Breaking News

Drama Pelarian dari Tahanan Polres Tegal: Lubang 50 Meter dan Penangkapan Kembali Tiga Tahanan Kasus Narkotika

Tiga dari enam tahanan yang kabur dari ruang tahanan Polres Tegal telah berhasil ditangkap kembali pada Sabtu, 26 Oktober 2024.


D'On, Tegal -
Sabtu pagi, 26 Oktober 2024, di tengah hiruk-pikuk aktivitas masyarakat Kabupaten Tegal, berita besar menghentak perhatian publik. Tiga dari enam tahanan yang melarikan diri dari ruang tahanan Polres Tegal akhirnya berhasil ditangkap kembali dalam operasi besar-besaran yang melibatkan berbagai unit polisi. Ini bukan sekadar upaya pelarian biasa—para tahanan nekat menggali lubang sepanjang 50 meter menuju permukiman warga untuk melarikan diri.

Pelarian ini bermula pada dini hari Jumat, 25 Oktober 2024. Suasana mencekam saat para tahanan, yang diduga telah merencanakan aksinya selama berhari-hari, berhasil keluar dari ruang tahanan dengan cara yang mengingatkan pada film-film aksi. Lubang besar, dengan diameter cukup untuk dilalui tubuh manusia dewasa, ditemukan membentang dari dalam sel menuju Desa Pakembaran, Kecamatan Slawi. Lubang tersebut membawa para tahanan mendekati kebebasan mereka, setidaknya untuk sesaat.

Saat petugas jaga memeriksa ruang tahanan, pemandangan yang mengejutkan terpampang. Lubang selebar tubuh manusia ini terhubung langsung ke wilayah pemukiman penduduk yang padat. Polisi segera menggelar operasi pencarian secara intensif, menyusuri setiap sudut desa dan kawasan sekitar.

Penangkapan Tiga Tahanan dalam Waktu Kurang dari 24 Jam

"Alhamdulillah, dalam waktu kurang dari 24 jam, tiga tahanan yang kabur sudah kami tangkap kembali," ungkap Kasi Humas Polres Tegal, Ipda Hendri, dengan nada lega.

Tiga tahanan yang berhasil diringkus kembali tersebut adalah Tri Budoyo Bin Trimo, Abdul Jalil Bin Dasuki, dan Nabhan Zaidan Rofik BZ Bin Rofik, semuanya terlibat dalam kasus narkotika. Penangkapan mereka berlangsung dramatis. Polisi bergegas menyisir tempat-tempat persembunyian potensial, dibantu informasi dari warga sekitar yang curiga dengan pergerakan tak biasa di kawasan mereka.

Dalam operasi ini, aparat keamanan tak hanya mengandalkan kekuatan personel, tetapi juga teknologi pelacakan. Koordinasi antara berbagai elemen kepolisian dan warga setempat menjadi kunci utama keberhasilan operasi tersebut.

Tiga Tahanan Masih Berkeliaran

Namun, cerita belum berakhir. Tiga tahanan lainnya, termasuk satu yang dikenal licin dan berbahaya, masih belum ditemukan. Rahmat Nugroho alias Gondrong, seorang tahanan narkotika yang dikenal memiliki jaringan luas, menjadi target utama pencarian. Ia diduga memiliki kemampuan untuk bergerak cepat dan menyembunyikan jejak, membuat pihak kepolisian meningkatkan kewaspadaan.

Selain Gondrong, dua tahanan lainnya, Sekhu Udiarto Bin Wamin dan Wawan S alias Unyil Bin Suharto, yang terlibat dalam kasus pencurian, juga belum ditemukan. Hingga berita ini diturunkan, kepolisian terus berupaya mengejar ketiganya. Beberapa wilayah sudah disisir, namun keberadaan mereka masih menjadi misteri.

Lubang Pelarian: Bukti Keterampilan dan Keberanian atau Nekat?

Lubang sepanjang 50 meter yang digali oleh para tahanan menjadi bukti bahwa pelarian ini tidak terjadi secara spontan. Proses penggalian lubang, yang menyambung ke luar area tahanan, membutuhkan waktu, perencanaan, dan koordinasi. Tidak hanya itu, lubang tersebut menembus hingga ke desa, menunjukkan betapa beraninya para pelaku melarikan diri di tengah risiko tinggi.

Pihak kepolisian tengah menyelidiki bagaimana para tahanan bisa mendapatkan alat untuk menggali lubang tersebut dan sejauh mana keterlibatan pihak lain di luar penjara. “Ini bukan upaya pelarian yang biasa, kami akan terus menginvestigasi kemungkinan adanya bantuan dari dalam atau luar,” ujar Ipda Hendri.

Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar tentang sistem keamanan tahanan. Dengan kemampuan untuk menggali lubang sedalam itu tanpa terdeteksi, publik mempertanyakan apakah ada kelalaian dalam pengawasan. Polres Tegal berjanji untuk mengevaluasi prosedur pengamanan di ruang tahanan mereka agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

Kabar pelarian enam tahanan dari Polres Tegal menjadi sorotan luas, tidak hanya di wilayah Kabupaten Tegal, tetapi juga di tingkat nasional. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang namun waspada, terutama mereka yang tinggal di sekitar area pelarian. Kepolisian terus bergerak cepat dalam mengejar tiga tahanan yang masih buron, sementara evaluasi sistem keamanan tahanan menjadi pekerjaan rumah yang mendesak.

Seiring waktu berjalan, upaya penangkapan sisanya akan terus dilanjutkan, dan publik berharap keamanan segera dipulihkan di wilayah yang terimbas oleh insiden dramatis ini.

(Mond)

#Peristiwa #TahananKabur