Arti Salfa Menurut Islam dan Hubungannya dengan Mahram
Ilustrasi
Dirgantaraonline - Dalam ajaran Islam, adab antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram sangat penting dijaga. Salah satu istilah yang kadang muncul dalam konteks ini adalah "salfa." Istilah ini merujuk pada perempuan yang tidak menjaga jarak atau batasan dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Penggunaan istilah ini sering digunakan dalam ranah budaya Islam untuk menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan tuntunan agama dalam menjaga kehormatan dan batasan antara jenis kelamin.
Apa Itu Mahram dalam Islam?
Sebelum lebih jauh membahas tentang "salfa," penting untuk memahami konsep mahram dalam Islam. Mahram adalah istilah yang merujuk pada orang-orang yang haram untuk dinikahi karena adanya hubungan darah, persusuan, atau perkawinan. Mereka termasuk ayah, ibu, saudara kandung, paman, bibi, mertua, dan lainnya. Hubungan dengan mahram adalah hubungan yang dekat, sehingga interaksi sosialnya lebih terbuka dibandingkan dengan yang bukan mahram.
Dalam Fikih Wanita: 4 Mazhab karya Dr. Muhammad Utsman Al-Khasy, dijelaskan bahwa seorang perempuan tidak boleh menikah dengan mahramnya, baik karena hubungan darah, persusuan, atau pernikahan. Sementara itu, hubungan dengan orang yang bukan mahram harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak melanggar syariat Islam. Di antara aturan-aturan tersebut adalah menjaga aurat, menundukkan pandangan, dan menjaga interaksi agar tetap dalam koridor yang dibolehkan oleh agama.
Arti Salfa Menurut Islam
Dalam konteks Islam, "salfa" digunakan untuk menggambarkan perempuan yang tidak menjaga batas-batas interaksi dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Perempuan yang disebut "salfa" dianggap tidak memiliki rasa malu ketika berhadapan dengan laki-laki asing, dan perilakunya sering kali melampaui batas yang diatur dalam agama.
Menurut Wanita dan Keluarga yang diterbitkan oleh Gema Insani, perempuan salfa digambarkan sebagai sosok yang terlalu berani dan terlalu akrab dengan laki-laki yang bukan mahram. Hal ini tentu melanggar prinsip kehormatan dan kesopanan dalam Islam. Sebagai contoh, perilaku seperti berinteraksi dengan cara yang genit, tidak menjaga pandangan, atau bahkan melakukan kontak fisik dengan laki-laki yang bukan mahram termasuk dalam kategori perilaku "salfa."
Dalam buku Jalan Menuju Hijrah oleh Cicin Yulianti, perempuan yang salfa dianggap tidak memiliki rasa malu ketika berhadapan dengan lawan jenis yang bukan mahram. Mereka berperilaku terlalu bebas dalam pergaulan, yang mengaburkan batas-batas yang seharusnya ada. Tentu saja, ini bertentangan dengan ajaran Islam yang sangat menjunjung tinggi kesucian dan kehormatan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
Hubungan Antara Salfa dan Mahram
Hubungan antara salfa dan mahram sangat erat, karena konsep salfa merujuk pada perilaku yang melanggar aturan Islam dalam berinteraksi dengan yang bukan mahram. Dalam Al-Quran, Allah SWT memberikan perintah yang jelas kepada umat Islam untuk menjaga pandangan dan memelihara kesucian. Hal ini tercermin dalam Surat An-Nur ayat 30-31, yang berbunyi:
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا يَصْنَعُونَ وَقُل لِّلْمُؤْمِنَٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوَٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوَٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُهُنَّ أَوِ ٱلتَّٰبِعِينَ غَيْرِ أُو۟لِى ٱلْإِرْبَةِ مِنَ ٱلرِّجَالِ أَوِ ٱلطِّفْلِ ٱلَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا۟ عَلَىٰ عَوْرَٰتِ ٱلنِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا ٱلْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Artinya: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak daripadanya.’” (QS. An-Nur: 30-31)
Dari ayat tersebut, jelas bahwa Islam memberikan tuntunan tegas kepada laki-laki dan perempuan untuk menjaga pandangan, memelihara kehormatan, dan menjaga jarak yang sewajarnya dengan yang bukan mahram. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya fitnah dan kerusakan moral. Perilaku salfa, yang melibatkan pelanggaran batasan-batasan ini, merupakan bentuk penyimpangan dari ajaran tersebut.
Salfa dalam Islam menggambarkan perilaku perempuan yang tidak menjaga jarak atau batas dengan laki-laki yang bukan mahramnya. Ini melanggar ajaran Islam yang memerintahkan menjaga kehormatan dan kesucian dalam interaksi sosial. Hubungan antara salfa dan mahram sangat jelas dalam Al-Quran, terutama dalam Surat An-Nur ayat 30-31 yang memberikan pedoman tentang bagaimana seharusnya laki-laki dan perempuan berinteraksi dengan yang bukan mahram.
Perilaku salfa mencerminkan kelalaian dalam mematuhi pedoman ini, sehingga menjadi peringatan bagi umat Islam untuk lebih waspada dan menjaga sikap dalam kehidupan sehari-hari.
(Rini)
#Perempuan #Salfa #Islami #Religi