Kronologi Lengkap Penyekapan Anak 7 Tahun di Pos Polisi Pejaten: Teror di Tengah Kota
Ilustrasi
D'On, Jakarta – Pada hari Senin (28/10/2024), suasana di sekitar Pos Polisi Pejaten, Jakarta Selatan, mendadak mencekam ketika seorang bocah perempuan berusia tujuh tahun menjadi korban penyekapan yang dilakukan oleh pria berinisial IJ (54). Aksi dramatis ini menarik perhatian banyak orang setelah video penyekapan tersebut viral di media sosial. Berikut kronologi lengkap dari kejadian tersebut yang diungkap oleh pihak kepolisian.
Awal Kejadian: Rencana ‘Jalan-Jalan’ yang Berujung Mimpi Buruk
Insiden ini bermula pada Minggu malam (27/10/2024), ketika IJ, yang diketahui mengenal baik keluarga korban, meminta izin kepada orangtua korban, Y, untuk membawa anak perempuan mereka, S (7), pergi jalan-jalan. Tanpa kecurigaan, Y mengizinkan anaknya ikut dengan IJ setelah mendengar alasan bahwa mereka akan mengunjungi rumah sepupu korban. IJ berhasil membangun kepercayaan dengan orangtua korban, dan mulai membawa S berkeliling Jakarta Timur dan Selatan dengan sepeda motor.
Namun, di balik niat awal yang diungkapkan kepada orangtua korban, IJ ternyata berada dalam pengaruh narkoba jenis sabu. Dalam kondisi tersebut, pria ini mengalami halusinasi parah yang mendorongnya untuk melakukan tindakan berbahaya.
Malam yang Panjang: Berkeliling Jakarta dengan Halusinasi
Berdasarkan keterangan dari AKP Nurma Dewi, Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, IJ sudah menggunakan sabu selama empat hari berturut-turut. Pada malam itu, halusinasinya mencapai puncak. Ia merasa sedang dikejar oleh orang-orang yang sebenarnya tidak ada. Paranoia yang mendalam memicu IJ untuk mengambil tindakan yang ekstrem.
Sebelum akhirnya tiba di Pejaten, IJ membawa S berkeliling Jakarta dalam kondisi kacau, dengan pikirannya dipenuhi oleh rasa takut yang tidak rasional. Halusinasi bahwa dirinya sedang diburu orang-orang mendorong IJ untuk mencari ‘perlindungan’. Ketika akhirnya mereka sampai di Pos Polisi Pejaten pada Senin pagi, IJ memutuskan untuk menjadikan S sebagai tameng hidup agar tidak ‘ditangkap’ oleh orang-orang yang ia anggap mengejarnya.
Penyekapan di Pos Polisi: Pisau dan Teror di Tangan Pelaku
Sesampainya di Pos Polisi Pejaten, IJ yang berada dalam puncak ketakutan mengeluarkan pisau. Dengan pisau di tangannya, ia menyandera S di dalam pos polisi. Halusinasinya memerintahkan dia untuk menggunakan bocah kecil itu sebagai perisai agar orang-orang yang dikejarnya tidak mendekat. Dalam pandangannya yang terdistorsi, keberadaan anak kecil bisa menghentikan pengejaran.
Situasi menjadi sangat mencekam. Bocah perempuan tersebut tampak sangat ketakutan, menahan tangis di bawah ancaman pisau yang berkali-kali diarahkan oleh IJ ke lehernya. Di luar pos, suasana penuh dengan kecemasan. Banyak pengendara yang berhenti dan pejalan kaki yang melihat kejadian ini. Meski situasi tersebut terlihat oleh banyak saksi, tidak ada yang berani mendekat atau mencoba menyelamatkan S. Warga hanya bisa menyaksikan dari jauh dengan harap-harap cemas.
Viral di Media Sosial: Publikasi yang Menyulut Respon Cepat Polisi
Aksi penyekapan ini dengan cepat tersebar luas setelah seorang saksi mata, dengan akun X bernama @milusaid, mengunggah video singkat dari kejadian tersebut sekitar pukul 10.19 WIB. Dalam cuitannya, ia menuliskan bahwa peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 10.00 WIB di depan Pejaten Village. Dalam video yang diunggah, terlihat jelas IJ yang sedang menyandera S di belakang pintu Pos Polisi, dengan pisau kecil yang terus ia arahkan ke bocah tersebut.
Unggahan tersebut langsung viral, menarik perhatian masyarakat luas dan pihak berwenang. Tak lama setelah video itu tersebar, polisi berhasil tiba di lokasi dan segera melakukan tindakan penyelamatan. IJ berhasil diamankan tanpa adanya perlawanan berarti, dan S pun segera dibawa ke tempat yang aman meskipun mengalami luka ringan akibat pisau yang ditodongkan ke arahnya.
Kondisi Korban dan Langkah Hukum
Meskipun berhasil diselamatkan, korban mengalami luka fisik di pipinya akibat percobaan melarikan diri yang dihalangi oleh IJ. Saat berusaha kabur, IJ dengan cepat mengarahkan pisau ke arahnya, menyebabkan luka gores pada wajah S. Polisi juga terus menyelidiki apakah selama penyekapan tersebut korban sempat mengalami kekerasan seksual. Hingga saat ini, indikasi pelecehan seksual masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
“Korban mencoba lari, tetapi pelaku menodongkan pisau ke arahnya, sehingga terjadi luka di pipi,” ungkap Nurma.
IJ, yang sudah positif menggunakan narkoba jenis sabu berdasarkan hasil tes, kini harus berhadapan dengan jeratan hukum yang berat. Ia dikenakan pasal berlapis, mulai dari undang-undang terkait narkoba, perlindungan anak, hingga undang-undang darurat mengenai kepemilikan senjata tajam.
Kejadian ini meninggalkan trauma mendalam bagi korban dan keluarganya. Selain luka fisik, trauma psikologis yang dialami bocah tujuh tahun tersebut mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk pulih. Publik pun dikejutkan dengan betapa cepatnya situasi yang terlihat ‘normal’ bisa berubah menjadi mimpi buruk yang mematikan. Penggunaan narkoba yang semakin meluas di kalangan masyarakat memperlihatkan bahaya nyata, tidak hanya bagi pengguna tetapi juga bagi orang-orang di sekitarnya.
Dalam insiden ini, sebuah keluarga harus menghadapi kenyataan pahit bahwa orang yang mereka percayai ternyata bisa berubah menjadi ancaman mematikan ketika berada di bawah pengaruh narkoba.
(Mond)
#Peristiwa #Viral #Penyekapan