Dinsos Padang Dorong Kesetaraan Penyandang Disabilitas dengan Penyuluhan Intensif
Dinas Sosial Lakukan Penyuluhan Terhadap Penyandang Disabilitas
D'On, Padang - Dinas Sosial Kota Padang menggelar penyuluhan sosial yang berfokus pada kesejahteraan penyandang disabilitas di Kecamatan Bungus Teluk Kabung pada Rabu (8/10/2024). Acara yang bertempat di Sumatera Barat Convention Hall Bukit Lampu ini bukan hanya dihadiri oleh para penyandang disabilitas, tetapi juga melibatkan keluarga, pendamping, serta berbagai pemangku kepentingan. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah kota untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian penyandang disabilitas di wilayah tersebut.
Transformasi Pandangan Terhadap Penyandang Disabilitas: Dari Penerima Manfaat ke Mitra Pembangunan
Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Heriza Syafani, menyampaikan data mencengangkan tentang jumlah penyandang disabilitas di kota Padang yang mencapai 2.888 orang. Menurutnya, jumlah tersebut tersebar di berbagai kelurahan dan kecamatan, dengan latar belakang disabilitas yang beragam. Namun, yang menjadi titik penting adalah perubahan cara pandang pemerintah terhadap mereka.
"Pemerintah Kota Padang kini memandang penyandang disabilitas sebagai mitra sejajar, bukan lagi hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai pelaku aktif dalam pembangunan," tegas Heriza. Pernyataan ini menggambarkan bagaimana Pemko Padang berkomitmen untuk tidak hanya memberikan bantuan, tetapi juga memberdayakan penyandang disabilitas agar bisa berperan aktif dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Berbagai kebijakan dan program telah diinisiasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Program-Program Kesejahteraan yang Menjangkau Banyak Pihak
Dalam paparannya, Heriza merinci program-program yang telah dijalankan Dinas Sosial sepanjang tahun 2024. Program ini menyentuh berbagai aspek, mulai dari kebutuhan dasar hingga peningkatan keterampilan dan kemandirian ekonomi.
Di antaranya adalah pemberian bantuan bahan makanan (sembako) kepada 110 penyandang disabilitas di 11 kecamatan. Selain itu, Dinas Sosial juga memberikan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) berupa bahan dagang harian kepada 11 penyandang disabilitas, memberikan kesempatan pelatihan keterampilan kepada empat penyandang disabilitas di Balai Latihan Bina Daksa Cibinong, serta bantuan kaki palsu untuk tiga penyandang disabilitas melalui kerja sama dengan PT Angkasa Pura II.
"Program-program ini diharapkan dapat mendukung penyandang disabilitas untuk lebih mandiri dan produktif dalam kehidupan sehari-hari," tambah Heriza, menggarisbawahi pentingnya kemandirian bagi penyandang disabilitas agar mereka dapat hidup dengan lebih bermartabat dan berdaya.
Pentingnya Dukungan Keluarga dan Masyarakat
Camat Bungus Teluk Kabung, Harnoldi, dalam kesempatan yang sama mengajak keluarga penyandang disabilitas untuk tidak merasa malu. Menurutnya, rasa minder hanya akan memperburuk keadaan, sementara banyak contoh di luar sana yang menunjukkan bahwa penyandang disabilitas mampu berkarier dan berkarya.
"Tidak perlu malu atau minder memiliki anak atau saudara penyandang disabilitas, karena di luar sana banyak yang berhasil berkarier dan berkarya meski mereka memiliki kekurangan," ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya pendataan yang akurat agar kebutuhan penyandang disabilitas, baik dari sisi fisik, ekonomi, maupun pengembangan bakat, dapat diakomodir oleh pemerintah.
Komitmen Dunia Usaha dan Masyarakat untuk Penyandang Disabilitas
Unit CSR PT. Semen Padang, melalui perwakilannya, Nirwan, menegaskan bahwa perusahaan siap mendukung upaya pemerintah dalam memberdayakan penyandang disabilitas. "PT Semen Padang siap membantu program-program pemerintah terkait pemberdayaan disabilitas," ujar Nirwan. Kerja sama ini diharapkan mampu mendorong keterlibatan sektor swasta dalam mendukung kesejahteraan penyandang disabilitas.
Tantangan Perlindungan Penyandang Disabilitas dari Kekerasan
Tak hanya tentang pemberdayaan, penyuluhan tersebut juga menyinggung tantangan yang dihadapi keluarga penyandang disabilitas, khususnya dalam hal perlindungan dari kekerasan. Psikolog Kuswardani Sisari Putri mengingatkan bahwa penyandang disabilitas kerap menjadi sasaran predator seksual. Menurutnya, kasus penyandang disabilitas perempuan yang hamil tanpa diketahui pelakunya adalah isu yang sering terabaikan. Ia menekankan pentingnya keluarga dan masyarakat untuk selalu waspada.
"Waspada, penyandang disabilitas sering dijadikan objek oleh predator seksual. Banyak kasus yang terjadi pada penyandang disabilitas perempuan, mereka hamil tanpa diketahui siapa pelakunya," ujar Kuswardani.
Ia juga mengingatkan agar penyandang disabilitas tidak dijadikan objek untuk mencari keuntungan, seperti digunakan untuk meminta-minta. "Jangan pernah memanfaatkan kekurangan yang ada pada penyandang disabilitas untuk mencari keuntungan. Gali potensi yang ada pada mereka, karena di balik kekurangan pasti ada kelebihan yang bisa dikembangkan," tegasnya.
Penyuluhan ini, selain memberikan wawasan, juga memperkuat komitmen semua pihak untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi penyandang disabilitas di kota Padang. Dengan sinergi antara pemerintah, keluarga, masyarakat, dan dunia usaha, harapannya penyandang disabilitas dapat meraih kemandirian, serta berperan aktif dalam pembangunan tanpa lagi dipandang sebelah mata.
(Mond/Deni)
#DinasSosial #Padang