankan pentingnya hubungan baik antara sesama muslim yang diikat dengan rasa kasih sayang dan cinta, sebagaimana tercermin dalam sabda Rasulullah SAW:

"Perumpamaan kaum mukmin dalam kecintaan dan kasih sayang mereka adalah bagaikan satu jasad; apabila satu anggota tubuh sakit, maka seluruh badan akan merasa susah tidur dan terasa panas." (HR. Muslim 2586)

Namun, ketika terjadi perselisihan, kita diajarkan untuk segera menyelesaikannya dengan cara yang baik. Permusuhan yang berlarut-larut akan berakibat buruk, baik bagi kehidupan di dunia maupun akhirat. Allah SWT mengancam mereka yang tidak segera berdamai dengan hukuman yang berat. Ada tiga ancaman besar yang diberikan kepada mereka yang memelihara permusuhan tanpa alasan yang sah:

1. Amalan Tertahan

Ketika seseorang menyimpan kebencian dan permusuhan terhadap saudaranya tanpa alasan yang benar, hal itu menjadi sebab Allah SWT menolak untuk memperkenankan amal perbuatannya. Tidak ada yang lebih mengkhawatirkan bagi seorang mukmin selain amal ibadahnya tidak diterima di sisi Allah. Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadits:

"Pintu-pintu surga dibuka setiap hari Senin dan Kamis. Pada hari itu, seluruh hamba yang tidak berbuat syirik diampuni, kecuali orang yang bermusuhan dengan saudaranya. Maka dikatakan: Tunda amal dua orang ini sampai keduanya berdamai." (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’, Ahmad, dan Muslim 2565)

Bayangkan, amal yang telah susah payah kita kerjakan dengan penuh ikhlas bisa tertahan hanya karena kita memelihara rasa dendam dan kebencian. Padahal, surga setiap minggunya membuka pintu lebar-lebar bagi mereka yang bersih dari syirik dan permusuhan. Ini adalah peringatan keras bahwa permusuhan tanpa dasar bisa menghalangi kita dari memperoleh rahmat Allah dan surga-Nya.

2. Ancaman Neraka bagi yang Belum Berdamai Hingga Ajal

Bagi seorang muslim, permusuhan yang berlangsung hingga akhir hayat tanpa adanya niat untuk berdamai adalah salah satu dosa besar. Rasulullah SAW dengan tegas melarang kita untuk memutuskan tali silaturahim dan memboikot saudara kita lebih dari tiga hari:

"Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhari 6237 dan Muslim 2560)

Jika permusuhan ini terus berlanjut tanpa adanya usaha untuk memperbaiki hubungan, maka seseorang terancam siksa di akhirat. Hadits di atas menunjukkan bahwa tiga hari adalah batas maksimal yang diberikan untuk menenangkan diri dan meredam emosi, setelah itu kita wajib kembali memperbaiki hubungan.

Lebih jauh lagi, memboikot saudara muslim selama satu tahun dianggap setara dengan membunuhnya. Ini adalah dosa yang sangat besar karena dalam pandangan Islam, nyawa seorang muslim sangat berharga. Rasulullah SAW bersabda:

"Siapa yang memboikot saudaranya selama setahun, maka dia seperti menumpahkan darahnya." (HR. Ahmad 17935, Abu Daud 4915)

Hadits ini menggambarkan betapa besar dosa permusuhan yang dipelihara dalam waktu lama. Kita bisa membayangkan, bagaimana perasaan seseorang yang terus-menerus menghindari saudara muslimnya, seolah-olah menghapus eksistensinya dari kehidupannya. Islam memandang ini sebagai tindakan yang setara dengan pembunuhan, karena menghilangkan hak hidup seseorang dalam bentuk sosial dan spiritual.

3. Kehilangan Keberkahan Hidup

Selain ancaman yang langsung berkaitan dengan amal dan siksa neraka, permusuhan juga membawa dampak buruk dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang hidup dalam permusuhan cenderung kehilangan ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam hidupnya. Permusuhan membuat hati menjadi keras, penuh kebencian, dan menjauhkan seseorang dari rahmat Allah.

Ketika seseorang membiarkan dirinya terperangkap dalam permusuhan, ia akan merasa terasing bukan hanya dari saudaranya tetapi juga dari lingkungan dan bahkan dari dirinya sendiri. Hati yang dipenuhi kebencian akan selalu gelisah, sulit untuk merasakan ketenangan yang dihasilkan dari kasih sayang dan persaudaraan.

Di sisi lain, orang yang menjalin hubungan baik dengan sesama muslim akan merasakan kedamaian dan keberkahan dalam hidupnya. Kekuatan ukhuwah mampu menumbuhkan rasa aman, tenang, dan bahagia. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu Maha Pengasih, dan Dia mencintai kasih sayang di antara hamba-Nya."

Ini menjadi bukti bahwa hubungan baik dengan sesama manusia adalah salah satu sumber keberkahan dalam hidup. Sebaliknya, permusuhan hanya akan mengundang kesengsaraan dan kehampaan.

Permusuhan tanpa alasan yang benar dalam Islam bukanlah perkara sepele. Ancaman yang diberikan sangat berat, baik terkait dengan amalan, siksa neraka, maupun kehidupan di dunia. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita wajib senantiasa menjaga ukhuwah, saling memaafkan, dan tidak membiarkan permusuhan berkembang.

Jangan biarkan kebencian dan permusuhan menghalangi kita dari rahmat Allah dan kebahagiaan di dunia serta akhirat. Jika ada perselisihan, segera selesaikan dengan cara yang baik dan bijaksana, agar hidup kita dipenuhi keberkahan dan cinta kasih yang diridhai Allah SWT.

(Rini)

#Islami #Religi #AncamanOrangBermusuhan