Breaking News

DNA Ungkap Asal-Usul Christopher Columbus, Penemuan Mengejutkan dari Ilmuwan Spanyol

Ilustrasi Christopher Columbus 

D'On, Madrid –
Misteri berabad-abad tentang asal-usul penjelajah dunia abad ke-15, Christopher Columbus, akhirnya terungkap. Berdasarkan analisis DNA yang dilakukan oleh tim ilmuwan Spanyol, Columbus ternyata adalah seorang Yahudi Sephardi yang berasal dari Eropa Barat, bukan dari Genoa, Italia, seperti yang selama ini dipercayai. Hasil penelitian yang mengejutkan ini diumumkan pada akhir pekan lalu dan dipublikasikan melalui sebuah dokumenter bertajuk "DNA Columbus: Asal Usul yang Sebenarnya", yang ditayangkan oleh stasiun televisi nasional Spanyol, TVE, Minggu (13/10/2024).

Christopher Columbus dikenal sebagai penjelajah yang membuka jalan bagi penaklukan Eropa di Benua Amerika pada akhir abad ke-15. Ia memimpin ekspedisi yang didanai oleh Kerajaan Spanyol di bawah pemerintahan Ratu Isabella dan Raja Ferdinand. Namun, meskipun peran pentingnya dalam sejarah global sudah diakui, asal-usulnya tetap menjadi subjek perdebatan yang berlangsung selama berabad-abad. Sejarawan dan peneliti telah lama mencoba untuk memecahkan teka-teki ini, mengajukan berbagai teori mengenai latar belakang etnis dan negara asalnya.

Sejumlah teori mengemuka mengenai asal-usul Columbus. Sebagian besar sejarawan tradisional percaya bahwa ia berasal dari Genoa, Italia. Namun, ada pula yang meyakini bahwa Columbus mungkin berasal dari Spanyol, Yunani, Basque, Portugis, bahkan Inggris. Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa teori menyebutkan bahwa Columbus mungkin adalah seorang Yahudi, tepatnya Yahudi Sephardi yang melarikan diri dari penganiayaan di Eropa pada akhir abad ke-15.

Investigasi Panjang Berbasis DNA

Untuk memecahkan misteri ini, sebuah tim yang dipimpin oleh ahli forensik terkenal Miguel Lorente melakukan investigasi mendalam selama 22 tahun. Penelitian ini melibatkan analisis DNA dari sisa-sisa jasad yang telah lama dianggap sebagai milik Columbus, yang dikubur di Katedral Seville, Spanyol. Para peneliti membandingkan sampel DNA ini dengan DNA kerabat dan keturunannya yang diketahui, termasuk DNA dari putranya, Hernando Colón. Hasil analisis tersebut akhirnya memberikan bukti yang kuat terkait asal-usul etnis Columbus.

Dalam dokumenter tersebut, Lorente menjelaskan, "Kami memiliki DNA Christopher Columbus. Memang sangat parsial, tetapi cukup untuk dianalisis. Kami juga memiliki DNA dari Hernando Colón, putranya. Dan baik dalam kromosom Y (yang diwarisi dari pihak ayah) maupun DNA mitokondria (yang diwarisi dari pihak ibu), terdapat bukti kuat bahwa Columbus memiliki keturunan Yahudi."

Penemuan ini menyoroti fakta bahwa Columbus mungkin merupakan bagian dari komunitas Yahudi Sephardi yang pernah tinggal di Spanyol sebelum dipaksa untuk pindah agama atau diusir oleh Penguasa Katolik, Isabella dan Ferdinand, pada tahun 1492—tahun yang sama saat Columbus melakukan pelayaran pertamanya menuju "Dunia Baru". Sebelum diusir, sekitar 300.000 orang Yahudi tinggal di Spanyol. Banyak dari mereka yang melarikan diri ke berbagai penjuru dunia untuk menghindari penganiayaan.

Yahudi Sephardi, yang berasal dari kata "Sefarad", nama Ibrani untuk Spanyol, meninggalkan jejak budaya dan warisan yang kuat di berbagai belahan dunia, termasuk di Amerika dan wilayah Eropa lainnya. Oleh karena itu, dugaan bahwa Columbus adalah bagian dari komunitas ini semakin memperkuat narasi sejarah mengenai diaspora Yahudi di masa lalu.

Asal-Usul dan Tempat Peristirahatan Terakhir yang Masih Diperdebatkan

Di luar temuan asal-usul etnisnya, kontroversi mengenai tempat kelahiran dan peristirahatan terakhir Columbus juga terus berlangsung. Selama bertahun-tahun, beberapa negara telah berdebat mengenai di mana sebenarnya Columbus dilahirkan, dan di mana ia akhirnya dimakamkan. Jenazah Columbus mengalami perjalanan panjang setelah kematiannya di Valladolid, Spanyol, pada tahun 1506. Meskipun ia menginginkan untuk dimakamkan di pulau Hispaniola (yang kini terbagi menjadi Republik Dominika dan Haiti), jasadnya sempat dipindahkan beberapa kali. Pada tahun 1542, jenazahnya dipindahkan ke Hispaniola, kemudian ke Kuba pada 1795, sebelum akhirnya ditempatkan di Katedral Seville pada tahun 1898.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Lorente juga mengonfirmasi bahwa sisa-sisa jasad yang saat ini berada di Katedral Seville adalah benar milik Columbus. "Penelitian tentang kewarganegaraan dan tempat kelahiran Columbus memang rumit karena banyaknya data yang saling bertentangan. Namun, berdasarkan hasil analisis kami, jasad yang berada di Seville hampir pasti adalah jasad Christopher Columbus," kata Lorente.

Temuan ini memberikan perspektif baru mengenai latar belakang Columbus dan hubungan eratnya dengan sejarah Yahudi di Eropa. Meskipun kisahnya sering kali difokuskan pada penjelajahannya ke Amerika, asal-usul etnis Columbus kini menjadi bagian penting dari narasi yang lebih besar tentang migrasi dan penganiayaan Yahudi di abad ke-15.

Dengan terungkapnya fakta ini, perdebatan tentang asal-usul Columbus mungkin akan terus berlanjut, tetapi temuan dari analisis DNA ini memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai identitas pria yang telah mengubah jalannya sejarah dunia.

(Mond)

#Internasional #ChristoperColumbus #Madrid