Breaking News

Lonjakan Kasus DBD di Padang: Pentingnya PSN dan 3M Plus untuk Menekan Penyebaran


D'On, Padang –
Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kesehatan terus memperkuat upaya penanganan dan pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) yang angkanya terus bertambah. Hingga September 2024, tercatat sudah ada 395 kasus DBD di Kota Padang. Ini menandakan situasi yang perlu diwaspadai, terutama memasuki musim hujan yang sering kali menjadi momentum penyebaran lebih luas penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini.

Menurut data yang dihimpun, kasus DBD di Kota Padang menunjukkan peningkatan yang fluktuatif sepanjang tahun. Pada Januari, terdapat 48 kasus, disusul 40 kasus di Februari, dan 34 kasus di bulan Maret. Meskipun ada sedikit penurunan di beberapa bulan, namun Juni mencatat angka tertinggi dengan 50 kasus. Tren kasus terus bertahan di angka puluhan dengan masing-masing 49 kasus di bulan Juli, dan 47 kasus baik di bulan Mei maupun Agustus, hingga akhirnya tercatat 44 kasus pada September.

Melihat perkembangan ini, Evawestari, Sub Koordinator Pencegahan & Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kota Padang, menyampaikan bahwa salah satu langkah paling efektif dalam pencegahan DBD adalah melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Menjaga kebersihan lingkungan harus menjadi prioritas kita semua. Ini memerlukan dukungan dari semua sektor, mulai dari warga, pemerintah, hingga kelurahan dan kecamatan. Kolaborasi ini penting agar kita bisa mengendalikan penyebaran penyakit ini,” tegasnya saat diwawancarai, Senin (14/10/2024).

Langkah Konkret: Pemberantasan Sarang Nyamuk dan Fogging Selektif

Sebagai bagian dari upaya pengendalian DBD, Dinas Kesehatan Kota Padang aktif menggalakkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui berbagai aksi di lapangan. Salah satu yang rutin dilakukan adalah gotong royong membersihkan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Setelah itu, dilakukan tindakan fogging untuk menekan populasi nyamuk dewasa di area-area yang teridentifikasi rawan.

Namun, Evawestari menekankan bahwa fogging tidak dilakukan sembarangan. Ada kriteria ketat untuk menentukan apakah suatu daerah memerlukan fogging atau tidak. “Jika dalam satu kawasan ada lebih dari satu rumah yang memiliki jentik nyamuk dan tingkat keberadaan jentik melebihi 5 persen, maka fogging harus segera dilakukan. Tetapi jika hanya satu rumah yang memiliki jentik, dan masih dalam batas 5 persen, artinya lingkungan sekitarnya relatif aman. Dalam kasus ini, fokus kita adalah memastikan rumah yang terjangkit benar-benar bersih dari jentik nyamuk,” jelasnya.

Pentingnya 3M Plus: Lebih dari Sekadar Menguras dan Menutup

Tidak hanya berhenti pada PSN dan fogging, warga juga diimbau untuk disiplin menjalankan metode 3M Plus yang terbukti efektif dalam memutus rantai penyebaran DBD. 3M Plus sendiri terdiri dari tiga langkah utama: menguras bak mandi dan tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, serta memanfaatkan barang-barang bekas dengan cara mendaur ulang.

Evawestari menekankan bahwa masyarakat perlu memahami bahwa 3M Plus bukanlah sekadar tindakan sementara, tetapi harus menjadi kebiasaan sehari-hari, terutama dalam kondisi cuaca yang sering berubah-ubah. “Selain tiga langkah utama, warga juga diimbau untuk melakukan tindakan tambahan, seperti memasang kawat kasa di ventilasi rumah agar nyamuk tidak masuk, mengenakan pakaian lengan panjang saat keluar rumah, serta menggunakan lotion atau obat anti nyamuk. Ini adalah bagian dari 'plus' yang harus diperhatikan,” tuturnya.

Satu Rumah, Satu Jumantik: Gerakan Partisipatif Melawan DBD

Untuk memperkuat upaya pencegahan, Dinas Kesehatan Kota Padang telah menggagas program inovatif berupa gerakan "Satu Rumah, Satu Juru Pemantau Jentik" atau lebih dikenal dengan program Jumantik. Melalui program ini, setiap rumah tangga diharapkan memiliki satu anggota keluarga yang bertanggung jawab secara aktif untuk memantau kondisi lingkungan rumah dari potensi sarang nyamuk.

Program Jumantik ini sejalan dengan langkah edukasi dan penyuluhan yang digalakkan melalui puskesmas dan posyandu. “Kami secara rutin melakukan penyuluhan di puskesmas dan posyandu, serta mengajak masyarakat untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan mereka. Kami ingin warga tidak hanya tahu bagaimana mencegah DBD, tetapi juga aktif berperilaku hidup sehat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan,” tutup Evawestari.

Dengan kerjasama seluruh elemen masyarakat dan kepatuhan terhadap langkah-langkah pencegahan seperti PSN, 3M Plus, dan program Jumantik, diharapkan kasus DBD di Kota Padang dapat ditekan dan risiko penyebarannya diminimalkan. Menghadapi ancaman nyamuk Aedes aegypti, kolaborasi, kesadaran, dan tindakan nyata dari masyarakat menjadi kunci utama dalam mengatasi tantangan kesehatan ini.

(Mond)

#DBB #Padang