Breaking News

Kekerasan Mengerikan di Balik Topeng Badut: Kasus Andreas Sinaga di Padang

Andreas Sinaga Pelaku Penganiayaan

D'On, Padang -
Dalam sebuah insiden yang mengguncang warga Koto Tangah, Kota Padang, seorang pria bernama Andreas Sinaga (40), yang berprofesi sebagai badut, terlibat dalam tindak kekerasan terhadap seorang mahasiswi berinisial SF. Kejadian ini terjadi pada malam Jumat, 18 Oktober 2024, di sebuah toko di Jalan M Hatta, Kelurahan Cupak Tangah, Kecamatan Pauh.

Menurut keterangan resmi dari Kapolsek Pauh, AKP Narsiwan, Andreas berada di bawah pengaruh minuman keras saat melakukan tindakannya yang nekat. "Pelaku mengakui bahwa ia selalu mengonsumsi miras jenis tuak ketika beraksi sebagai badut," ujarnya. Narsiwan juga mengungkapkan bahwa pelaku telah mempersiapkan senjata tajam (sajam) yang digunakannya untuk mengancam korban, yang menunjukkan niat jahat dari awal.

Kejadian tersebut berawal ketika SF, pemilik toko, sedang beraktifitas di tempatnya. Andreas, yang mengenakan kostum badut Doraemon, datang dengan tujuan mengamen. Saat SF meminta maaf karena tidak bisa memberinya uang, Andreas menunjukkan kemarahannya dengan mengeluarkan kata-kata kasar. Tindakan ini membuat SF merasa tidak nyaman dan berusaha membuka bagian kepala kostum badut tersebut.

“Korban berusaha membuka kepala kostum badut yang dikenakan pelaku, namun pelaku mencegahnya dengan memegang kepala kostumnya,” jelas Narsiwan. Dalam keadaan emosi, Andreas kemudian merogoh saku kostumnya seolah mengambil sesuatu. Melihat hal tersebut, SF berinisiatif merekam tindakan pelaku dengan ponselnya. Saat kepala kostum badut itu berhasil dibuka, kemarahan Andreas semakin memuncak.

Dalam sekejap, pelaku mengejar dan memukul wajah SF, mengenai hidungnya, sambil menggenggam pisau yang mengancam. Dalam suasana tegang itu, Andreas mengancam akan menghancurkan toko dan membunuh SF. “Ia berteriak ancaman sambil mengacungkan pisau, menunjukkan betapa berbahayanya situasi tersebut,” kata Narsiwan.

Belakangan, terungkap bahwa Andreas tidak asing dengan masalah hukum. Dia pernah berurusan dengan pihak kepolisian dan bahkan pernah mendekam di penjara. Kini, kasus ini sedang ditangani dengan serius oleh kepolisian setempat, dan mereka berjanji akan memberikan tindakan tegas terhadap pelaku.

Kejadian ini tidak hanya mencerminkan risiko yang dihadapi para pelaku pengamen di jalanan, tetapi juga menggugah perhatian masyarakat tentang perlunya perhatian terhadap kesehatan mental dan penyalahgunaan zat di kalangan orang-orang yang terlibat dalam profesi informal. Para penegak hukum berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi, dan masyarakat dapat merasa aman di lingkungan mereka sendiri.

Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keamanan dan kewaspadaan di sekitar kita, bahkan ketika situasi tampak tidak berbahaya. Keberanian SF untuk merekam tindakan pelaku dapat menjadi pelajaran bagi orang lain untuk selalu waspada dan melaporkan tindak kekerasan yang terjadi di lingkungan mereka.

(Mond)

#Kriminal #Peristiwa #Padang