Breaking News

Kisruh Penganiayaan Masinton Pasaribu: Dari Tarik Baju hingga Laporan Balik

Suasana di Si Bolang Durian memanas ketika Wakil Ketua DPRD Tapteng, Camelia, terlibat perselisihan dengan calon Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu.


D'On, Medan -
Drama politik Tapanuli Tengah memanas setelah Wakil Ketua DPRD Tapanuli Tengah, Camelia Neneng, melaporkan Masinton Pasaribu, Calon Bupati Tapanuli Tengah, atas dugaan penganiayaan. Kasus ini bermula dari sebuah insiden yang tampaknya sepele—tarik-menarik baju—namun berkembang menjadi kontroversi yang menyedot perhatian publik dan mengancam reputasi para tokohnya.

Polrestabes Medan bergerak cepat menyelidiki kasus ini. Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol Jama Kita Purba, mengungkapkan bahwa Camelia telah menjalani visum setelah melaporkan dugaan kekerasan tersebut. “Ada lebam di bagian dada. Hasil visum menunjukkan adanya kemerahan di area tersebut,” ungkap Jama saat diwawancarai, Kamis (10/10).

Lebam ini, menurut polisi, terkait erat dengan dugaan tindak kekerasan. Polisi menemukan adanya indikasi kuat bahwa tiga kancing dari baju seragam PDIP yang dikenakan Camelia terlepas akibat tarikan keras. “Tiga kancing baju Camelia rusak. Dua di antaranya bahkan pecah. Ada sinkronisasi antara kondisi kancing yang rusak dengan lebam di tubuhnya,” tambah Jama.

Polisi kemudian mengamankan seragam PDIP tersebut sebagai barang bukti untuk memperkuat penyelidikan. Hingga saat ini, belum ada pemanggilan resmi terhadap Masinton, karena penyidik masih terus mengumpulkan fakta-fakta yang relevan.

Kronologi Insiden: Tarik Baju yang Berujung Laporan Polisi

Kejadian tersebut dilaporkan Camelia pada Senin dini hari (7/10), beberapa jam setelah insiden itu terjadi. Menurut Ari Mitara, seorang rekan yang menyaksikan peristiwa tersebut, Masinton diduga menarik baju Camelia dengan keras hingga menyebabkan tiga kancing terlepas.

Namun, di pihak lain, Masinton melalui kuasa hukumnya, Joko Situmeang, dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Joko menuding Camelia telah mendramatisir kejadian yang sebenarnya tidak sebesar itu. Tidak hanya membantah, Masinton bahkan melaporkan balik Camelia ke Polda Sumatera Utara dengan tuduhan penyebaran informasi palsu. “Kami sudah melakukan upaya hukum yang sesuai untuk membela hak-hak klien kami. Tuduhan yang dilayangkan oleh Camelia ini terlalu dilebih-lebihkan,” ujar Joko dalam pernyataannya.

Analisis Kasus: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Kasus ini jelas bukan sekadar masalah tarik baju biasa. Ada lebih banyak yang dipertaruhkan, termasuk reputasi politik dan citra publik kedua belah pihak. Tarikan baju yang mengakibatkan rusaknya tiga kancing dan lebam di tubuh Camelia bisa dianggap sebagai bentuk kekerasan fisik. Di sisi lain, kubu Masinton menolak narasi tersebut dan menyebutnya sebagai upaya pencemaran nama baik yang dilakukan dengan motif tertentu.

Sampai saat ini, publik masih menunggu hasil akhir penyelidikan kepolisian dan siapa yang sebenarnya berada di pihak yang benar. Tidak hanya di ranah hukum, perseteruan ini juga berdampak luas di masyarakat, mengingat kedua tokoh tersebut memiliki posisi penting di Tapanuli Tengah.

Bagi Masinton, tuduhan ini berpotensi merusak karier politiknya yang sedang menanjak, terutama di tengah pemilihan kepala daerah yang semakin dekat. Sementara bagi Camelia, laporan ini menjadi ujian besar dalam membela hak-haknya sebagai seorang perempuan di ranah publik, yang kerap kali tersisih oleh kekuatan politik yang lebih besar.

Namun, hingga kepolisian menyelesaikan investigasi dan fakta-fakta lebih lanjut terungkap, kasus ini masih menjadi tanda tanya besar.

(Mond)

#Peristiwa #Hukum #MasintonPasaribu