Breaking News

Israel Akui Serangan yang Melukai Dua Anggota TNI dari Pasukan UNIFIL di Lebanon: Indonesia Mengecam Keras

Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL Indonesia berpatroli di Garis Biru, El Odeisse, Lebanon Selatan, 16 Februari 2023. Foto: Pasqual Gorriz (UNIFIL).


D'On, Naqura, Lebanon –
Dalam insiden yang memicu ketegangan diplomatik antara Israel dan Indonesia, Israel secara resmi mengakui bahwa pasukan militernya (IDF) telah melepaskan tembakan yang melukai dua anggota TNI yang tergabung dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL). Serangan tersebut terjadi di Naqura, wilayah perbatasan di selatan Lebanon, di mana UNIFIL telah ditempatkan sebagai penjaga perdamaian sejak tahun 1978.

Menurut laporan yang dikutip dari AFP, insiden ini berawal ketika milisi Hizbullah, kelompok bersenjata Syiah yang memiliki pengaruh besar di Lebanon, diduga beroperasi di sekitar pos pengawasan UNIFIL. Israel yang tengah melancarkan serangan terhadap Hizbullah di Lebanon, mengklaim bahwa pasukannya menembaki area tersebut karena kekhawatiran terkait aktivitas milisi di dekat posisi penjaga perdamaian.

Israel Klaim Sudah Berkoordinasi dengan UNIFIL

Juru bicara IDF menegaskan bahwa Israel selalu berusaha untuk menjaga komunikasi yang baik dengan UNIFIL, termasuk dalam insiden ini. Mereka mengklaim telah memperingatkan pasukan UNIFIL untuk tetap berada di zona aman karena pasukan IDF sedang aktif beroperasi di wilayah Naqura. Namun, meskipun ada peringatan, sebuah tank Merkava Israel dilaporkan melepaskan tembakan ke arah menara observasi di markas UNIFIL, menyebabkan dua anggota TNI terluka.

UNIFIL dalam pernyataan resminya mengonfirmasi kejadian tersebut, menyebutkan bahwa dua anggota penjaga perdamaian terluka akibat tembakan langsung dari tank IDF. Serangan itu membuat para personel terjatuh dari menara pengawasan. Meskipun kondisi kedua korban tidak dilaporkan dalam keadaan kritis, insiden ini tetap memicu keprihatinan serius tentang keselamatan personel PBB di wilayah konflik yang semakin memanas.

Reaksi Indonesia: Kemarahan dan Kecaman Keras

Tanggapan keras segera datang dari Jakarta. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam pernyataan tegasnya pada Kamis (10/10), mengutuk serangan IDF yang melukai dua anggota TNI di Lebanon Selatan. Retno menyatakan bahwa insiden ini merupakan pelanggaran serius terhadap hak-hak pasukan penjaga perdamaian internasional yang bertugas menjaga stabilitas di wilayah yang penuh dengan konflik.

"Pemerintah Indonesia mengecam keras serangan IDF di Lebanon Selatan yang melukai dua personel penjaga perdamaian PBB asal Indonesia," ujar Retno. Ia juga menekankan bahwa serangan ini melanggar mandat internasional UNIFIL dan menghancurkan kepercayaan yang selama ini terjalin di lapangan antara pasukan PBB dan IDF.

Retno mengingatkan IDF akan pentingnya menghormati posisi dan properti UNIFIL, serta menjamin keselamatan seluruh personel yang terlibat. Indonesia sebagai salah satu kontributor terbesar dalam pasukan perdamaian di dunia, termasuk di UNIFIL, memandang insiden ini sebagai ancaman serius terhadap upaya internasional dalam menjaga perdamaian dan keamanan global.

Konteks Konflik: Ketegangan yang Memanas di Selatan Lebanon

Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah di sepanjang perbatasan Lebanon. Sejak beberapa bulan terakhir, serangan-serangan sporadis terjadi di wilayah selatan Lebanon, di mana Hizbullah memiliki pengaruh kuat dan sering berkonfrontasi dengan pasukan Israel. Meskipun UNIFIL ditempatkan untuk menjaga perdamaian dan mencegah konflik berskala besar, serangan seperti ini menyoroti risiko tinggi yang dihadapi oleh pasukan penjaga perdamaian di daerah yang terus bergejolak.

Para analis menilai bahwa insiden di Naqura dapat memperburuk ketegangan di wilayah tersebut dan berpotensi memicu eskalasi lebih lanjut, baik antara Israel dan Hizbullah, maupun antara Israel dan komunitas internasional. Sebagai salah satu negara yang secara konsisten mendukung upaya perdamaian di Timur Tengah, Indonesia menegaskan kembali komitmennya untuk berperan aktif dalam menjaga stabilitas kawasan ini.

Sementara itu, UNIFIL telah memulai investigasi penuh atas insiden ini, bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang. Pasukan penjaga perdamaian PBB berfungsi sebagai elemen netral yang bertugas menjaga keamanan di wilayah konflik, dan setiap serangan terhadap mereka dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.

Dalam waktu dekat, perhatian akan tertuju pada bagaimana Israel dan Indonesia akan menavigasi dampak diplomatik dari insiden ini, sementara UNIFIL terus bekerja di lapangan untuk menjaga perdamaian di tengah kekacauan yang sedang berlangsung.

(Mond)

#Isreal #Peristiwa #TNI #Militer #Internasional