Breaking News

Dosa Mengerikan Akibat Perbuatan Adu Domba: Sebuah Renungan Mendalam

Ilustrasi 

Dirgantaraonline -
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia sering kali dihadapkan pada pilihan-pilihan moral yang menentukan nasib dan kehidupan mereka di masa mendatang. Dalam konteks ajaran Islam, salah satu dosa yang sangat diwaspadai adalah perbuatan namimah—atau yang lebih dikenal dengan istilah adu domba. Perbuatan ini, meski terlihat sepele, memiliki dampak luar biasa buruk bagi masyarakat dan kehidupan spiritual seorang Muslim.

Islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia, membawa nilai-nilai yang menuntun kepada kedamaian, cinta kasih, dan saling menghormati antar sesama. Ajaran ini menekankan pentingnya membangun jalinan persaudaraan yang kokoh, melarang keras segala bentuk perpecahan, pertikaian, dan kebencian. Dalam kehidupan bermasyarakat, tantangan untuk menjaga persatuan sering kali datang dari hal-hal kecil namun mematikan, seperti menyebar fitnah dan mengadu domba, yang sayangnya kerap kali terjadi tanpa disadari.

Apa Itu Namimah?

Namimah adalah perilaku menyebarkan berita atau perkataan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk menimbulkan perselisihan, permusuhan, dan perpecahan di antara mereka. Perbuatan ini tidak hanya sebatas menyampaikan informasi, tetapi juga sering kali mengandung unsur manipulasi, sehingga apa yang disampaikan menjadi lebih merusak daripada aslinya.

Sumber dari berita yang disampaikan dalam namimah sering kali bersifat rahasia atau pribadi, dan biasanya berisi hal-hal yang akan melukai perasaan atau menimbulkan kemarahan pihak yang mendengarnya. Pada intinya, tujuan dari perbuatan ini adalah untuk merusak hubungan baik antara dua pihak. Dalam hal ini, namimah bisa diibaratkan seperti api kecil yang perlahan membakar dan menghancurkan hubungan yang sudah lama terjalin.

Motivasi di Balik Namimah

Apa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan sekeji ini? Pada dasarnya, namimah lahir dari hati yang dipenuhi rasa iri, dengki, dan keinginan untuk menghancurkan kehidupan orang lain. Orang yang melakukan adu domba biasanya ingin melihat orang lain terpecah belah, bertikai, dan menderita. Ada rasa puas yang muncul ketika ia melihat bahwa perkataannya telah berhasil menimbulkan permusuhan, sekaligus mendapatkan keuntungan pribadi dari perpecahan yang terjadi.

Namun, apa yang dianggap sebagai keuntungan sesaat ini sebenarnya hanyalah jebakan. Sebab, dalam jangka panjang, orang yang berbuat namimah akan merasakan konsekuensi berat baik di dunia maupun di akhirat.

Peringatan Keras dari Al-Qur'an dan Hadis

Al-Qur'an dengan tegas memperingatkan betapa buruknya perbuatan ini. Dalam Surah Al-Humazah (104:1), Allah berfirman, “Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” Ini adalah peringatan serius bagi mereka yang suka menyebar fitnah dan memecah belah orang lain melalui perkataan buruk. Selain itu, dalam Surah Al-Qalam (68:10-12), Allah juga mengingatkan umat manusia untuk tidak mengikuti orang yang “... banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah, yang banyak menghalangi perbuatan baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa.”

Dalam sabda Nabi Muhammad SAW, dosa adu domba juga mendapat perhatian besar. Beliau bersabda, “Nammam (orang yang melakukan namimah) tidak akan masuk surga” (HR. Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa perbuatan adu domba bukanlah dosa yang ringan. Bahkan, Rasulullah pernah menyebutkan bahwa salah satu pintu surga mengharamkan masuknya orang yang suka mengadu domba. Bayangkan betapa besarnya akibat perbuatan ini hingga dapat menghalangi seseorang dari nikmat terbesar, yakni surga.

Konsekuensi Sosial dari Namimah

Dari sudut pandang sosial, namimah adalah racun yang mematikan. Perbuatan ini tidak hanya merusak hubungan antara dua individu, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas sosial secara keseluruhan. Sebuah komunitas yang dipenuhi oleh orang-orang yang gemar mengadu domba akan mudah retak dan hancur. Permusuhan akan menjadi hal yang biasa, kepercayaan akan hilang, dan masyarakat akan hidup dalam kecurigaan dan kebencian.

Kita sering melihat bagaimana keluarga, persahabatan, atau bahkan organisasi besar bisa runtuh hanya karena satu orang yang mengadu domba. Dampaknya begitu luas dan menghancurkan, sehingga terkadang sulit untuk membangun kembali kepercayaan yang sudah terlanjur hancur.

Membedakan Namam dan Qattat

Dalam literatur Islam, dikenal dua istilah yang sering dikaitkan dengan penyebaran berita buruk, yaitu namam dan qattat. Namam adalah orang yang mendengar berita secara langsung dan kemudian menyebarkannya, sedangkan qattat adalah orang yang mendengar berita dari sumber yang tidak jelas, lalu menyebarkannya tanpa mengetahui kebenaran informasi tersebut. Kedua tindakan ini sama-sama tercela dan dilarang dalam Islam karena keduanya memiliki potensi besar untuk menimbulkan kerugian yang serius.

Menghindari Perbuatan Adu Domba

Sebagai umat Muslim yang taat, sudah semestinya kita menjauhi segala bentuk perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan, termasuk namimah. Menjaga lisan, berhati-hati dalam menyampaikan informasi, dan selalu memeriksa kebenaran suatu berita sebelum menyebarkannya adalah langkah awal yang harus dilakukan. Selain itu, kita harus selalu memohon perlindungan kepada Allah agar terhindar dari godaan untuk melakukan perbuatan tercela ini.

Perbuatan adu domba tidak hanya mengancam kehidupan sosial di dunia, tetapi juga membawa dampak yang jauh lebih berat di akhirat. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami betul bahaya dari perbuatan ini dan berkomitmen untuk menjauhinya.

Akhirnya, mari kita renungkan firman Allah dan sabda Nabi Muhammad SAW tentang betapa terkutuknya orang yang suka mengadu domba. Semoga kita semua dijauhkan dari perbuatan yang hanya membawa kehancuran ini, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, dan semoga hidup kita selalu dipenuhi dengan rahmat, kedamaian, dan kasih sayang antar sesama manusia. InsyaAllah.

(Rini)

#Namimah #Islami #Religi #AduDomba